Kematian pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri mesti terus dicegah. Pemantauan kesehatan pasien agar terus dilakukan tenaga kesehatan. Ini bisa dilakukan secara daring.
Oleh
Ahmad Arif/Deonisia Arlinta
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — LaporCovid-19 mencatat jumlah kematian pasien Covid-19 yang menjalankan isolasi mandiri setidaknya mencapai 311 orang sejak Juni 2021. Mereka sebelumnya mengalami berbagai keluhan dan sebagian sudah berupaya mencari rumah sakit tetapi penuh.
Terkait penanganan pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri, kini pemerintah menyediakan layanan kesehatan berupa konsultasi daring dan penyediaan obat serta pengantarannya secara gratis. Melalui layanan konsultasi yang sementara masih diuji coba di Jakarta mulai Selasa (6/7/2021) ini, dokter bisa mengidentifikasi pasien untuk selanjutnya dilakukan penanganan berdasarkan kondisi pasien.
Dengan penapisan ini, pasien tanpa gejala ataupun gejala ringan bisa menjalani isolasi mandiri di tempat tinggal masing-masing dengan tetap menjalankan prosedur kesehatan. Layanan ICU dan rawat inap di rumah sakit hanya digunakan bagi pasien dengan gejala sedang hingga berat. Ini sekaligus menyiasati penuhnya tempat tidur di rumah sakit.
Pelayanan di rumah sakit dapat kita prioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, dan kritis. (Budi Gunadi Sadikin)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin, mengatakan, layanan konsultasi kesehatan daring atau telemedicine bagi pasien isolasi mandiri dapat dilakukan melalui 11 layanan telemedicine. Layanan ini diberikan secara gratis.
”Kami sangat memahami bagi yang harus isolasi mandiri butuh konsultasi butuh ketenangan bahwa diperhatikan dan tahu bahwa mereka menerima pengobatan yang benar. Untuk itulah, kami melakukan layanan telemedicine,” ujarnya.
Adapun 11 layanan konsultasi daring yang telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, yakni Alodokter, GetWell, Good Doctor, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, dan YesDok.
Budi menyampaikan, selain konsultasi daring dengan dokter, pasien yang harus menjalani isolasi mandiri juga akan mendapatkan paket suplemen dan obat-obatan. Bagi pasien tanpa gejala akan mendapatkan paket multivitamin yang terdiri dari vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan zink dengan jumlah 10 paket. Sementara bagi pasien dengan gejala ringan akan mendapatkan paket yang terdiri dari multivitamin (vitamin C, B, E, dan zink), azitromisin, oseltamivir, dan parasetamol. Semua paket ini akan disiapkan oleh Apotek Kimia Farma dengan resep dokter.
Selain itu, layanan yang diberikan ini juga terintegrasi dengan 742 laboratorium pemeriksaan berbasis PCR di seluruh Indonesia. Hasil pemeriksaannya bisa diakses melalui aplikasi dari layanan yang tersedia.
”Semua pasien Covid-19 diharapkan bisa mendapatkan akses dan pelayanan medis tepat waktu tanpa harus mengantre di rumah sakit. Dengan demikian, pelayanan di rumah sakit dapat kita prioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, dan kritis,” kata Budi.
Korban jiwa
Terkait pasien isolasi mandiri, berdasarkan data yang dikumpulkan LaporCovid-19, dalam lima hari terakhir terdapat laporan kematian 48 orang yang tengah menjalani isolasi mandiri di sejumlah daerah. ”Secara total sejak Juni, menurut catatan kami, sudah ada 311 pasien Covid-19 yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri, tetapi trennya setiap hari meningkat,” kata Said Fariz Hibban, Ketua Tim Data LaporCovid-19, Senin.
Hibban mengatakan, data ini didapatkan dari laporan keluarga dan kerabat korban, selain juga dari laporan media massa dan media sosial yang kemudian diverifikasi. Laporan kematian terbanyak terjadi di Jawa Barat, yaitu 102 kasus, disusul Daerah Istimewa Yogyakarta 64 orang, Banten 43 orang, Jawa Timur 34 orang, Jawa Tengah 27 orang, DKI Jakarta 26 orang.
”Data kami ini pasti masih jauh lebih kecil dibandingkan kenyataan di lapangan karena tidak semua korban melapor atau diberitakan media,” katanya.
Iban mengatakan, sebagian besar korban yang meninggal, terutama di Jabodetabek, sebenarnya sudah berupaya mencari rumah sakit terdekat. Namun, kebanyakan ditolak karena sudah penuh. Sementara di daerah, banyak masyarakat yang memang enggan ke rumah sakit.
”Kami juga memiliki sukarelawan, sebagian di antaranya dokter-dokter, yang berupaya mencarikan pasien ke rumah sakit, tetapi sejak dua minggu terakhir memang sangat sulit mendapatkan ICU,” katanya.
12,1 persen
Kepala Seksi Survailans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, risiko kematian pasien yang menjalani isolasi mandiri sangat tinggi. Ia menyebutkan, berdasarkan data pada Sabtu (3/7/2021) terdapat 369 pemakaman yang dilakukan dengan prosedur Covid-19 di DKI Jakarta dalam sehari. Dari jumlah itu, ada 45 korban atau 12,1 persen dari total jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 meninggal di rumah.
”Bahkan, pernah dalam sehari sampai 47 korban yang meninggal saat isolasi mandiri,” katanya. Dengan tingginya risiko kematian pasien yang menjalani isolasi mandiri ini, menurut Ngabila, masyarakat diminta jangan abai.
Mereka yang sakit atau sudah terkonfirmasi positif diminta segera melapor ke pusat kesehatan masyarakat terdekat agar mendapat pemantauan. Namun, diakuinya, tenaga kesehatan di pusat kesehatan masyarakat juga telah kewalahan.