Kematian Covid-19 di Semarang Meningkat, Pelayanan Pemakaman Terbatas
Menurut data siagacorona.semarangkota.go.id, total terdapat 331 kematian dalam lima hari terakhir di Kota Semarang dan 262 di antaranya merupakan warga Semarang. Pelayanan pemakaman di TPU khusus Covid-19 dibatasi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pasien meninggal akibat Covid-19 di Kota Semarang, Jawa Tengah, terus meningkat seiring penyebaran virus korona baru yang belum terkendali. Dalam lima hari terakhir, tercatat ada penambahan 331 kematian dan 262 orang di antaranya warga Kota Semarang. Petugas di tempat pemakaman umum khusus Covid-19 mulai kewalahan.
Menurut data siagacorona.semarangkota.go.id, Rabu (7/7/2021) pukul 18.10, terdapat 61.800 kasus positif Covid-19 kumulatif di Kota Semarang dengan rincian 2.179 dirawat/isolasi (kasus aktif), 55.095 orang sembuh, dan 4.526 orang meninggal. Dari 4.526 orang meninggal akibat Covid-19 tersebut, 3.047 orang ialah warga Semarang dan 1.479 orang asal luar kota.
Selain kasus aktif, jumlah kematian juga tergolong tinggi. Menurut data pada laman yang sama, Jumat (2/7/2021), terdapat total 4.195 orang meninggal akibat Covid-19 dan 3.047 orang di antaranya warga Semarang. Artinya, terdapat 331 kematian dalam lima hari terakhir dan 262 orang di antaranya merupakan warga Semarang.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Pemakaman, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang Mochamad Djuniadi, di Semarang, Rabu (7/7/2021), mengatakan, dalam dua hari terakhir atau sejak Senin (5/7/2021), pihaknya memakamkan sekitar 12 jenazah per hari di pemakaman TPU khusus Covid-19 di Jatisari, Kecamatan Mijen. Sementara bulan lalu, paling banyak 5 jenazah per hari.
”Kemarin kewalahan. Lantaran tenaganya habis, pemakaman kami batasi hingga pukul 23.00 atau 24.00. Kalau mau segera, kami arahkan ke TPU lain di bawah Pemkot Semarang. Namun, kalau di luar TPU Jatisari, terkena biaya. Tapi, kalau mau menunggu, baru dilaksanakan pagi. Bagaimanapun para tenaga ini butuh istirahat,” katanya.
Menurut dia, di TPU Jatisari terdapat tiga petugas pemakaman yang dibantu petugas dari TPU-TPU lain, terutama saat darurat. Tambahan yakni sebanyak 30 tenaga dan sejumlah sukarelawan. Ia mengungkapkan, petugas perlu istirahat dan menjaga kondisi kesehatan. Sebab, sudah dua petugas pemakaman di TPU Jatisari yang terpapar Covid-19.
Djuniadi menambahkan, permintaan pemakaman di TPU Jatisari memang meningkat sejak awal Juni 2021, seiring peningkatan kasus Covid-19. Sepanjang Juni saja, tercatat ada 150 jenazah yang dimakamkan di sana. Padahal, sebelumnya berkisar 45-50 jenazah per bulan. Itu belum termasuk data pemakaman jenazah Covid-19 di TPU-TPU lain dan TPU warga.
Sementara lahan di TPU Jatisari dinilai masih mencukupi untuk kebutuhan pemakaman. ”Di sana, dari lahan aslinya seluas 30 hektar, ada 13 hektar (untuk pemakaman Covid-19) dan baru terpakai sekitar 3 hektar,” ucap Djuniadi.
Petugas perlu istirahat dan menjaga kondisi kesehatan. Sebab, sudah dua petugas pemakaman di TPU Jatisari yang terpapar Covid-19. (Djuniadi)
Sukarelawan pemulasaraan
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memerintahkan jajarannya untuk membentuk sukarelawan-sukarelawan yang bertugas melakukan pemulasaraan jenazah Covid-19. Para sukarelawan tersebut sudah ada di 16 kecamatan di Kota Semarang dan bertugas memandikan hingga mengantarkan jenazah ke pemakaman terdekat.
Di Kecamatan Semarang Barat, misalnya. Sukarelawan pemulasaraan telah dibekali pengetahuan tentang penanganan jenazah Covid-19, bekerja sama dengan puskesmas dan RSUP Dr Kariadi. Perlakuan terhadap jenazah dipastikan aman. Tahapan itu, yakni dengan penyemprotan cairan disinfektan, dikafankan, dibungkus dengan plastik tiga lapis, dimasukkan ke dalam peti, serta disemprot kembali cairan disinfektan.
”Jadi, masyarakat yang hari ini yang melihat tetangganya isolasi mandiri akibat Covid-19 lalu meninggal di rumah, bisa menghubungi camat atau lurah untuk disambungkan dengan para sukarelawan,” ujar Hendrar.
Kematian di Jateng juga tinggi. Menurut data laman corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Jumat (2/7/2021), pukul 16.00, terdapat 276.598 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng dengan rincian 31.673 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 227.539 orang sembuh, dan 17.386 orang meninggal.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Rabu, mengakui, kematian akibat Covid-19 di Jateng memang tinggi. Kedisiplinan masyarakat selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, 3-20 Juli 2021, pun menjadi kunci untuk menekan penularan, yang juga akan menekan kematian akibat Covid-19.
”(Kematian Covid-19) memang tinggi. Makanya, kami ingatkan untuk disiplin protokol kesehatan. Sebab, kita tidak pernah tahu siapa yang punya potensi tertular. Maka, kalau mau mencegah kematian dan kesakitan, ya sudah, tinggal di rumah, pakai masker, dan sebagainya. Kami juga memburu orang-orang dengan komorbid untuk divaksin,” katanya.
Di hilir, lanjut Ganjar, pihaknya juga menyiapkan banyak fasilitas pelayanan kesehatan. Termasuk dengan terus menambah tempat tidur di rumah sakit. Menurut dia, setelah Kabupaten Banyumas, kini Pemkot Magelang juga mengajukan izin untuk mendirikan RS darurat. Ia pun mendukung sehingga kematian dapat dicegah sedini mungkin.