Kasus Harian di Sulut Capai Ratusan, Jumlah Pasien di Rumah Sakit Mengganda
Laju pertambahan kasus harian yang telah melampaui 100 kasus per hari diiringi penggandaan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Beberapa rumah sakit telah penuh.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Laju pertambahan kasus harian yang telah melampaui 100 kasus per hari diiringi penggandaan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Beberapa rumah sakit penuh, bahkan menerima pasien di luar kapasitasnya. Masyarakat pun kembali diimbau memperketat kepatuhan pada protokol kesehatan.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Sulut Steaven Dandel, Jumat (8/7/2021), di Manado, menyatakan, masyarakat kini perlu semakin waspada. Sebab, secara epidemiologis, penularan kini tidak hanya terbatas pada lingkup kluster, tetapi sudah terjadi di tengah-tengah masyarakat.
”Ini berarti, ke mana pun pergi, dengan siapa bertemu, kemungkinan terpapar virus korona baru (SARS-CoV-2) semakin tinggi. Sekarang tidak tahu lagi siapa yang membawa virus di tengah masyarakat,” katanya.
Hal ini Steaven ungkapkan menyusul peningkatan kasus secara drastis pada Kamis (7/7/2021) malam, yaitu 216 kasus baru Covid-19. Manado menjadi episentrum dengan 63 kasus, disusul Minahasa Utara (36) dan Bitung (34).
Perkembangan sepekan terakhir selama 2-8 Juli menunjukkan rata-rata 119 kasus baru ditemukan setiap hari. Angka ini melonjak secara eksponensial, yaitu 17 kali lipat, dari 7 kasus per hari selama periode yang sama bulan lalu.
Keadaan ini diiringi peningkatan jumlah pasien positif, suspek, dan probable yang dirawat inap di rumah sakit. Kini, 43 rumah sakit (RS) di Sulut yang menangani Covid-19 sedang merawat 586 pasien di ruang isolasi biasa, mengganda dari 262 pada 28 Juni lalu. Jumlah pasien di ruang isolasi ruang unit perawatan intensif (ICU) naik dua kali lipat dari 13 menjadi 27.
Dalam rentang waktu yang sama, tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) ruang isolasi biasa di RS pun meningkat dari 10,99 persen menjadi 43,22 persen. Adapun BOR ruang isolasi ICU naik dari 5,2 persen menjadi 16,36 persen.
Ke mana pun pergi, dengan siapa bertemu, kemungkinan terpapar virus korona baru semakin tinggi. Sekarang tidak tahu lagi siapa yang membawa virus di tengah masyarakat. (Steaven Dandel)
Di RS Umum Pusat Prof dr RD Kandou, RS rujukan utama di Sulut untuk Covid-19, jumlah pasien di ruang isolasi meningkat dari 19 menjadi 41 orang, sedangkan di ICU dari 10 menjadi 12 orang. Kendati demikian, Kepala Bidang Medik RS tersebut, Handry Takasenseran, mengatakan, pihaknya akan tetap menerima pasien selagi masih memungkinkan.
Saat ini, BOR ruang isolasi biasa di RSUP Kandou mencapai 37,61 persen, sedangkan BOR ICU 40 persen. ”Kami amati ada peningkatan pasien positif, sebagian rujukan dari RS lain. Sebenarnya BOR saat ini sudah termasuk tinggi dan trennya akan meningkat terus,” kata Handry.
Ia menyatakan pasokan oksigen masih aman bagi pasien Covid-19 dan bukan di seluruh unit perawatan RS Kandou. ”Namun, kami tetap waspada. Kalau jumlah pasien bertambah, alokasi tempat tidur di ruang isolasi juga harus ditambah, begitu juga oksigennya,” katanya.
Di Bitung, pasien Covid-19 meningkat dari 6 menjadi 50 orang dalam rentang 10 hari. BOR RSUD Bitung mencapai 110 persen, sedangkan RS AL dr Wahyu Slamet Bitung menyentuh 121,43 persen. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Bitung dr Piter Lumingkewas mengatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro menjadi solusi agar jumlah pasien tak terus melonjak.
”Kami menggiatkan posko Satgas Covid-19 untuk mengidentifikasi status setiap kelurahan, apakah zona hijau, kuning, oranye, atau merah. Kemudian aktivitas masyarakat di tingkat RT kami awasi sesuai zonanya,” katanya.
Sudah genting
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sulut Lidya Tulus mengatakan, keadaan sistem kesehatan di Sulut sebenarnya sudah genting, tetapi seluruh RS masih bisa mengatasinya. RS yang sedang menampung pasien Covid-19 lebih dari kapasitasnya dapat mengajukan rujukan ke RS lain yang masih lowong.
Untuk mengantisipasi membeludaknya jumlah pasien, pihaknya meminta setiap RS menambah kapasitas ruang isolasinya hingga 30 persen sesuai arahan Kementerian Kesehatan. Namun, hal ini sangat mungkin terkendala oleh jumlah tenaga kesehatan dan keterbatasan logistik.
”Akhir-akhir ini banyak tenaga kesehatan di RS terkena Covid-19. Penambahan bed tidak mungkin dilakukan jika tanpa diimbangi jumlah tenaga kesehatan. Makanya, kami sekarang sedang merekrut sukarelawan untuk menjadi tenaga kesehatan yang akan menopang kebutuhan di RS,” kata Lidya.
Lidya menambahkan, masyarakat bisa berkontribusi meringankan beban RS dan tenaga kesehatan dengan berdiam diri di rumah. ”Di rumah saja itu yang terbaik saat ini kalau memang tidak ada kebutuhan mendesak. Kalau masyarakat tidak ambil peran, RS dan tenaga kesehatan yang akan jadi korban,” katanya.
Senada dengan Lidya, Steaven Dandel, Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulut, meminta masyarakat menaati protokol kesehatan dengan mengenakan masker dua lapis ketika keluar rumah, atau bahkan di rumah ketika ada anggota keluarga yang bergejala flu, panas, batuk, dan pilek. Ia juga meminta warga menjauhi pertemuan di ruang tertutup.
”Sedapat mungkin juga menghindari kerumunan, termasuk ketika sedang vaksinasi massal. Kami juga akan mengatur supaya vaksinasi tidak malah membuat warga berkerumun,” ujar Steaven.