Ratusan orang di Kota Kupang mendatangi lokasi vaksinasi Covid-19 sejak pukul 01.00. Tujuan utama dari kebanyakan mereka adalah mengejar sertifikat vaksin, bukan menambah kekebalan tubuh dari ancaman virus tersebut.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·5 menit baca
Langit masih gelap, ratusan orang sudah berdiri di depan gerbang kampus Politeknik Kesehatan Negeri, Kota Kupang, NTT. Kendaraan mereka diparkir memenuhi bahu jalan di depan kampus. Rabu (14/7/2021) itu, sekitar pukul 08.00 Wita, pihak kampus akan menggelar vaksinasi Covid-19.
Gelombang warga yang datang terus bertambah, dan semua langsung mengambil posisi di depan gerbang yang masih terkuci. Mereka berdiri rapat tak berjarak. Beberapa di antara mereka bahkan menarik masker, yang sebelum menutup mulut dan hidung, turun membungkus dagu. Mereka berdesakan sambil terus ngobrol dan tertawa lepas.
Menjelang pukul 08.00, petugas vaksinator dan panitia vaksinasi dari pihak kampus tiba di gerbang tetapi sulit masuk terhalang tebalnya massa yang berdiri bersaf, berlapis-lapis. Petugas baru bisa masuk setelah dibantu pihak sekuriti dari kampus.
Warga mulai tidak sabar. Beberapa dari mereka menggoyang pintu pagar memaksa masuk. Dalam kondisi itu, seorang petugas menghampiri mereka dan menyampaikan bahwa kuota vaksinasi terbatas. Hanya untuk 250 orang saja. Sontak, mereka lalu berebutan masuk.
Mereka ramai-ramai mendorong, mendobraknya berkali-kali hingga gerbang roboh. Beberapa yang lain, termasuk di antaranya perempuan, loncat pagar di sisi gerbang. Mereka berlari menuju tenda vaksinasi. Sebagian mengambil posisi duduk sementara yang lain mencari nomor antrean.
Petugas keamanan tak bisa berbuat banyak, panitia gagap, pihak kampus kaget, tak menduga akan terjadi kondisi semacam itu. ”Kacau balau. Ini seperti orang rebutan sembako gratis,” kata Dus Wokal (42), saksi mata di lokasi.
Vaksin belum dimulai, lokasi vaksin sudah di luar kendali. Beruntung aparat kepolisian tiba menertibkan warga. Pihak kampus lalu memutuskan membatalkan vaksin pagi itu. Warga membubarkan diri, satu per satu meninggalkan kampus.
Seorang petugas sekuriti yang ditemui pada Rabu petang mengatakan, hal itu terjadi di luar perkiraan mereka. Mereka tak menyangka, di tengah pandemi Covid-19 dengan laju penularan kasus yang begitu tinggi, warga masih berdesakan dengan mengabaikan protokol Covid-19.
Pihak kampus akhirnya memutuskan akan menggelar vaksinasi selama dua hari dimulai Kamis (15/7/2021), dengan kuota 250 orang per hari. ”Pihak kampus sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membantu mengatur pelaksanaan vaksinasi pada Kamis dan Jumat,” ujar petugas sekuriti dimaksud.
Ronald Ladja (24), warga yang ikut berdesakan untuk mendapatkan vaksin, menuturkan, ia datang ke kampus itu sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Ia datang dari salah satu desa di Kabupaten Kupang, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari tempat itu.
Sekarang kalau tidak vaksin, tidak bisa ke mana-mana. Kami mau naik kapal ke Rote tapi kalau tidak ada vaksin, tidak bisa naik. Makanya harus vaksin dulu. (Debi Malelak)
Hal yang mengagetkan dari Ronald adalah dirinya mengaku tidak terlalu yakin akan bahaya Covid-19. Lalu mengapa mau divaksin? ”Katanya nanti mau lamar kerja atau ikut tes CPNS (calon pegawai negeri sipil) itu harus tunjukkan sertifikat vaksin,” kata lulusan salah satu perguruan tinggi di Kupang itu.
