Obat dan Suplemen untuk Pasien Isoman di Jabar Mulai Diberikan
Pemprov Jabar menyalurkan bantuan obat, suplemen, dan vitamin secara gratis kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Bantuan itu diharapkan dapat mempercepat penyembuhan pasien.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pengiriman obat dan suplemen gratis pada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri atau isoman di Jawa Barat mulai dilakukan, Kamis (8/7/2021). Pasien juga difasilitasi konsultasi dengan dokter secara daring untuk memantau kondisi kesehatannya.
Bantuan obat, suplemen, dan vitamin dapat diajukan melalui aplikasi Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar). Bantuan akan diantar langsung ke tempat pasien menjalani isoman.
”Hari ini kami mengawali pengiriman bantuan obat-obatan dan vitamin gratis kepada ribuan orang yang sedang isolasi mandiri. Keselamatan nyawa pasien harus didahulukan,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Kota Bandung, Kamis.
Kamil menjelaskan, bantuan tersebut terdiri dari tiga paket. Paket A terdiri dari vitamin dan suplemen untuk pasien tanpa gejala dan Paket B berisi obat antibiotik dan antivirus untuk pasien bergejala ringan.
”Untuk Paket C, obat antivirusnya lebih keras. Mudah-mudahan dengan bantuan ini pasien bisa sembuh lebih cepat,” ujarnya.
Kamil mengatakan, 8.000-an warga telah mengajukan permohonan bantuan obat-obatan melalui aplikasi Pikobar. Selain itu, terdapat sekitar 11.000 pertanyaan konsultasi yang dilayani oleh tim dokter dari Dinas Kesehatan Jabar.
Suplai oksigen sangat mendesak untuk mendukung perawatan pasien. Apalagi keterisian tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 di Jabar melonjak tiga kali lipat pascalibur Lebaran.
Pasien isoman diminta tidak ragu mengajukan bantuan obat, suplemen, dan vitamin untuk mempercepat penyembuhan. Kamil menuturkan, pihaknya bekerja sama dengan 10 perusahaan farmasi demi menjamin suplai bantuan tersebut.
”Penanganan ini (bantuan obat-obatan) diprioritaskan. Kami tidak ingin mendengar ada warga Jabar kesusahan, apalagi meninggal dunia (saat menjalani isoman),” ujarnya.
Kamil meminta aparatur pemerintah hingga tingkat RT/RW memantau warga yang menjalani isoman. Pengurus RT/RW juga dapat mengajukan bantuan obat-obatan untuk warganya.
Untuk mendukung penanganan Covid-19, Pemprov Jabar melakukan refocusing anggaran sebesar Rp 140 miliar. Dana itu dari 11 proyek infrastruktur yang ditunda pembangunannya untuk dialihkan ke pembelian obat.
Distribusi oksigen
Selain itu, Pemprov Jabar mendistribusikan masing-masing 20 tabung oksigen kepada RSUD Cililin dan RSUD Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis. Sejumlah badan usaha milik daerah (BUMD) ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi seiring melonjaknya pasien Covid-19.
Kamil menginstruksikan BUMD PT Migas Hulu Jabar mencari produsen oksigen di sejumlah daerah. ”Tugas pertama adalah mencari sumbernya dalam bentuk CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) atau dibeli. Itu bisa diputuskan setelah sumber penghasil oksigennya ada dan melakukan manajemen pengiriman dengan baik,” tuturnya.
Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Jabar Taufiq Budi Santoso mengatakan, bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit. Kerja sama dengan PT Krakatau Natural Resources (anak perusahaan PT Krakatau Steel), misalnya memastikan pengisian oksigen sebanyak 150 tabung bervolume enam meter kubik per hari.
Suplai oksigen sangat mendesak untuk mendukung perawatan pasien. Apalagi keterisian tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 di Jabar melonjak tiga kali lipat pascalibur Lebaran.
Okupansi tempat tidur pasien Covid-19, Kamis, mencapai 88 persen. Jumlah itu menurun dibandingkan tiga hari sebelumnya dengan tingkat keterisian 90 persen. Namun, penurunan bukan disebabkan berkurangnya pasien, melainkan karena sejumlah rumah sakit telah menaikkan rasio tempat tidur hingga 60 persen.