Pamflet Penolakan PPKM Darurat Picu Perusakan Fasilitas Umum di Kota Pasuruan
Diduga terprovokasi ajakan berunjuk rasa menolak PPKM darurat, puluhan pemuda usia belasan tahun di Kota Pasuruan berbuat onar. Mereka saat ini sedang diperiksa polisi, dan otak di balik aksi tersebut sedang dicari.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
PASURUAN, KOMPAS — Puluhan pemuda usia belasan tahun ditangkap dan diperiksa aparat Kepolisian Resor Pasuruan Kota karena merusak fasilitas umum, Kamis (15/7/2021). Mereka diduga terprovokasi ajakan berunjuk rasa menolak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Para pemuda itu berasal dari sejumlah daerah, seperti Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo. Menuju balai kota, mereka berteriak sembari melempari polisi dengan batu. Akibatnya, kaca salah satu pos polisi pecah.
”Ada sekelompok masyarakat atau mungkin LSM yang diduga menggerakkan adik-adik kita ini, yang rata-rata datang dari luar Kota Pasuruan. Tujuannya tidak jelas. Ini akibat pamflet yang beredar beberapa hari lalu untuk membuat gaduh di medsos,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Pasuruan Kota Ajun Komisaris Besar Arman, Kamis (15/7/2021).
Pamflet itu berisi tentang penolakan PPKM darurat di Kota Pasuruan. Menurut dia, otak kejadian itu akan dicari dan ditindak.
Arman menduga masyarakat Kota Pasuruan menolak aksi itu. ”Tadi masyarakat tampak tidak suka. Jadi, saya berpesan mari kita jaga bersama situasi kondusif di kota ini,” katanya.
Kepala Subbagian Humas Polres Pasuruan Kota Ajun Komisaris Endy Purwanto mengatakan, polisi masih mendata dan memeriksa puluhan pelajar tersebut. ”Sementara kami data jumlahnya. Mereka rata-rata pemuda berusia SMP yang terprovokasi pamflet menolak PPKM darurat beberapa hari lalu,” katanya.
Endy menambahkan, saat ini di media sosial juga banyak beredar video kerusuhan menolak PPKM darurat di Kota Pasuruan. Ada video kericuhan dan aksi membakar barang. Namun, menurut Endy, video tersebut tidak sesuai kenyataan.
”Padahal, video itu diambil bulan Oktober 2020. Jadi, kalau itu dianggap menggambarkan kejadian hari ini, itu tidak benar atau hoaks,” kata Endy.
Oleh karena itu, ia berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi. ”Kita saat ini sedang dalam situasi pandemi, jadi tetap tenang dan di rumah saja,” katanya.