Zona Covid-19 Meningkat, Pembatasan Aktivitas Warga Makassar Diperketat
Belum lama setelah Pemprov Sulsel mengklaim sebagian besar wilayah sudah zona hijau dan tak ada zona merah, kini terjadi lonjakan kasus. Saat ini hanya ada zona oranye dan kuning di Sulsel.
Oleh
RENY SRI AYU
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Kasus yang terus meningkat di Sulawesi Selatan membuat tak ada lagi zona hijau di wilayah ini. Pembatasan aktivitas warga di Makassar yang menjadi episentrum penularan kian diperketat untuk memperkecil risiko penularan.
Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto kembali mengeluarkan surat edaran yang kian membatasi pergerakan warga. Dalam surat edaran dengan nomor 443.01/334/S.Edar/Kesbangpol/VII/2021, aktivitas tempat wisata, hiburan, rumah makan, dan kelab malam dibatasi hanya hingga pukul 17.00 Wita. Adapun rumah ibadah ditutup untuk sementara.
Surat edaran ini hanya berselang dua pekan dari pemberlakuan surat edaran sebelumnya yang dikeluarkan pada Selasa (22/6/2021), tentang pembatasan kegiatan hingga pukul 20.00 Wita.
”Keputusan ini terpaksa saya ambil karena beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah penambahan kasus yang membuat Makassar berada dalam zona oranye. Penambahan kasus banyak terjadi akibat interaksi dan dibawa dari luar melalui penerbangan. Jadi sekarang kami ingin lebih membatasi untuk mencegah kemungkinan penularan yang lebih besar,” kata Ramdhan, Rabu (7/7/2021).
Dalam surat edaran yang berlaku sejak Selasa sore, aktivitas di pusat perbelanjaan, mal, tempat makan minum, kelab malam, dan tempat rekreasi hanya dibatasi sampai pukul 17.00. Untuk aktivitas rumah makan, masih bisa melayani pesan antar hingga pukul 20.00.
Adapun aktivitas belajar mengajar dilakukan secara daring. Aktivitas perkantoran, 75 persen dilakukan dari rumah atau hanya 25 persen pegawai yang bisa melakukan pelayanan di kantor. Aktivitas peribadatan di tempat ibadah juga dibatasi.
Keputusan ini terpaksa saya ambil karena beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah penambahan kasus yang membuat Makassar berada dalam zona orange. (M Ramdhan Pomanto)
”Soal tempat ibadah ini, saya juga banyak mendapatkan protes. Tadi saya sudah melakukan pertemuan dengan tokoh agama. Intinya, mereka merasa mendapatkan perlakuan tak adil karena tempat hiburan dibuka dan tempat ibadah ditutup. Untuk ini saya akan turun lagi melihat kondisi di tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan untuk melihat mana yang zona hijau, kuning, oranye, merah, ataupun hitam,” katanya.
Di Sulsel, penambahan kasus terus terjadi dan rata-tata di atas 200. Di sejumlah kabupaten yang tadinya tak memiliki kasus, kini mulai bermunculan kasus baru. Hal ini membuat tak ada lagi zona hijau di wilayah ini.
Data yang dilansir Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Sulsel, Husni Thamrin, Rabu (7/7/2021), menunjukkan seluruh wilayah di Sulsel saat ini dalam status zona oranye dan kuning.
”Saat ini ada sembilan wilayah yang masuk zona orange dan selebihnya zona kuning. Penambahan kasus pada Selasa juga di atas 200 kasus,” kata Husni.
Sembilan wilayah yang masuk zona merah adalah Luwu Timur, Palopo, Parepare, Barru, Pangkep, Makassar, Gowa, Takalar, dan Jeneponto. Beberapa daerah cukup mengejutkan karena beberapa pekan berada dalam zona hijau dengan nol kasus dan kini masuk zona oranye. Daerah ini di antaranya Parepare, Barru, Toraja Utara, dan beberapa daerah lain.
Sebelumnya, Sulsel pernah berada di wilayah tanpa zona hijau saat lonjakan kasus pada Desember hingga Januari lalu. Kasus kemudian perlahan menurun dan beberapa waktu lalu Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel A Sudirman Sulaiman mengklaim sebagian besar wilayah sudah zona hijau dan tak ada lagi merah.
Terkait kesiapan rumah sakit, setiap daerah sudah diminta melakukan antisipasi dan menyusun skenario rencana jika terjadi lonjakan kasus.
”Kalau di Makassar, saya selalu berkoordinasi dengan pihak rumah sakit terkait kesiapan mereka. Untuk Rumah Sakit Daya yang berada di bawah Pemkot Makassar juga sudah melakukan skenario jika terjadi lonjakan kasus,” kata Ramadhan.
Kapasitas tempat tidur untuk perawatan Covid-19 adalah 35 dalam kondisi normal. Namun, pihak rumah sakit sudah menyiapkan antisipasi jika pasien membeludak untuk bisa menampung hingga 50. ”Dalam kondisi outbreak, rumah sakit lapangan sudah disiapkan agar bisa menampung hingga 100 pasien,” kata Ramdhan.