Kabupaten Magelang Siapkan Lahan Pemakaman Khusus Pasien Covid-19
Kabupaten Magelang menyiapkan tambahan areal pemakaman khusus warga meninggal akibat Covid-19. Tambahan lahan disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kematian warga akibat penularan Covid-19 belakangan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyiapkan lahan khusus sebagai areal pemakaman warga yang meninggal dunia akibat Covid-19. Seiring peningkatan kasus positif dan kematian akibat Covid-19, hal ini dinilai mendesak untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan areal pemakaman.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Magelang Kunta Hendradata, mengatakan, lahan yang disiapkan berada di Desa Progowati, Kecamatan Mungkid. Lahan seluas 1.600 meter persegi tersebut bisa digunakan untuk sekitar 300 makam warga.
“Baik warga meninggal yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19, maupun yang sekedar suspek, semuanya bisa dimakamkan di lahan tersebut,” ujar Kunta, Senin (12/7/2021). Lahan pemakaman memanfaatkan bekas tanah bengkok, yang sebelumnya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Kunta mengatakan, di Kabupaten Magelang sebenarnya sudah terdapat sedikitnya 372 areal pemakaman yang tersebar di setiap desa. Sejauh ini, kegiatan pemakaman pasien Covid-19 bisa berlangsung lancar di areal pemakaman yang sudah ada. Namun, melihat perkembangan kasus Covid-19 yang cenderung meningkat, tambahan lokasi pemakaman mendesak.
Hingga Senin (12/7/2021) malam, jumlah korban meninggal dunia akibat Covid-19 di Kabupaten Magelang, terdata mencapai 728 orang. Sebanyak 521 orang sudah terkomfirmasi positif Covid-19 dan 207 orang lainnya meninggal dengan ststus diduga Covid-19.
Pada Senin (12/7/2021), juga terdata terdapat 477 pasien terkonfirmasi positif Covid-19, yang tersebar di 15 kecamatan. Jumlah penderita baru terbanyak terdapat di Kecamatan Borobudur, sebanyak 73 orang.
Relawan pemakaman
Seiring penyiapan lahan pemakaman tersebut, Pemerintah Kabupaten Magelang juga membentuk kelompok relawan pemakaman dan pemulasaraan jenazah Covid-19, yang sementara ini beranggotakan 25 orang. Kelompok relawan ini melibatkan anggota dari organisasi pengurangan resiko bencana di desa-desa.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi, mengatakan, kelompok relawan ini sengaja dibentuk untuk menangani kasus kematian pasien konfirmasi ataupun suspek Covid-19 di luar rumah sakit.
Menurut dia, hal ini perlu dilakukan karena kronologis kematian pasien Covid-19 sangat beragam. “Ada pasien yang meninggal saat melakukan isolasi mandiri di rumah, ada yang meninggal dalam perjalanan pulang atau menuju rumah sakit, dan bahkan ada yang mendadak meninggal saat baru saja akan dibawa ke puskesmas,” ujarnya.
Selama ini, kasus kematian di luar rumah sakit biasanya akan langsung ditangani pemerintah dan warga desa setempat, dengan melibatkan rumah sakit terdekat. Namun, demi menekan risiko penularan, pemakaman dan pemulasaraan nantinya akan melibatkan kelompok relawan yang akan terlebih dahulu menjalani pelatihan khusus.
Kepala Seksi Penunjang Non Medis Rumah Sakit Daerah (RSD) Merah Putih, R Bambang Soelistyono, mengatakan, rumah sakit memang membutuhkan bantuan tambahan tenaga untuk pemakaman dan pemulasaraan jenazah.
“Beban rumah sakit sangat berat. Selama ini kami harus siaga 24 jam dan turut membantu pemulasaraan dan pemakaman jenazah Covid-19 yang dilaporkan desa,” ujarnya.
Tambahan tenaga tersebut, menurut Bambang, sangat diperlukan karena kasus kematian pada Juni-Juli ini, cenderung meningkat. Jika sebelumnya korban meninggal di RSD Merah Putih hanya terjadi dua hingga tiga hari sekali, kini berkisar dua hingga tiga orang per hari.