Rasio Positif di Atas 74 Persen, Batam Waspada Varian Delta
Rasio positif pemeriksaan PCR di Batam mencapai 74,06 persen dalam 14 hari terakhir. Namun, pemeriksaan sekuens genomik yang lambat menyulitkan pemerintah menentukan apakah varian baru Covid-19 menjadi penyebabnya.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Hasil kajian epidemiologi Balai Pelatihan Kesehatan menunjukkan rasio positif pemeriksaan PCR di Batam, Kepulauan Riau, mencapai 74,06 persen dalam 14 hari terakhir. Namun, pemeriksaan sekuens genomik yang lambat menyulitkan pengambil kebijakan menentukan apakah varian baru Covid-19 ikut menjadi penyebab lonjakan kasus secara drastis itu.
Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Batam Asep Zaenal Mustofa, Selasa (6/7/2021), mengatakan, rasio positif 74,06 persen itu didapat dengan menganalisis data pemeriksaan PCR di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam. Sebenarnya, untuk mengetahui rasio positif di Batam secara utuh, masih dibutuhkan analisis pemeriksaan PCR secara menyeluruh di rumah sakit dan klinik.
”Mayoritas sampel usap warga Batam diperiksa di laboratorium BTKLPP sehingga rasio positif pemeriksaan PCR di BTKLPP bisa memberi gambaran umum mengenai kondisi penyebaran wabah di Batam,” kata Asep.
Pada 21 Juni-4 Juli 2021, total ada 3.840 sampel yang diperiksa di BTKLPP. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.844 atau 74,06 persen di antaranya terdeteksi positif Covid-19. Dengan rasio positif 74,06 persen, ada kemungkinan 7-8 dari 10 orang di Batam telah terpapar Covid-19.
”Melihat kondisi itu seharusnya Pemerintah Kota Batam segera melakukan penguatan surveilans. Setiap ketua RT bisa diminta mendata warganya yang mengidap gejala mengarah Covid-19 agar mereka segera melakukan isolasi," ujar Asep.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.844 atau 74,06 persen di antaranya terdeteksi positif Covid-19.
Dalam dua minggu terakhir, kasus positif di Batam bertambah 2.736 pasien. Adapun jumlah pasien meninggal bertambah 74 orang. Sementara itu, rasio keterisian tempat tidur isolasi mencapai 83,84 persen dan rasio keterisian tempat tidur ruang perawatan intensif (ICU) mencapai 92,16 persen.
Terkait dengan lonjakan kasus itu, Asep belum dapat memastikan apakah hal itu disebabkan oleh varian baru Covid-19. Namun, berdasarkan data tersebut, ia menyatakan, kemungkinan varian baru Covid-19 yang mudah menular telah merebak di Batam.
Pada 14 April 2021, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengumumkan, varian baru B1525 yang awalnya ditemukan di Inggris dan Nigeria telah terdeteksi pada seorang buruh migran yang pulang lewat Batam. Varian yang telah beredar di 40 negara ini diketahui membawa mutasi E484K yang dikhawatirkan bisa mengurangi efektivitas vaksin.
Setelah penemuan varian baru B1525 itu, petugas BTKLPP menjadi lebih waspada memeriksa sampel positif dari para buruh migran yang baru pulang dari luar negeri. Kini, pengiriman sampel ke Balitbangkes dan Lembaga Eijkman untuk pemeriksaan sekuens genomik dilakukan setiap kali terkumpul 150 sampel yang memenuhi kriteria angka Ct (cycle threshold) di bawah 29.
Kepala BTKLPP Kelas I Batam Budi Santosa mengatakan, pengiriman sampel ke Jakarta dilakukan terakhir kali pada 15 Juni 2021. Dari 497 sampel yang dikirim, baru 86 sampel yang telah selesai melalui pemeriksaan sekuens genomik. Dari 86 sampel itu, semuanya tidak ada yang membawa varian virus SARS-CoV-2 yang sedang diperhatikan dunia (variant of concern), antara lain varian Alfa, Beta, Delta, dan Kappa.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan sekuens genomik itu menyulitkan pengambil kebijakan menentukan apakah varian baru Covid-19 ikut menjadi penyebab lonjakan drastis di Batam belakangan ini. Terkait dengan hal itu, Asep menyarankan agar warga untuk ekstra waspada terhadap penularan Covid-19 dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
”Kurangi aktivitas di luar rumah, dan bila terpaksa keluar rumah, kenakan masker dobel. Adapun yang mengalami gejala segera saja lakukan tes antigen atau tes PCR,” ucap Asep.
Selain itu, Asep juga menyarankan agar Pemkot Batam segera menaikkan tes PCR menjadi minimal 3.840 orang per hari. Saat ini, kemampuan tes PCR di Batam baru 274 per hari atau 8,29 persen dari jumlah minimal yang seharusnya dilakukan.