Perpanjangan PPKM Level 4 di Kota Tegal Dipakai untuk Genjot Vaksinasi
Perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 4 dimanfaatkan Pemkot Tegal di Jateng menggenjot vaksinasi. Di Kota Pekalongan, perpanjangan PPKM untuk memperbaiki sarana dan penunjang tempat wisata.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Pemerintah Kota Tegal, Jawa Tengah, memanfaatkan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 4 untuk menggenjot capaian vaksinasi. Pada Oktober 2021, pemerintah setempat menargetkan 90 persen warganya telah divaksin Covid-19.
Pemerintah pusat memutuskan untuk melakukan perpanjangan masa berlaku PPKM level 2, level 3, dan level 4 hingga Senin (2/8/2021). Kendati diperpanjang, sejumlah aturan dalam PPKM mulai dilonggarkan. Keputusan itu didasari oleh tiga faktor, yaitu indikator laju penularan kasus, respons sistem kesehatan berdasarkan panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan kondisi sosial ekonomi masyarakat (Kompas.id, 25/7).
Di Kota Tegal, perpanjangan PPKM level 4 dimanfaatkan untuk mempercepat vaksinasi, khususnya terhadap pelaku usaha dan karyawan perusahaan. Vaksinasi terhadap pelaku usaha dan karyawan perusahaan ini diharapkan bisa menekan potensi penyebaran Covid-19 di lingkungan usaha.
”Saya berharap sebelum perpanjangan PPKM level 4 selesai pada 2 Agustus, semua pelaku usaha dan karyawannya sudah divaksin semua. Kalau yang kerja di lingkungan usaha semuanya sudah divaksin, secara bertahap kami akan menerapkan aturan wajib vaksin juga bagi para pengunjung di tempat-tempat usaha,” kata Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, Selasa (27/7/2021).
Menurut Dedy, pihaknya akan segera menerapkan aturan wajib menunjukkan sertifikat vaksinasi bagi masyarakat yang akan berkunjung ke tempat-tempat usaha di Kota Tegal, seperti mal, pasar tradisional, dan pusat perbelanjaan. Orang-orang yang belum divaksin juga akan divaksin di tempat.
”Nanti, di mal-mal, pusat perbelajaan, dan di pasar kami menyiapkan anggota Satpol PP untuk memeriksa kartu vaksin. Lalu, kami juga menyiagakan tim vaksinasi yang bertugas menyuntik pengunjung yang belum divaksin. Ini tidak hanya berlaku bagi pengunjung dari wilayah Kota Tegal, tetapi juga dari daerah tetangga yang sering berkunjung ke sini, seperti Kabupaten Tegal, Pemalang, dan Brebes,” ujarnya.
Selain di pusat-pusat bisnis, Dedy akan segera membuka 1.000 gerai vaksinasi di sejumlah lokasi, antara lain di semua rumah sakit, klinik kesehatan, puskesmas, kantor kecamatan, kantor koramil, kantor polesk, sekolah-sekolah, kampus-kampus, dan gedung-gedung olahraga. Upaya itu dilakukan untuk mempercepat pencapaian kekebalan komunal di wilayahnya. Ia menargetkan, pada Oktober, sebanyak 90 persen warga di Kota Tegal sudah divaksin Covid-19.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Tegal, hingga Jumat (23/7/2021) sebanyak 77.766 orang di wilayahnya sudah divaksin. Jumlah itu sekitar 36 persen dari target sasaran yang ada sekitar 213.046 orang. Sasaran dengan capaian tertinggi adalah pelayan publik sebesar 202,26 persen. Adapun capaian paling rendah adalah remaja sebesar 2,61 persen.
”Percepatan vaksinasi kami lakukan dengan menggandeng ratusan mahasiswa dari perguruan tinggi kesehatan. Mereka kami beri pelatihan terkait dengan vaksinasi sebelum kami bertugas di gerai-gerai vaksinasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari.
Perbaikan sarana
Sementara itu, di Kota Pekalongan, perpanjangan PPKM level 4 diisi dengan kegiatan perbaikan sarana dan prasarana di obyek wisata. Hal ini dilakukan untuk menunjang kenyamanan pengunjung.
”Meski tempat-tempat wisata tutup, para pengelola masih tetap masuk untuk melakukan perbaikan dan prawatan sarana dan prasarana sehingga saat nanti tempat wisata boleh buka, semuanya sudah siap,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Pekalongan Sutarno.
Sutarno belum bisa memastikan kapan tempat wisata boleh beroperasi kembali. Menurut dia, fokus utama pemerintah kini adalah mengendalikan lonjakan kasus Covid-19.
Hingga Selasa pagi, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Pekalongan sebanyak 4.600 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 192 merupakan kasus aktif dan sebanyak 239 orang meninggal dunia.