Rusunawa UGJ Cirebon Jadi Tempat Isolasi, Nakes Disiapkan
Rusunawa milik Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat, menjadi tempat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan. Rusunawa diharapkan mengurangi beban rumah sakit.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Rumah susun sewa milik Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati di Cirebon, Jawa Barat, menjadi tempat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan. Pemerintah Kabupaten Cirebon akan menyiapkan tenaga kesehatan di rusunawa tersebut.
Rusunawa yang berada di Desa Sampiran, Kecamatan Talun, itu rencananya digunakan mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati atau UGJ. Namun, karena belum ada pembelajaran tatap muka, rusunawa disiapkan untuk ruang isolasi.
”Ini menambah ruang isolasi. Rusunawa itu memiliki 45 kamar,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni, Selasa (13/7/2021). Setiap kamar dilengkapi lemari, penyejuk ruangan, dan toilet.
Dengan kapasitas dua pasien per kamar, rusunawa mampu menampung 90 pasien Covid-19 yang bukan gejala berat. Hal ini diharapkan mengurangi beban ruang isolasi di rumah sakit. Saat ini tempat tidur isolasi di RS berkisar 574 unit dan nyaris penuh.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rawat Inap (Siranap) Kementerian Kesehatan, hingga Selasa siang, seluruh instalasi gawat darurat khusus Covid-19 di 10 RS di Cirebon penuh. Bahkan, hampir semua RS memiliki antrean pasien di IGD.
Di RSUD Arjawinangun, misalnya, sebanyak 12 pasien masih mengantre. Adapun IGD di RS Mitra Plumbon dan RSUD Waled tercatat masing-masing 10 dan 4 pasien masuk dalam daftar tunggu untuk menempati ruangan perawatan.
Menurut Eni, rusunawa yang dipinjamkan oleh YPSGJ itu bakal digunakan hingga penyebaran Covid-19 melandai. Saat ini kasus Covid-19 sebanyak 18.954 orang. Sebanyak 650 orang meninggal dan 13.358 sembuh. Dari 4.946 orang yang masih isolasi, sebanyak 4.255 menjalani isolasi mandiri.
Kebutuhan nakes
Selain ruangan isolasi, Pemkab Cirebon juga masih kekurangan tenaga kesehatan (nakes). Apalagi, puluhan nakes di sejumlah RS terpapar Covid-19. Pihaknya telah meminta bantuan sukarelawan ke Pemprov Jabar. ”Nakes nanti dari rekrutmen. Kebutuhannya mencapai 300 orang. Ini untuk ditempatkan di rusunawa, RSUD Arjawinangun, RSUD Waled, dan 8 puskesmas,” papar Eni.
Namun, perekrutan nakes masih menunggu dana dari perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II. Eni belum bisa memastikan kapan rencana tersebut berjalan. ”Semoga nanti banyak yang mendaftar,” katanya.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan, penambahan ruangan isolasi juga akan meningkatkan kebutuhan oksigen medis. Saat ini, oksigen cair di sebagian RS hanya untuk dua hari ke depan.
Begitu pula dengan oksigen tabung. Di RSUD Arjawinangun, dari kebutuhan 100 tabung oksigen ukuran 6 meter kubik per hari, hanya tersedia 50 tabung. Akibatnya, akhir pekan lalu, manajemen menutup sementara layanan bagi pasien yang membutuhkan oksigen medis.
”Kami akan bekerja sama dengan distributor oksigen untuk memprioritaskan kebutuhan Cirebon. Kami juga koordinasi dengan (Pemprov) Jabar atau kami langsung mengadakan pembelian (tabung),” ujar Imron.