Kasus Meningkat, Risiko Penularan Covid-19 di Pintu Masuk Sumsel Tinggi
Sejumlah pintu masuk di Sumatera Selatan berisiko menjadi ruang penularan Covid-19 jika tidak dilakukan pengawasan secara ketat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sejumlah pintu masuk di Sumatera Selatan berisiko menjadi ruang penularan Covid-19 jika tidak dilakukan pengawasan secara ketat. Apalagi, saat ini, virus yang masuk ke Sumsel terus berkembang dengan tingkat penularan yang tergolong cepat. Hal ini ditandai dengan melonjaknya kasus positif Covid-19 dalam lima hari terakhir.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Palembang, Nur Purwoko Widodo seusai menyaksikan vaksinasi di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Senin (5/7/2021), mengatakan, risiko penularan Covid-19 di jalur pintu masuk di Sumatera Selatan, seperti bandara dan pelabuhan, sangat tinggi. ”Penularan bisa terjadi ketika ada penumpang yang terjangkit atau virus mungkin menempel di benda yang mereka bawa,”ucapnya.
Karena itu, ujar Purwoko, protokol kesehatan dan vaksinasi menjadi solusi untuk mencegah penularan. Melonjaknya tingkat penularan di Sumsel ujar Purwoko disebabkan oleh terus bermutasinya virus bahkan semakin hari daya tularnya semakin tinggi. ”Karena itu, screening secara ketat di setiap pintu masuk diharapkan bisa menanggulangi risiko penularan tidak meluas,” ucapnya.
Berdasarkan situs Sumsel Tanggap Covid-19 tercatat, dalam lima hari terakhir, kasus positif Covid-19 di Sumsel tidak kurang dari 223 kasus ditemukan per hari. Bahkan, mencapai puncaknya pada Sabtu (3/7/2021) dengan 246 kasus. Tidak hanya itu, angka kepositifan kasus sudah mencapai 35,52 persen atau jauh melebihi dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan standar di bawah 5 persen.
Untuk mengantisipasi meningkatnya kasus, pengetatan protokol kesehatan harus terus dilakukan termasuk pengawasan di setiap pintu masuk, baik di bandara maupun pelabuhan. Semua penumpang harus menyertakan sertifikat vaksin Covid-19 yang menandakan bahwa calon penumpang sudah divaksinasi
Penumpang juga harus membawa hasil bebas Covid-19 berupa tes usap antigen. Untuk calon penumpang yang bepergian ke wilayah Jawa dan Bali harus membawa serta hasil tes PCR.
”Ini salah satu upaya penyaringan di setiap pintu masuk agar tidak terjadi penularan ke kota lain. Hasil tes usap PCR hanya berlaku 2 x 24 jam. Jika melebihi dari itu harus tes ulang,” ujar Purwoko.
Bandara Internasional SMB II Palembang mulai membuka pusat vaksinasi pada Senin (5/7/2021) hingga Selasa (20/7/2021). Program vaksinasi di Bandara tersebut digelar untuk memudahkan warga memenuhi syarat berpergian selama masa Ppemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali.
Setiap hari sekitar 700 orang yang berangkat sejumlah daerah di Jawa dan Bali. Ini turun sekitar 70 persen dari hari biasanya. (Tommy Ariesdianto)
Pembatasan juga diberlakukan di dalam pesawat. Tingkat keterisian hanya sekitar 70 persen dari kapasitas total di dalam pesawat. Tujuannya agar antar penumpang dapat menerapkan protokol kesehatan dengan baik terutama mejaga jarak.
Executive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara SMB II Palembang, Tommy Ariesdianto mengatakan, untuk mempercepat vaksinasi pihaknya membuka sentra vaksinasi di Bandara SMB II Palembang. Vaksin ini disediakan bagi masyarakat yang ada di sekitar bandara dan juga calon penumpang yang ketika berangkat belum divaksinasi. ”Karena sudah ada aturan siapa pun yang ingin ke luar kota menggunakan angkutan udara harus sudah divaksin,” ucapnya.
Pihaknya menyiapkan sekitar 50-100 dosis vaksin per hari. ”Namun, jumlah vaksinasi itu sangat bergantung pada ketersediaan vaksin yang disalurkan oleh dinas kesehatan,” ucapnya.
Sejauh ini PPKM darurat berdampak pada jumlah penumpang di Bandara SMB II Palembang terutama mereka yang ingin pergi ke pulau Jawa dan Bali. ”Setiap hari sekitar 700 orang yang berangkat sejumlah daerah di Jawa dan Bali. Ini turun sekitar 70 persen dari hari biasanya,” ucap Tommy.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy mengatakan, melonjaknya kasus covid-19 di Sumsel tidak lepas dari masih tinggiya mobilitas masyarakat. Untuk mengantisipasi hal ini, beragam upaya dilakukan termasuk mempercepat vaksinasi.
Vaksinasi tenaga kesehatan kini mencapai 95.22 persen dan pelayan publik sekitar 93,61 persen. Sementara warga lansia sekitar 13,84 persen. Adapun untuk masyarakat umum sudah mencapai 3,40 persen. Hingga saat ini jumlah warga Sumsel yang divaksin 77.841 orang melebihi target 31.696 orang.