Jalan Utama di Purwokerto Ditutup Sabtu Siang hingga Senin Pagi
Jalan utama di Purwokerto ditutup lebih awal, yaitu pukul 15.00. Pada akhir pekan, penutupan dilakukan hingga Senin pukul 06.00. Pelaku usaha protes dan kebingungan karena merasa sosialisasinya mendadak.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas bersama Kepolisian Resor Kota Banyumas menutup sejumlah ruas jalan utama di Purwokerto lebih awal, dari semula pukul 21.00 kini menjadi pukul 15.00. Pada akhir pekan, penutupan berlangsung hingga hari Senin. Penutupan dilakukan untuk mengurangi potensi kerumunan.
”Untuk mencegah terjadinya kerumunan pada Sabtu dan Minggu, kami dari Forum Lalu Lintas melakukan pembatasan pergerakan di jalan raya di 10 titik ring satu dalam Kota Purwokerto pukul 15.00,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Ari Prayitno di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (3/7/2021).
Penutupan jalan pada akhir pekan ini dilakukan mulai Sabtu pukul 15.00 dan akan dibuka kembali pada Senin (5/7/2021) pukul 06.00. ”Selanjutnya Senin hingga Jumat, penutupan akan kami lakukan mulai pukul 14.00 sampai pukul 06.00,” kata Ari.
Ari memaparkan, ruas jalan yang disekat adalah Simpang KPKN (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara), Simpang Palma, Simpang Omnia, Simpang Ace Hardware, Simpang Tugu, Simpang Paparonz, Simpang Neutron, Simpang Cikebrok, Simpang Meotel ke arah GOR, dan Simpang Warga Bakti arah GOR.
Sesaat setelah para polisi meninggalkan lokasi, sejumlah pengendara, baik mobil maupun sepeda motor, menerobos jalan lewat area parkir ruko-ruko yang ada di sekitar simpang itu.
Dari pantauan di Simpang Palma di Jalan Jenderal Sudirman, sejumlah polisi berjaga dengan mobil patroli dan para pengendara tampak taat tidak ada yang melintas di jalur yang ditutup. Namun, sesaat setelah para polisi meninggalkan lokasi, sejumlah pengendara, baik mobil maupun sepeda motor, menerobos jalan lewat area parkir ruko-ruko yang ada di sekitar simpang itu.
Pengelola Rumah Makan Padang Sederhana di Jalan Jenderal Sudirman, Suryo (55), mengaku bingung dan kecewa karena sosialisasi penutupan jalan ini dilakukan mendadak. Pasalnya, pihaknya telanjur memasak banyak makanan untuk dijual dan dikhawatirkan makanan itu tidak laku.
Jika pada hari normal sebelum pandemi omzetnya bisa mencapai Rp 5 juta per hari, kini omzetnya anjlok hingga 70 persen. ”Pandemi ini anjlok drastis, 70 persen lebih. Kalau tidak ada arus seperti ini, nanti bisa cuma 10 persen saja,” kata Suryo.
Suryo mengaku, selama pandemi ini dengan kelonggaran 50 persen pengunjung, pihaknya masih bisa menutup biaya operasional dan menggaji pegawai. Namun, sejak tidak boleh makan di tempat dan ada penutupan jalan pada sore hari, ia tidak tahu bagaimana penjualannya ke depan.
Dari Kebumen, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyampaikan, untuk mendukung kegiatan PPKM darurat, pihaknya akan meneruskan kebijakan pengetatan seperti pemberlakuan jam malam mulai pukul 20.00.
”Wisata sudah kami tutup. Hajatan juga kami tiadakan di zona-zona merah dan oranye. Tempat ibadah juga sudah ditutup dan jam malam diberlakukan,” tutur Arif, seperti dikutip dalam siaran pers.