Keamanan dan Inovasi Pelayanan Jadi Kunci Pemulihan Sektor Pariwisata
Pariwisata jadi salah satu sektor yang paling terpuruk akibat kebijakan pembatasan aktivitas, dampak pandemi Covid-19. Para pelaku dituntut beradaptasi dengan memprioritaskan keamanan dan kesehatan, termasuk vaksinasi.
Oleh
GREGORIUS MAGNUS FINESSO
·4 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Keamanan dan inovasi menjadi kunci pemulihan sektor pariwisata, termasuk di Jawa Tengah, yang lama terpuruk akibat pandemi Covid-19. Selain mempercepat vaksinasi bagi para pelaku wisata, inovasi pelayanan juga mesti terus diupayakan mengacu protokol kesehatan.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Tengah Sugeng Sugiantoro mengatakan, dampak pandemi ikut mendorong warga mengutamakan keamanan dan kesehatan di tempat-tempat wisata. Keamanan dapat terjamin jika pengelola tempat wisata mengutamakan protokol kesehatan.
”Standar CHSE (kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan) mesti jadi prioritas utama pelaku wisata, termasuk elemen-elemen pendukungnya, mulai dari hotel dan restoran, agen wisata, hingga penyedia kendaraan,” ungkap Sugeng, Kamis (22/7/2021).
Menurut Sugeng, para pelaku wisata memang terpuruk akibat dampak berbagai pembatasan aktivitas selama pandemi Covid-19. Namun, dia meyakini, saat pintu pembatasan mulai dilonggarkan, pariwisata akan menjadi salah satu hal yang dicari warga. Terutama setelah jenuh dengan berbagai pembatasan aktivitas.
Meski demikian, para pelaku wisata tidak boleh terlena dengan melalaikan protokol kesehatan. Terlebih, pandemi belum akan usai dalam waktu dekat. Untuk itu, pembatasan kuota, jaga jarak, dan vaksinasi mesti diprioritaskan.
Selain itu, Sugeng juga mendorong inovasi pelayanan untuk menjamin keamanan para pelaku wisata, seperti dengan reservasi daring. Tur wisata daring juga bisa dihelat sebagai pasar alternatif bagi warga yang merindukan bertamasya meski hanya dari rumah.
Upaya vaksinasi massal bagi pelaku wisata juga terus digalakkan, termasuk di Jawa Tengah. Salah satunya digelar di Kampoeng Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, Kamis (22/7/2021). Kegiatan bertajuk ”Vaccine in The Sky” ini hasil kolaborasi Komando Daerah Militer (Kodam) IV/Diponegoro, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Semarang, serta PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX.
Vaksinasi yang digelar selama dua hari ini menargetkan 2.000 penerima dengan menyasar para pelaku wisata, keluarga, dan masyarakat umum.
Frina Bonita, General Manager Kampoeng Kopi Banaran, menuturkan, biasanya vaksinasi diadakan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan. Namun, pihaknya mencoba mengadakan di lokasi wisata yang asri dengan harapan masyarakat lebih rileks dan santai.
Lokasi Banaran Sky View berada di antara kebun kopi dengan latar belakang pemandangan Rawa Pening dan pegunungan. Dia juga berharap, tempat wisata, termasuk Kampung Kopi Banaran, bisa kembali beroperasi pada 26 Juli.
Rohman Widodo, pekerja Kopeng Treetop Salatiga, mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi massal tersebut. ”Dengan melihat pemandangan di Banaran Sky View, saya lebih santai dan rileks saat disuntik. Saya berharap vaksinasi ini menambah kekebalan tubuh,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang Dewi Pramuningsih mengatakan, ada 4.000 pekerja sektor wisata yang sudah divaksin. Pihaknya terus berupaya agar pelaku wisata dapat memperoleh vaksinasi.
Sejauh ini, lanjut Dewi, belum ada laporan adanya usaha di sektor wisata yang gulung tikar. Pihaknya selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dan terus bekerja sama agar bisa keluar dari pandemi.
Harapan kami semua bisa divaksinansi sehingga ketika PPKM level ini selesai, pariwisata di Kabupaten Semarang sudah siap menerima kunjungan dengan para pengelolanya sudah divaksin. (Dewi Pramuningsih)
”Harapan kami semua bisa divaksinansi sehingga ketika PPKM level ini selesai, pariwisata di Kabupaten Semarang sudah siap menerima kunjungan dengan para pengelolanya sudah divaksin. Otomatis akan menjamin bahwa yang akan berwisata itu aman dan nyaman. Harapannya kesehatan pulih, ekonomi bangkit,” jelas Dewi.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran (PHRI) Kabupaten Semarang, Fitri Rizani mengungkapkan, dengan vaksinasi ini, diharapkan calon pelancong semakin merasa aman berwisata karena tahu para pelaku wisata sudah mendapat vaksinasi. “Jadi ada poin tambahan bahwa dengan datang ke tempat wisata di Kabupaten Semarang, sudah ada jaminan pekerjanya telah divaksin,” terangnya.
Menanggapi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4, lanjut Fitri, pihaknya telah menyampaikan kepada pemerintah kabupaten agar tidak dilakukan penutupan pada restoran dan hotel, tetapi pemberlakuan pembatasan secara ketat. Dengan demikian, baik dari pariwisata kuliner maupun destinasi wisata yang dibuka akan berdampak kepada okupansi hotel.
Menurut dia, kondisi hotel dan restoran saat ini benar-benar terpuruk. Dia juga berharap ada bantuan sosial bagi para pekerja sektor wisata. “Sebagian hotel sudah ada yang ditawarkan ke investor karena biaya operasional tinggi. Dari data yang masuk, di Kabupaten Semarang sudah ada empat yang dijual. Ini masih ada dua lagi yang meminta bantuan kami untuk ditawarkan kepada investor,” ujar Fitri.
Komandan Daerah Militer (Dandim) Kabupaten Salatiga yang juga ikut bekerja sama dalam acara “Vaccine In The Sky” menuturkan, pihaknya diberi jatah sekitar 30 persen dari alokasi vaksin untuk didistribusikan kepada berbagai lapisan masyarakat di wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Salah satunya dengan penyediaan vaksin dan dokter pada “Vaccine In The Sky”.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha menjelaskan, target vaksinasi di daerah tersebut sekitar 806.000 orang. Vaksinasi tahap pertama sudah terlaksana sekitar 115.000 orang dan vaksinansi tahap kedua sekitar 76.000 orang. Ia sangat berharap penyaluran vaksinasi dari dinas kesehatan setempat dioptimalkan.