Oksigen Cair Habis, Rumah Sakit Immanuel Bandung Andalkan Oksigen Tabung
Oksigen cair di RS Immanuel, Kota Bandung, habis, Senin (19/7/2021). Defisit oksigen di Jabar mencapai 300 ton hingga pertengahan Juli ini. Pemprov Jabar sedang mengupayakan stok oksigen untuk rumah sakit.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA / TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Oksigen cair Rumah Sakit Immanuel, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Senin (19/7/2021) malam habis. Akibatnya, rumah sakit mengandalkan oksigen tabung dari sejumah pihak sambil menunggu oksigen cair datang.
Gideon Dwi Pamungkas dari Bagian Legal RS Immanuel menyatakan, oksigen cair sebanyak 3 ton dari PT Samator Gas Industri diperkirakan baru datang pada Selasa pukul 04.00. Sebelumnya, beredar surat dari pihak RS Immanuel kepada pasien yang menunjukkan kondisi oksigen sentral hanya bisa bertahan tiga jam ke depan.
”Benar itu surat edaran dari kami. Kira-kira kami mengedarkannya pukul 17.30. Kalau dihitung, oksigen yang ada hanya bisa bertahan sekitar pukul 20.30. Kami baru pertama kali mengalami kondisi seperti ini, apalagi jumlah pasien Covid-19 yang ditangani di sini (RS Immanuel) berjumlah 80 orang,” ujarnya.
Menurut Gideon, setelah mendapatkan informasi tersebut, sejumlah pihak menghubungi pihak rumah sakit untuk menawarkan bantuan oksigen tabung. Dari bantuan tersebut, diharapkan kebutuhan oksigen pasien dapat tertangani hingga kedatangan oksigen cair.
”Setelah surat itu beredar banyak bantuan yang datang. Keluarga pasien langsung menghubungi kami untuk menawarkan penggunaan oksigen tabung. Posko oksigen Jabar pun sekitar pukul 01.00 ini rencananya akan mengirim 16 tabung oksigen berukuran 1 meter kubik,” paparnya.
Gideon memaparkan, kebutuhan oksigen rumah sakit ini sangat tinggi. Sebagai gambaran, bantuan oksigen cair dari PT Pupuk Sriwidjaja Palembang kepada RS Immanuel 4,3 ton hanya bertahan selama 1,5- 2 hari.
Karena itu, keberadaan oksigen sentral menjadi hal yang krusial di rumah sakit. Apalagi, berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), hingga Senin (19/7/2021) pukul 11.00, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit di Jabar masih menyentuh angka 79,52 persen. Persentase ini menurun 0,02 persen dibandingkan sehari sebelumnya.
Jumlah ini setara dengan 15.450 tempat tidur yang terisi dari total 19.428 unit yang tersedia. Dari jumlah tersebut, keterisian RS di Bandung Raya mencapai 3.118 unit dari total 3.794 tempat tidur atau 82,18 persen.
Hingga Senin (19/7/2021) pukul 22.30, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jabar mencapai 508.814 orang atau bertambah 9.398 orang dari kemarin. Dari jumlah tersebut, 115.257 pasien masih menjalani perawatan atau isolasi.
Sementara itu, 386.308 orang telah dinyatakan sembuh atau bertambah 4.891 orang dari sehari sebelumnya. Namun, pandemi ini merenggut 7.249 korban jiwa.
Pemerintah Provinsi Jabar masih berupaya memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit rujukan Covid-19. Selain mendatangkan oksigen cair dari beberapa perusahaan, sejumlah pihak juga menyalurkan bantuan ratusan tabung oksigen.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyampaikan, kebutuhan oksigen di provinsi itu terus meningkat. Tidak hanya untuk kebutuhan rumah sakit, tetapi juga pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri.
”Pak Sekda (Sekretaris Daerah) telah menghitung neraca kebutuhan oksigen di Jabar. Yang biasa normal, saat ini melonjak bekali-kali lipat. Sehingga kita ada defisit (per 14 Juli 2021) sampai 300 ton,” katanya.
Kamil menuturkan, pihaknya fokus membeli dan mencari ketersediaan oksigen ke daerah lain dan negara tetangga. Pada Selasa (6/7/2021), pihaknya menerima 10 ton oksigen dari PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri).
Selain itu, bantuan 700 tabung oksigen diberikan oleh Badan Amil Zakat Nasional dan PT Abyro Multitecno Cemerlang, Rabu (14/7/2021). Sementara 1.500 tabung oksigen bakal didatangkan dari Singapura.
Kamil telah meminta pemerintah kabupaten/kota untuk mendirikan posko tabung oksigen. Hal ini untuk mempermudah pengaturan pinjam pakai dan pendistribusian oksigen kepada pasien yang membutuhkan.