24 Pegawai Positif Covid-19, Balai Kota Makassar Ditutup
Sulsel, khususnya Makassar, terus menghadapi penambahan kasus baru Covid-19. Di Makassar, selain pengetatan aktivitas warga, pemerintah kota kini menutup sementara balai kota menyusul 24 pegawainya positif Covid-19.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, memutuskan menutup sementara gedung balai kota terkait puluhan pegawainya positif Covid-19. Kasus baru Covid-19 di Sulsel terus meningkat dengan penambahan harian mencapai 500 kasus.
Penutupan balai kota dilakukan berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Makassar Nomor 060/415/ORG/VII/2021. Ketentuan itu berlaku sejak Kamis (8/7/2021) hingga Kamis (15/7/2021).
”Berdasarkan data sementara, ada 24 orang yang dinyatakan positif. Kami belum tahu tertularnya dari mana, masih dilakukan penelusuran. Selama penutupan balai kota, seluruh aktivitas dilakukan di rumah. Kami berusaha tetap melayani masyarakat agar tak ada yang dirugikan,” kata Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Makassar Firman Pagarra, Kamis.
Sebelumnya, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, sejak Selasa (6/7/2021), Pemerintah Kota Makassar memperketat aktivitas warga dengan pembatasan kegiatan tempat hiburan, pusat perbelanjaan, dan tempat makan-minum hingga pukul 17.00 Wita. Adapun aktivitas tempat hiburan malam dan tempat ibadah ditutup.
Di Sulsel, penambahan kasus baru terus meningkat dalam dua pekan terakhir. Setelah bertambah 100-200 kasus per hari, pada Rabu (7/7/2021), kasus harian bertambah 485. Adapun pada Kamis, penambahan kasus baru sebanyak 500.
Penambahan dengan jumlah sebesar seperti ini sebelumnya pernah terjadi pada Januari-Februari lalu. Sempat mereda tiga bulan, kini kasus Covid-19 kembali melonjak.
Saat ini, pemerintah daerah di seluruh 24 kabupaten/kota di Sulsel diminta bersiaga untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus. Posko-posko di tingkat rukun tetangga terus diaktifkan untuk memantau aktivitas warga dan penerapan protokol kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari mengatakan, pemerintah sudah mulai mengantisipasi lonjakan kasus dengan meminta pihak rumah sakit siaga. Sukarelawan yang pernah bekerja dalam tim Satgas Covid-19 juga akan diminta kembali bertugas jika terjadi lonjakan kasus.
Pada akhir Juni lalu, Ichsan mengatakan, ”Kita pernah mengalami awal pandemi hingga lonjakan kasus yang terjadi awal tahun lalu. Sejauh ini semua bisa ditangani. Saat ini pun kita sudah antisipasi.”
Saat itu, dia juga menambahkan, rumah sakit di Makassar dan 23 kabupaten/kota lain di Sulsel sudah disiapkan. Tenaga sukarelawan pun setiap saat bisa didatangkan. ”Bahkan, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, kami juga sudah merancang rumah sakit darurat,” katanya.