Dari 454 sampel yang dikirimkan Laboratorium RSUD Raden Mattaher Jambi, ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, tujuh di antaranya merupakan varian Delta Ay1 dan Ay 3.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi akan melacak pasien Covid-19 yang diketahui terpapar virus Covid-19 varian Delta. Dari 454 sampel yang dikirimkan RSUD Raden Mattaher di Jambi ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, tujuh di antaranya merupakan varian Delta.
Penanggung Jawab Laboratorium PCR Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi dr Sotianingsih menyatakan sudah mengirimkan sampel sebanyak 454 kepada Lembaga Biologi Eijkman. Hasil uji keluar pada Selasa lalu. Tujuh sampel diketahui merupakan varian Delta. ”Dua orang varian Delta Ay1 dan lima orang varian Delta Ay3,” katanya.
Menurut Sotia, hingga kini pihaknya belum dapat mengetahui siapa saja pasien yang dimaksud dan dari mana asalnya. ”Karena saat mengirimkan sampel, kami tak mencantumkan nama dan alamat, hanya berdasarkan nomor. Ini sedang kami lacak lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan juru bicara Satgas Covid-19 Provinsi Jambi, Johansyah, masuknya virus dengan varian Delta ini sangat mengkhawatirkan pihaknya. Itu karena varian ini disebut-sebut memiliki daya tular yang lebih masif.
Jika pada SARS-CoV-2, satu orang menulari 4 orang, pada virus dengan varian Delta bisa menulari 10 orang. Karena itu, semua satuan tugas penanganan Covid-19 di daerah diminta mewaspadai dan cepat menangani.
Viral load atau kandungan virus pada orang yang terinfeksi varian Delta sangat tinggi dibandingkan dengan mereka yang terinfeksi dengan jenis virus SARS-CoV-2 versi awal yang ditemukan di Wuhan, China.
Varian Delta diketahui sangat menular dengan masa inkubasi lebih singkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyarankan Indonesia memperkekat pembatasan untuk menghindari lebih banyak korban jiwa, sebagaimana diberitakan Kompas, 24 Juli 2021, dengan judul ”Varian Delta Susah Dihentikan, WHO Sarankan Pembatasan Ketat”.
Laporan WHO menyebutkan, selama satu minggu 12-18 Juli, sebanyak 32 dari 34 provinsi melaporkan peningkatan jumlah kasus yang mengkhawatirkan, yaitu 50 persen atau lebih. Sebanyak 21 provinsi, dengan penambahan 8 provinsi dalam sepekan terakhir telah ditemukan varian Delta.
Kajian terbaru menunjukkan, viral load atau kandungan virus pada orang yang terinfeksi varian Delta sangat tinggi dibandingkan dengan mereka yang terinfeksi dengan jenis virus SARS-CoV-2 versi awal yang ditemukan di Wuhan, China.
Temuan ini ditulis ahli epidemiologi Jing Lu dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Guangdong, China, dan tim di edisi pracetak medRxiv dan ditulis di Nature pada 21 Juli 2021.
Sementara itu, dalam webinar yang diselenggarakan Ikatan Dokter Indonesia, dr Nirwan Satria dari IDI Wilayah Jambi menyebutkan 90 dokter terpapar Covid-19. Dari jumlah tersebut, saat ini yang menjalani isolasi mandiri 48 orang, sedangkan 7 orang sedang dirawat. Selama masa pandemi, tiga dokter yang terkofirmasi positif Covid-19 meninggal.