Aktivitas Meningkat Lagi, Sinabung Muntahkan Kolom Abu 1.000 Meter
Gunung Sinabung kembali meletus, Senin (19/7/2021) malam. Gunung berstatus level III atau Siaga itu meletus dua kali dan menyebabkan paparan abu vulkanis di Kecamatan Naman Teran.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KABANJAHE, KOMPAS — Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus, Senin (19/7/2021) malam. Gunung berstatus level III atau Siaga itu meletus dua kali dan menyebabkan paparan abu vulkanis di sejumlah desa di Kecamatan Naman Teran.
”Pagi ini kami berfokus membersihkan tumpukan abu di jalan agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Natanail Peranginangin, Selasa (20/7/2021).
Aktivitas Sinabung sebelumnya mereda dalam beberapa pekan terakhir. Letusan hanya terjadi beberapa kali dengan tinggi kolom abu yang kecil, yakni di bawah 1.000 meter. Namun, Sinabung kembali meletus pada Senin pukul 18.50 dengan tinggi kolom abu 1.000 meter dan pukul 19.01 dengan tinggi kolom abu 300 meter.
Kolom abu hasil letusan berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan tenggara. Embusan angin pun membawa abu ke wilayah Kecamatan Naman Teran.
Natanail mengatakan, aktivitas masyarakat di desa-desa yang terpapar abu pada Selasa pagi sudah berjalan seperti biasa. Masyarakat tetap beraktivitas di ladang dan warung-warung tetap buka. Paparan abu juga tidak tebal dan tidak merusak ladang warga.
Petugas dari Pemerintah Kabupaten Karo, kepolisian, TNI, dan masyarakat pun membersihkan abu vulkanis yang menumpuk di jalan, teras rumah, dan sebagian ladang. Petugas mengerahkan sejumlah mobil pemadam kebakaran untuk membersihkan jalan.
Natanail mengatakan, mereka meminta warga tetap memakai masker, khususnya ketika keluar rumah. Ini untuk mengurangi dampak paparan abu pada sistem pernapasan.
Pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra, mengatakan, aktivitas kegempaan Sinabung juga meningkat pesat. Sebelumnya, kegempaan Sinabung sudah menurun drastis dengan frekuensi hanya 1-4 kali sehari yang didominasi gempa jenis frekuensi rendah, hibrida, dan embusan.
Pada Senin, kegempaan meningkat pesat dengan didominasi gempa hibrid 13 kali yang menandakan pembentukan kubah lava serta gempa guguran tiga kali yang menunjukkan tidak stabilnya kubah lava. Selain itu, juga terjadi gempa embusan dan letusan.
”Sinabung bisa meletus dengan skala besar sewaktu-waktu. Kami meminta masyarakat waspada dan tidak masuk ke zona merah,” kata Armen.
Zona merah Sinabung meliputi radius 3 kilometer dari puncak Sinabung. Namun, khusus sektor timur-utara, radiusnya sejauh 4 kilometer dan sektor selatan-timur sejauh 5 kilometer. Selain itu, masyarakat juga dilarang beraktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi.
Masyarakat juga diminta mengamankan sarana air bersih agar tidak terpapar abu vulkanis serta membersihkan atap rumah dari abu agar tidak roboh ketika hujan turun.
Anto Sembiring (40), warga Kecamatan Tiga Pancur, mengatakan, letusan Sinabung pada Senin malam terpantau cukup besar. Kepulan abu hasil letusan tampak condong ke Kecamatan Naman Teran. ”Letusannya terlihat jelas, tetapi abunya tidak sampai ke Tiga Pancur,” katanya.
Anto mengatakan, warga tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Abu vulkanis pun tidak mengganggu aktivitas warga dan tidak merusak ladang mereka.