Pasokan Oksigen Medis Ditambah lewat Berbagai Jalur
Pasokan oksigen akan terus ditambah untuk mencukupi kebutuhan medis di Jawa-bali yang per 6 Juli 2021 telah meningkat hingga 2.323 ton per hari. Kebutuhan diprediksi akan bertambah sebesar 71 ton setiap tiga hari.
Oleh
Agnes Theodora
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Guna mengimbangi lonjakan kebutuhan pasokan oksigen medis akibat kenaikan drastis angka kasus Covid-19, industri dalam negeri dikerahkan menambah produksi oksigennya. Pemerintah juga menyiapkan pasokan tabung oksigen, oksigen konsentrator, dan alat kesehatan lain melalui jalur impor serta bantuan negara tetangga.
Data Kementerian Perindustrian, pasokan oksigen nasional saat ini sudah mencapai total suplai harian 2.622,9 ton per hari. Pemerintah dan industri menambah pasokan oksigen sebanyak 922,9 ton per hari dari kapasitas awal produksi nasional 1.700 ton per hari. Sebanyak 650 ton (70,4 persen) berasal dari impor, sisanya 272,9 ton (29,6 persen) dari tambahan produksi nasional.
Pasokan itu akan terus ditambah untuk mencukupi total kebutuhan oksigen medis Jawa-bali yang per 6 Juli 2021 yang telah meningkat hingga 2.323 ton per hari. Kementerian Kesehatan memprediksi kebutuhan oksigen nasional akan terus bertambah sebesar 71 ton setiap tiga hari.
”Angka ini akan terus naik lagi setelah komitmen pembelian dan kontribusi industri dalam negeri direalisasikan. Kami akan kerahkan semua sumber daya yang ada, termasuk pembiayaan melalui realokasi anggaran Kementerian Perindustrian,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resmi, Jumat (9/7/2021).
Kementerian Perindustrian melakukan pengadaan oksigen, pengadaan tabung/botol silinder oksigen, iso tank untuk keperluan importasi dan distribusi oksigen, pengadaan oksigen konsentrator beserta generatornya, serta mendukung transportasi untuk distribusi oksigen medis.
Selain menambah pasokan oksigen 2.622,9 ton per hari, pemerintah juga menyiapkan tambahan pasokan 132 truk iso tank pengangkut oksigen, 15.906 tabung oksigen, 8.100 unit oksigen konsentrator, dan sembilan unit deployable oxygen concentrator system (DOCS).
”Kami sudah instruksikan perusahaan dalam negeri untuk memastikan ketersediaan oksigen dan tabung oksigen untuk memenuhi kebutuhan medis. Kontribusi mereka sangat diharapkan,” kata Agus.
Untuk menambah pasokan oksigen bagi penanganan Covid-19 beberapa perusahaan, seperti Samator Group, akan memfungsikan unit likuifaksinya (liquefaction) di Surabaya, Jawa Timur. PT Air Liquide Indonesia juga mengaktifkan lagi pabriknya di Cilegon, Banten.
Industri lain nonprodusen oksigen medis, seperti sejumlah perusahaan industri pupuk, baja, dan metanol yang memiliki pabrik oksigen, juga akan memakai kapasitas produksinya untuk menambah kebutuhan oksigen medis.
Adapun beberapa kebutuhan dipenuhi secara impor, seperti tabung gas oksigen yang belum bisa diproduksi oleh industri dalam negeri. Hasil inventarisasi stok tabung oksigen oleh Kementerian Perindustrian, saat ini ada 31.236 tabung oksigen yang berpotensi digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Saat ini ada 31.236 tabung oksigen yang berpotensi digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Dari jumlah tersebut, 15.906 unit di antaranya sudah terealisasi dan siap digunakan dan didistribusikan. ”Seluruh tabung ini datang dari luar negeri atau impor. Sumber pembiayaannya dari belanja APBN Kementerian Perindustrian kontribusi pelaku usaha, dan dari pemerintah Singapura,” kata Agus.
Pemerintah juga akan mengimpor oksigen konsentrator yang penggunaannya lebih efisien karena tidak memerlukan pengadaan oksigen, tabung, dan iso tank tambahan. Tipe oksigen medis ini langsung memproduksi oksigen sehingga bisa didistribusikan langsung ke masyarakat yang terpapar Covid-19 atau pasien Covid-19 dengan status non-ICU.
Agus mengatakan, targetnya, ada 20.000 unit oksigen konsentrator yang akan didatangkan. Sampai Kamis (8/7/2021), ada 8.600 unit yang sudah datang lewat kontribusi sejumlah perusahaan industri dalam negeri. Di luar itu, pengadaan oksigen konsentrator juga dilakukan lewat realokasi anggaran Kementerian Perindustrian.
Bantuan negara lain
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan mengatakan, Jumat ini, 30 unit oksigen konsentrator akan tiba di Indonesia. Oksigen konsentrator itu adalah bagian dari 10.000 unit oksigen konsentrator yang dibeli pemerintah dari Singapura dengan skema antarpemerintah (government to government).
Selain oksigen konsentrator, Luhut mengatakan, pemerintah juga akan membeli tujuh unit oksigen generator dan 36.000 ton oksigen untuk 30 hari ke depan. ”Jadi, bukan hanya donasi, tetapi ada juga alat kesehatan yang dibeli pemerintah,” katanya.
Pemerintah Singapura juga mengirim bantuan alat kesehatan lain berupa 200 ventilator dan 256 silinder oksigen kosong 40 L. Ada pula bantuan Kementerian Pertahanan Singapura untuk Kementerian Pertahanan berupa alat-alat pelindung kesehatan, seperti 756 oksigen silinder, 600 oksigen konsentrator, 220 ventilator, serta perlengkapan APD (masker bedah, masker N95, dan kelengkapan alat bedah).
Selain Singapura, bantuan dari Australia juga dijadwalkan hadir Jumat ini berupa 1.000 ventilator. Hingga minggu depan, akan dijadwalkan beberapa kedatangan bantuan internasional termasuk 250.000 vaksin sinopharm bantuan negara Uni Emirate Arab.