Tambah Ruang Isolasi, Cirebon Buka Rekrutmen 509 Sukarelawan
Pemkab Cirebon membuka rekrutmen 509 sukarelawan nakes dan non-nakes untuk ditempatkan di sejumlah rumah sakit dan tempat isolasi Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terus menambah ruang isolasi seiring lonjakan kasus Covid-19. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan dan non-kesehatan, pemkab kini membuka rekrutmen sukarelawan sebanyak 509 orang.
Saat ini, Pemkab Cirebon menyiapkan dua tempat isolasi khusus pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan. Pertama, gedung milik Dinas Sosial Jabar di daerah Palimanan dengan kapasitas 35 pasien.
Kedua, rumah susun sewa milik Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati yang mampu menampung 74 pasien. Sebanyak 37 kamar isolasi dilengkapi tempat tidur, penyejuk ruangan, dan toilet. Dinas kesehatan setempat telah mengecek kedua lokasi tersebut.
“Mudah-mudahan Senin atau Selasa (19-20/7/2021), tempatnya sudah bisa digunakan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon Sartono, Rabu (14/7).
Penambahan tempat isolasi itu untuk mengurangi beban rumah sakit yang nyaris penuh. Hingga kini, sebanyak 729 pasien Covid-19 menjalani perawatan di RS di Cirebon. Adapun 4.439 warga Cirebon melakukan isolasi mandiri.
Secara kumulatif, kasus Covid-19 di daerah berpenduduk 2,2 juta jiwa itu mencapai 19.195, tertinggi di Jabar bagian timur. Dari jumlah itu, sebanyak 669 orang meninggal dan 13.358 orang lainnya dinyatakan sembuh.
Sartono mengakui, penambahan ruangan isolasi tidak cukup menangani lonjakan kasus Covid-19. “Setiap hari, kasus terkonfirmasi bertambah hingga lebih dari 350 orang. Padahal, sebelumnya hanya puluhan orang,” katanya.
Kondisi ini membutuhkan tenaga kesehatan (nakes) dan non-nakes yang lebih banyak. Apalagi, puluhan nakes di rumah sakit sempat terpapar Covid-19. Bantuan sukarelawan pun diperlukan.
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni mengatakan, rekrutmen sukarelawan penanganan Covid-19 telah dibuka pada 14-17 Juli. Kebutuhan sukarelawan nakes dan non-nakes mencapai 509 orang. Sukarelawan yang dibutuhkan terdiri dari petugas jenazah, perawat, bidan, hingga dokter spesialis.
Formasi sukarelawan terbesar yaitu perawat sebanyak 218 orang, bidan (101 orang), sopir ambulans (39 orang), dan tenaga keamanan (33 orang). Persyaratannya antara lain berusia maksimal 45 tahun, sehat jasmani dan rohani, serta memahami risiko tinggi penanganan pandemi.
Sukarelawan bakal dikontrak selama tiga bulan dan dapat diperpanjang. “Mereka akan ditempatkan di RSUD Waled, RSUD Arjawinangun, 11 puskesmas, dan tempat isolasi terpadu. Dananya dari APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah),” ujar Eni.