Distribusi Bantuan PPKM Darurat di Tegal Mulai Pekan Depan
Hingga har ke-12 PPKM Darurat diterapkan, bantuan pangan tak kunjung diterima masyarakat. Di Kabupaten Tegal, Jateng bantuan pangan akan dibagikan pekan depan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat dan penutupan sejumlah ruas jalan menyebabkan aktivitas perekonomian di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kian lesu. Mulai pekan depan, pemerintah setempat akan membagikan bantuan pangan bagi warga terdampak.
Hingga Kamis (15/7/2021) atau hari ke-12 PPKM Darurat, bantuan bagi warga terdampak di Kabupaten Tegal belum juga disalurkan. Bantuan dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten mulai pekan depan.
Berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Kementerian Sosial, ada 132.075 keluarga di Kabupaten Tegal yang tercatat akan menerima bantuan pangan dari pemerintah pusat. Selain bantuan pangan, pemerintah pusat juga akan menyalurkan bantuan uang tunai kepada 20.418 keluarga lainnya. Setiap keluarga penerima bantuan uang tunai akan memperoleh Rp 300.000 per bulan selama Juli dan Agustus.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jateng menyiapkan program Kartu Jateng Sejahtera. Melaui program itu, 1.210 keluarga akan mendapatkan bantuan uang tunai masing-masing Rp 200.000. Uang itu akan ditransfer langsung ke rekening penerima manfaat.
Adapun Pemerintah Kabupaten Tegal akan menyalurkan bantuan berupa beras kepada sebanyak 1.983 pedagang kaki lima dan 1.149 keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Setiap keluarga akan mendapat beras sebanyak 20 kilogram.
"Kebijakan PPKM yang diberlakukan untuk memutus rantai penularan Covid-19 ini berdampak kepada penghasilan sejumlah pelaku usaha, pelaku wisata, serta pekerja seni dan budaya. Mudah-mudahan bantuan yang sudah dinantikan ini bisa meringankan beban masyarakat," kata Bupati Tegal, Umi Azizah dalam sambutannya pada peluncuran pendistribusian bantuan beras di Kecamatan Slawi, Rabu (14/7/2021).
Secara terpisah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal Nurhayati mengatakan, data keluarga penerima manfaat dihimpun dari usulan sejumlah organisasi perangkat daerah. Data itu kemudian diverifikasi oleh petugas dinas sosial.
”Penyaluran bantuan akan kami atur sedemikian rupa supaya tidak menimbulkan kerumunan. Dari dinas sosial, bantuan akan langsung diserahkan ke tiap-tiap kecamatan untuk selanjutnya didistribusikan ke desa-desa. Nantinya, ketua RT dan ketua RW akan langsung mengantarkan bantuan dari balai desa ke rumah-rumah penerima manfaat untuk menghindari potensi kerumunan,” katanya.
Nurhayati memastikan, seluruh warga terdampak akan memperoleh bantuan dari pemerintah pusat, provinsi, atau kabupaten. Pemkab juga sudah menyiapkan bantuan cadangan untuk masyarakat terdampak yang tidak termasuk sebagai penerima manfaat dari tiga sumber itu. Bantuan cadangan itu diperoleh dari pelaku usaha, perbankan, dan badan usaha milik negara yang tergabung dalam forum tanggung jawab sosial (CSR) Tegal.
Dinantikan warga
Di Kota Tegal, bantuan pangan bagi warga terdampak PPKM Darurat dan warga isolasi mandiri tak kunjung dibagikan. Padahal, sejumlah warga telah menantikan bantuan tersebut.
Darsiti (63), warga Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat misalnya, belum mendapatkan bantuan hingga Rabu. Padahal, sudah sepekan lebih ibu yang sehari-hari menjadi tulang punggung keluarga itu menjalani isolasi mandiri. Untuk makan sehari-hari, ia dan anak-anaknya bergantung pada bantuan nasi bungkus dari tetangganya.
”Sehari-hari saya berjualan ikan di pelabuhan. Jadi, pendapatan saya harian. Kalau hari ini tidak bekerja, hari ini juga tidak bisa makan. Saya sangat membutuhkan bantuan pemerintah pada masa-masa seperti ini,” ujar Darsiti.
Tak hanya warga yang terpapar Covid-19, sejumlah pedagang yang terdampak PPKM Darurat juga mengharapkan bantuan. Amin (40), pedagang rujak di kawasan Alun-alun Kota Tegal, misalnya, mengharapkan bantuan lantaran omzetnya turun hingga 75 persen selama PPKM Darurat.
”Normalnya, saya bisa mendapat Rp 100.000 per hari. Kini, paling banyak hanya dapat Rp 35.000 per hari. Uang segitu tidak cukup untuk makan keluarga, apalagi untu kulakan lagi,” katanya.
Secara terpisah, Sekretaris Daerah Kota Tegal Johardi menyebut kendala pendataan membuat penyaluran bantuan tak bisa segera dilakukan. Kendala itu, antara lain, data penerima bantuan yang terus berubah. Pemerintah setempat menyiapkan Rp 3,8 miliar untuk program jaring pengaman sosial, termasuk untuk pemberian bantuan kepada warga terdampak PPKM darurat dan warga yang menjalani isolasi mandiri.