Ternyata tak hanya Ronald, alasan serupa juga diutarakan oleh hampir semua warga yang ditanyai Kompas, baik di kampus Poltekes Negeri Kupang maupun di lokasi vaksinasi massal lainnya di kantor Kejaksaan Tinggi NTT.
”Sekarang kalau tidak vaksin, tidak bisa ke mana-mana. Kami mau naik kapal ke Rote tapi kalau tidak ada vaksin, tidak bisa naik. Makanya harus vaksin dulu,” kata Debi Malelak (43) yang ditemui di depan kantor kejaksaan pada Minggu (11/7/2021) lalu. Debi berbicara dengan posisi masker hanya menutup dagu.
Kejaksaan Tinggi NTT menggelar vaksinasi selama tujuh hari sejak Sabtu (10/7/2021) lalu. Vaksinasi dibuka untuk umum dalam rangka hari ulang tahun Adiyaksa. Banyak warga yang sudah datang pukul 01.00. Mereka berdesakan di gerbang masuk kantor tanpa jarak aman. Padahal, vaksinasi baru dimulai pukul 08.00.
Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat Kejati NTT Abdul Hakim mengatakan, menurut rencana, pihaknya hanya menggelar vaksinasi selama dua hari. Namun, mengingat banyak masyarakat butuh divaksin, pihak Kejati NTT memperpanjang lagi menjadi tujuh hari.
Mereka kemudian meminta tambahan tenaga vaksinator dari beberapa rumah sakit dan puskesmas setempat. Kini terdapat 15 tim vaksinator. Proses vaksinasi untuk setiap orang membutuhkan waktu antara 5 menit dan 10 menit, mulai dari pemeriksaan tekanan darah hingga penyuntikan.
Hingga hari kelima pelaksanaan vaksinasi, jumlah warga yang telah divaksin mendekati 9.000 orang. ”Pada hari keempat saja jumlah yang divaksin menembus 2.000 orang. Vaksinasi hingga jam 9 malam (pukul 21.00). Itu pun masih ada yang mengantre,” kata Abdul
Kekebalan kelompok
Humas Pemprov NTT dalam siaran persnya mengatakan, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat telah menjalani vaksinasi dosis pertama pada Rabu (14/7/2021) di Kantor Gubernur NTT. Seusai vaksinasi, Viktor menghimbau para bupati dan wali kota se-NTT untuk mendorong masyarakat agar segera melakukan vaksinasi.
Ia menegaskan, vaksinasi dimaksud untuk menciptakan kekebalan komunitas. ”Bagi masyarakat di seluruh NTT, vaksin juga memberikan manfaat bagi kita, yakni menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid 19, mendorong terbentuknya herd immunity dengan syarat minimal 70 persen masyarakat NTT telah melakukan vaksin. Selain itu juga meminimalkan dampak ekonomi dan sosial, yaitu jika sebagian besar masyarakat sudah memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik melawan virus Covid-19, aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat bisa terlaksana kembali dengan normal,” kata Viktor.
Viktor pun meminta agar pelaksanaan vaksinasi secara massal, seperti di Kejaksaan Tinggi NTT dan Politeknik Kesehatan Negeri Kupang yang menimbulkan kerumanan agar diatur secara tertib. Jangan sampai lokasi vaksin menjadi kluster penularan Covid-19. Ia pun berjanji akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk penambahan stok vaksin. Lokasi vaksinasi nantinya diperbanyak agar tidak menimbulkan kerumunan.
Menurut data yang dihimpun dari situs vaksin.komkes.go.id, sasaran vaksinasi di NTT sebanyak 3.831.439 orang. Hingga Rabu, mereka yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama 479.502 orang atau 12,51 persen dan dosis kedua baru 209.687 orang atau 5,47 persen.
Vaksinasi merupakan syarat untuk mencapai kekebalan komunitas. Program tersebut bisa gagal jika masyarakat tidak peduli pada protokol kesehatan seperti kerumunan di lokasi vaksinasi. Terlebih lagi ada sebagian masyarakat yang mengikuti vaksinasi hanya demi mendapat sertifikat vaksin. Ini cara pandang yang keliru.