Di Sidoarjo, Jawa Timur, penyembelihan hewan kurban sebagian dilakukan di rumah potong hewan dan sebagian lainnya tetap di masjid atau mushala. Pembagian daging kurban dilakukan langsung dari pintu ke pintu.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Semangat berkurban dalam momen perayaan Idul Adha 1442 Hijriah tetap tinggi di tengah pandemi Covid-19. Di Sidoarjo, Jawa Timur, penyembelihan hewan kurban sebagian dilakukan di rumah potong hewan dan sebagian lainnya tetap di masjid atau mushala. Pembagian daging kurban dilakukan langsung dari pintu ke pintu.
Salah satu yang memilih penyembelihan hewan kurban di rumah potong hewan (RPH) adalah Polresta Sidoarjo. Kepala Polresta Sidoarjo Komisaris Besar Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan, pada Idul Adha kali ini pihaknya berkurban sebanyak 15 sapi dan 61 kambing.
Hewan-hewan kurban itu disalurkan kepada sejumlah pihak yang berhak menerima, seperti pondok pesantren, yayasan yatim piatu, masjid, dan mushala. Penyerahan hewan kurban secara simbolis dilakukan di Markas Polresta Sidoarjo, Senin (19/7/2021).
”Untuk penyembelihan hewan kurban dilakukan di RPH. Daging kurban akan dibagikan secara langsung kepada yang berhak menerima dari pintu ke pintu agar tidak ada kerumunan yang berpotensi memicu sebaran Covid-19,” ujar Kusumo.
Kusumo, yang juga Wakil Ketua Satgas Covid-19 Sidoarjo, menambahkan, pihaknya berharap masyarakat tetap merayakan Idul Adha dengan kekhusyukan meskipun tidak ada takbir keliling dan shalat Id berjemaah. Takbiran bisa digelar di masjid dengan jumlah orang yang terbatas dan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Sementara itu, sebagian masyarakat Sidoarjo lainnya memilih tetap menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban di masjid atau mushala. Alasannya, jumlah RPH di Sidoarjo sangat terbatas sehingga tidak mampu menampung seluruh hewan kurban.
Salah satunya seperti dilakukan warga Desa Waru, Kecamatan Waru. Kepala Desa Waru Moedjiono mengatakan, untuk panitia penyembelihan hewan kurban, pihaknya sudah menyiapkan 147 orang yang berasal dari 49 rukun tetangga (RT). Dua hari sebelum penyembelihan, Sabtu (17/7/2021), seluruh panitia kurban ini menjalani vaksinasi Covid-19.
”Dengan vaksin ini, harapannya bisa meminimalisasi penularan Covid-19. Meski demikian, dalam melaksanaan tugasnya, panitia tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” kata Moedjiono.
Terkait perayaan Idul Adha 1442 H, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 440/5893/438.1.1.3/2021 tentang PPKM darurat di tempat ibadah dan pelaksanaan malam takbiran, shalat Idul Adha, serta pelaksanaan kurban.
Dalam warkat tersebut disebutkan, selama pemberlakuan PPKM darurat, peribadatan di tempat ibadah (masjid, mushala, gereja, pura, wihara, dan kelenteng), serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah yang dikelola masyarakat, pemerintah, maupun perusahaan, ditiadakan sementara. Kegiatan peribadatan dilakukan di rumah masing-masing.
Takbir dan shalat Idul Adha dilakukan di rumah masing-masing.
”Sementara untuk malam takbiran di masjid atau mushala dapat dilakukan dengan audio visual dan tidak mengundang jemaah. Takbir keliling, baik dengan arak-arakan berjalan kaki maupun dengan kendaraan, ditiadakan. Takbir dan shalat Idul Adha dilakukan di rumah masing-masing,” ujar Muhdlor.
Sementara itu, kegiatan penyembelihan hewan kurban berlangsung tiga hari, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Pembagian waktu itu bertujuan agar durasi penyembelihan tidak berlangsung lama, yakni 4-5 jam setiap harinya, yakni pukul 07.00-12.00.
Penyembelihan hewan kurban dilakukan di RPH. Namun, karena keterbatasan jumlah RPH di wilayahnya, Muhdlor mengizinkan penyembelihan dilakukan di luar RPH dengan ketentuan menerapkan jaga jarak aman, protokol kesehatan, menjaga kebersihan petugas, pihak yang berkurban, serta alat yang digunakan.
Warkat Bupati Sidoarjo itu juga sejalan dengan Surat Edaran Gubernur Jatim Nomor 451/14901/012.1/2021 yang meniadakan shalat Idul Adha berjemaah di tempat ibadah di seluruh kabupaten dan kota.
Sementara itu, berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, penularan penyakit masih tinggi. Indikasinya, terdapat penambahan 5.726 kasus pada Sabtu (17/7/2021). Penambahan kasus baru itu mengakibatkan jumlah kasus kumulatif mencapai 239.168 kasus.
Saat ini tercatat sebanyak 42.408 kasus dirawat di rumah sakit rujukan dan tempat isolasi pasien Covid-19, sebanyak 180.508 kasus dinyatakan sembuh, dan 16.252 orang meninggal. Angka kematian di Jatim tinggi, yakni mencapai 6,8 persen. Sementara itu angka kesembuhan 75,47 persen atau turun dari sebelumnya 80 persen.
Kasus Covid-19 di Sidoarjo tercatat sebanyak 15.982 kasus hingga Sabtu atau terjadi penambahan 298 kasus dalam sehari. Penambahan kasus secara harian itu turun dibandingkan sebelumnya yang mencapai lebih dari 700 kasus dalam sehari. Meski demikian, Sidoarjo masih berada di zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19.