Lonjakan Kasus Meresahkan, ”Variant of Concern” Covid-19 Diduga Sudah Ada di Sulut
Kasus baru Covid-19 di Sulawesi Utara kembali melonjak drastis, kali ini dengan kecepatan yang meresahkan. Berbagai varian yang lebih menular, seperti Delta dan Kappa, diduga telah masuk ke Bumi Nyiur Melambai.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Kasus baru Covid-19 di Sulawesi Utara kembali melonjak drastis, kali ini dengan kecepatan yang meresahkan. Berbagai varian yang lebih menular, seperti Delta dan Kappa, diduga telah masuk ke Bumi Nyiur Melambai.
Senin (5/7/2021), kasus positif Covid-19 terkonfirmasi di Sulut telah mencapai 16.609. Selama sepekan terakhir, Senin (28/6) hingga Minggu (4/7), ditemukan 485 kasus baru atau rata-rata 69,2 kasus per hari. Jumlah ini meroket 10 kali lipat dari 45 selama pekan pertama Juni, atau rata-rata 6,4 kasus per hari.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, jumlah kasus harian mengganda dalam waktu yang sangat singkat. Ia menduga hal ini disebabkan adanya penyebaran varian virus SARS-CoV-2 yang sedang diperhatikan dunia (variant of concern/VoC), antara lain varian Alfa, Beta, Delta, dan Kappa.
Namun, kecurigaan ini belum bisa dipastikan karena pemeriksaan sekuensing genomik di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta belum selesai. ”Namun, pada beberapa kluster di Kepulauan Sangihe, Tomohon, Manado, dan Bitung menunjukkan kecepatan transmisi yang menyerupai varian tersebut,” kata Steaven.
Transmisi beberapa varian virus tersebut, seperti Delta, dapat terjadi dalam hitungan detik. Virus juga dapat bertahan sampai 16 jam di udara sehingga dapat menjangkiti banyak orang yang menghirupnya ketika tak mengenakan masker. Hal inilah yang Steaven duga menyebabkan penularan terjadi sangat cepat kepada banyak orang.
Pada beberapa kluster di Kepulauan Sangihe, Tomohon, Manado, dan Bitung menunjukkan kecepatan transmisi yang menyerupai varian tersebut.
Saat ini, varian Delta SARS-CoV-2 telah ada di Gorontalo, daerah terdekat Sulut. Kendati belum ada kepastian, Steaven menyatakan masyarakat harus sudah meningkatkan kewaspadaan hingga titik maksimal. ”Anggap saja (VoC) sudah ada di Sulut. Menanti dalam ketidakpastian membuat masyarakat abai,” ujarnya.
Kegentingan di Sulut juga ditunjukkan oleh tingkat kasus positif (positivity rate) yang telah mencapai 12,31 persen per minggu pada akhir Juni 2021, meningkat dari 2,5 persen sebulan sebelumnya. Pandemi dianggap terkendali jika positivity rate berada di bawah 5 persen.
Kedaruratan juga ditunjukkan peningkatan beban sistem kesehatan di Sulut. Kini, tingkat keterisian 1.501 tempat tidur (BOR) di 43 rumah sakit (RS) yang melayani pasien Covid-19 di Sulut telah mencapai 31,64 persen. Padahal, Senin pekan lalu keterisiannya hanya 9,59 persen.
Peningkatan drastis jumlah pasien dalam sepekan tampak, antara lain, di RS Umum Daerah (RSUD) Bitung yang pekan lalu BOR ruang isolasi biasanya hanya 11,11 persen, tetapi kini telah mencapai 88,89 persen. RSUD Anugerah Tomohon bahkan harus menampung 27 pasien meski hanya memiliki 23 tempat tidur di ruang isolasi biasa.
Padahal, pekan lalu Pelaksana Kepala Dinas Kesehatan Tomohon Olga Karinda menyatakan sistem kesehatan di Tomohon masih terkendali. ”Masih aman. Banyak pasien baru dari kluster pelaku perjalanan, tetapi mereka rata-rata tidak bergejala, terutama yang masih muda-muda,” kata Olga.
Namun, kini manajemen RSUD Anugerah Tomohon sampai harus mengerahkan empat tempat tidur di ruang isolasi perawatan intensif (ICU) demi 27 pasien non-ICU. Pekan lalu, mereka hanya memiliki 14 pasien non-ICU.
Jika penularan tak terbendung, kata Steaven, akan semakin banyak orang yang sakit. ”Otomatis makin banyak yang perlu dirawat di ICU. Makin banyak juga kematian pasien suspek dan terkonfirmasi. Selama minggu kelima Juni, sudah ada 13 kematian. Padahal, sempat hanya ada 1 selama minggu kedua,” katanya.
Dalam keadaan ini, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengumumkan beberapa kebijakan, salah satunya memperketat akses masuk bagi pelaku perjalanan ke Sulut melalui jalur udara. Penumpang pesawat harus mengantongi hasil tes reaksi berantai polimerase (PCR). Sesampainya di Bandara Sam Ratulangi Manado, mereka harus mengikuti tes cepat antigen.
Pada saat yang sama, Olly memerintahkan keberlanjutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro di tingkat desa dan kelurahan. Desa dan kelurahan wajib memberlakukannya jika memiliki kasus positif. Hal ini meliputi peniadaan dan pembatasan kegiatan sosial, seperti pernikahan dan acara duka.