Harimau Sumatera Buntuti Pekebun di Pasaman Barat, BKSDA Pasang Perangkap
Jejak harimau sumatera terlihat di Pasaman Barat, Sumatera Barat. Dua hari lalu, harimau itu membuntuti para pekebun yang sedang melintas.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat memasang perangkap untuk mengevakuasi harimau sumatera yang berkeliaran di areal perkebunan sawit di Pasaman Barat selama dua bulan terakhir. Dua hari lalu, harimau itu membuntuti para pekebun yang sedang melintas.
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) itu muncul di areal hak guna usaha (HGU) PT Pasaman Marama Sejahtera (PMS) dan kebun warga sekitar. Lokasinya berada di Nagari Sungai Aua, Kecamatan Sungai Aur, Pasaman Barat.
Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Ade Putra, Jumat (16/7/2021), mengatakan, satwa yang membuntuti pekebun itu diduga harimau. Hal ini berdasarkan gambar visual yang terekam pada kamera perangkap di areal HGU PT PMS pada Kamis (15/7/2021).
”Hari ini kami memasang dua perangkap. Satwa ditangkap karena muncul berkali-kali di areal perkebunan kelapa sawit. Lokasi kemunculan berjarak sembilan kilometer dari kawasan hutan lindung terdekat sehingga tidak memungkinkan untuk diusir,” ujar Ade, Jumat.
Ade menjelaskan, berdasarkan rekaman kamera perangkap, harimau itu diperkirakan berusia muda, sekitar setahun. Kemunculan harimau itu di areal perkebunan diduga karena tertarik ternak kambing yang dipelihara karyawan PT PMS. Sejak kemunculannya, harimau telah memangsa tiga kambing.
”Perilaku harimau muda sampai disapih usia dua tahun memang sedang belajar berburu. Karena di areal perkebunan tersedia cukup banyak ternak yang dilepaskan begitu saja, kemungkinan ia terpancing belajar berburu dan mencari makan di sini. Ternak lebih mudah ditangkap,” ujarnya.
Kepala Resor Konservasi Wilayah Agam BKSDA Sumbar ini melanjutkan, ia dan pimpinan PT PMS sudah meminta karyawan perkebunan agar berhenti beraktivitas sementara di lokasi kemunculan harimau. Ia menambahkan, dalam upaya evakuasi ini, tim BKSDA dibantu perwakilan PT PMS dan personel Satuan Brimob Polda Sumbar.
Pimpinan kebun PT PMS Frenzy Marwan menjelaskan, harimau itu muncul di areal perkebunan sekitar bulan lalu. Suatu malam di awal kemunculannya, harimau menampakkan diri di sekitar kamp karyawan panen pada malam hari.
”Sejak kemunculan itu, kami meminta karyawan untuk panen sawit bersama-sama, jangan terpisah-pisah. Waswas juga kami beberapa bulan ini,” kata Frenzy.
Frenzy melanjutkan, sekitar sepekan lalu, tanda-tanda kemunculan harimau kembali terlihat. Jejak kaki harimau tersebar di perkebunan masyarakat yang berdekatan dengan kebun perusahaan. Kemudian pada Rabu (14/7/2021), pekerja kebun masyarakat yang sedang melintas dengan mobil di jalan perusahaan diikuti harimau.
Pekerja tersebut sempat merekam video harimau itu dari atas mobil dan menyebarkannya di Facebook. Dari video resolusi rendah itu, memang terlihat samar seekor satwa berwarna jingga mengikuti mobil pekerja. ”Staf mengirimkan video itu ke ponsel saya. Akhirnya, kami buat surat resmi ke BKSDA Sumbar agar harimau dievakuasi,” kata Frenzy.