Varian Delta Telah Masuk NTB, Warga Diminta Tetap Waspada dan Tenang
Sebanyak 13 pasien di Nusa Tenggara Barat terindikasi terpapar varian Delta Covid-19. Warga diminta tetap tenang dan waspada.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Varian Delta Covid-19 telah masuk Nusa Tenggara Barat. Hal itu diketahui setelah 13 pasien positif Covid-19 terkonfirmasi terpapar varian tersebut. Masyarakat NTB diminta untuk tetap waspada, tidak panik, dan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.
”Kami sampaikan bahwa varian Delta sudah ada di NTB. Sudah terindikasi 13 orang,” kata Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah dalam konferensi pers di Mataram, Jumat (9/7/2021).
Dari 13 pasien yang sebagian sudah divaksinasi itu, lima di antaranya telah dinyatakan sembuh. Lainnya masih dalam perawatan. ”Satu orang masih terus dalam pemantauan. Semoga kondisinya tidak memburuk,” kata Rohmi.
Rohmi mengatakan, masuknya varian Delta Covid-19 harus dihadapi oleh masyarakat NTB dengan tenang. ”Ketenangan itulah yang bisa membuat seluruh energi yang ada bersinergi menghindari penyebaran virus ini. Ketenangan itu harus diikuti kewaspadaan,” kata Rohmi.
Menurut dia, dalam kondisi sekarang, keselamatan bersama ditentukan oleh seberapa patuh dan disiplin masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah daerah baik di provinsi maupun sepuluh kabupaten/kota di NTB harus semakin giat meyakinkan masyarakat untuk taat protokol kesehatan pada semua kegiatan mereka.
”Prokes (protokol kesehatan) tidak bisa ditawar. Nomor satu,” kata Rohmi.
Namun, berdasarkan pantauan Kompas, saat ini kepatuhan masyarakat di NTB terhadap protokol kesehatan mulai longgar. Itu terlihat dari banyaknya warga yang tidak menggunakan masker dan berkumpul tanpa menjaga jarak.
Di Kota Mataram, misalnya, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro tidak begitu berdampak. Kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan terpantau longgar.
Langkah pemrov
Menurut Rohmi, edukasi tentang Covid-19 dan protokol kesehatan, termasuk penegakan peraturan daerah, akan terus dilakukan, termasuk melibatkan TNI dan Polri. Apalagi, saat ini pendekatan yang digunakan NTB adalah penanganan berbasis desa.
Layanan ini dibuka karena banyak warga masyarakat berdasarkan hasil tes PCR terdiagnosis Covid-19, tetapi belum memahami betul apa langkah yang harus diambil.
Rohmi menambahkan, semua pihak tidak boleh lengah. Antisipasi penyebaran Covid-19 terus dilakukan, termasuk menjaga pintu-pintu masuk NTB. Mereka yang datang ke NTB melalui Bandara Internasional Lombok diwajibkan melakukan tes PCR terlebih dahulu.
Selain itu, kesiapan lain, seperti stok oksigen, juga dijaga. ”Stok oksigen NTB 220 ton per bulan. Saat ini terkonsumsi 80 ton per bulan,” kata Rohmi.
NTB juga telah membuka layanan telekonsultasi Covid-19. Layanan yang berada di Rumah Sakit Universitas Mataram, Rumah Sakit Kota Mataram, dan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB itu bertujuan untuk mengurangi kepanikan warga ketika ada yang terpapar Covid-19.
Menurut Direktur RSUD Provinsi NTB Lalu Herman Mahaputra, layanan telekonsultasi dibuka setiap hari dari jam 08.00 sampai 24.00 Wita. Masyarakat dapat mengirimkan pesan via Whatsapp ke nomor 0817000191. Layanan tersebut gratis.
”Layanan ini dibuka karena banyak warga masyarakat berdasarkan hasil tes PCR terdiagnosis Covid-19, tetapi belum memahami betul apa langkah yang harus diambil,” kata Herman.