Tiga Lokasi Isolasi Terpusat Disiapkan di Kota Kediri
Meski penambahan kasus baru tak sebanyak daerah lain di Jawa Timur, Kota Kediri tetap mempersiapkan tiga tempat isolasi terpusat guna menampung orang tanpa gejala yang kondisi rumahnya tak layak untuk isolasi mandiri.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, akan menambah tiga tempat isolasi terpusat guna menangani penyebaran Covid-19 di wilayah itu. Dari tiga tempat isolasi terpusat tersebut, dua di antaranya sudah digunakan dan satu lagi masih dipersiapkan.
Dua lokasi yang sudah digunakan berada di Balai Latihan Kerja Kota Kediri dan Gedung Nasional Indonesia. Keduanya mampu menampung lebih dari 100 orang tanpa gejala (OTG).
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ketika dihubungi dari Malang, Kamis (8/7/2021), mengatakan, ruang isolasi diperuntukkan bagi OTG ringan yang rumahnya tidak layak. Untuk OTG skala ringan-sedang diarahkan ke Rumah Sakit Kilisuci yang saat ini dikhususkan untuk merawat pasien Covid-19.
”Awalnya kami menyiapkan satu lokasi, tetapi dihitung-hitung, kok, masih kurang. Akhirnya dua lokasi dan sekarang tengah mempersiapkan lokasi ketiga. Namun, kami lihat dulu laju penambahan kasusnya seperti apa” ujarnya.
Sejauh ini tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) ruang perawatan intensif dan isolasi di angka 74-81 persen. Abu Bakar khawatir BOR sewaktu-waktu penuh.
Disinggung soal pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hingga hari kelima, Abu Bakar mengklaim sudah terlihat ada peningkatan kesadaran masyarakat, baik itu soal protokol kesehatan maupun melakukan pemeriksaan ke laboratorium swasta secara mandiri.
Namun, dari sisi angka, sejauh ini belum terlihat dampak PPKM darurat. Kemungkinan hasilnya (turun atau naik) baru bisa dilihat sepekan ke depan. Kota Kediri saat ini menyandang status zona merah bersama beberapa daerah di Jawa Timur.
Awalnya kami menyiapkan satu lokasi, tetapi dihitung-hitung, kok, masih kurang. Akhirnya dua lokasi dan sekarang tengah mempersiapkan lokasi ketiga.
Berdasarkan data Jawa Timur Tanggap Covid-19 per 8 Juli, ada penambahan terkonfirmasi baru 8 orang di Kota Kediri. Angka ini jauh di bawah penambahan kasus baru di kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur, seperti Ngawi (212 orang), Tuban (171 orang), bahkan tetangga sendiri, Kota Blitar (111 orang), dan Kabupaten Kediri (97 orang), serta Kabupaten Malang (97 orang).
”Yang jelas suasana kota semakin lengang. Kalau saya lihat, orang sudah mulai sadar bahwa situasinya saat ini sedang bahaya. Hari ini kami mengeluarkan surat agar toko-toko nonesensial tutup dulu sementara waktu. Tadinya,sebagian dari mereka masih beroperasi sesuai aturan PPKM darurat,” katanya.
Menurut Abu Bakar, pihaknya juga berupaya mempercepat proses vaksinasi. Salah satu cara yang ditempuh adalah bekerja sama dengan perguruan tinggi kesehatan, yakni bagaimana menjadikan mahasiswa sebagai vaksinator. Sejauh ini, ada potensi 400 sukarelawan vaksinator. Dari jumlah tersebut, 25 persen di antaranya sudah mulai membantu vaksinasi.
”Kami ingin bisa lebih cepat. Kemarin kami ditarget 1.000 orang per hari lalu dinaikkan jadi 2.000 orang sudah bisa. Bahkan, kami pernah mencapai 4.722 orang pada 6 Juli. Ternyata dinaikkan lagi sehari menjadi 7.500 orang. Dengan angka segitu, SDM kami tidak mampu sehingga kami ajak sekolahan untuk menjadi vaksinator,” ujarnya.
Sementara itu, di Kota Batu terjadi penambahan 22 kasus baru. Angka ini sedikit meningkat dari sehari sebelumnya yang hanya 20 kasus. Total angka kumulatif terkonfirmasi positif di Batu 1.799 orang. Dari jumlah itu, 1.509 orang sembuh, 137 orang positif Covid-19, dan 152 orang meninggal.
Meski ada sedikit kenaikan kasus baru, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu Ony A mengatakan, BOR ruang ICU dan isolasi rumah sakit rujukan turun dari sebelumnya 100 persen menjadi 97 persen. Jumlah tempat tidur isolasi di Batu 95 unit dan ICU 12 unit. ”Kalau BOR isolasi saat ini 96,84 persen dan BOR ICU masih 100 persen,” katanya.