Selain Terapkan PPKM Darurat, Kota Kediri Cari Tempat Isolasi Terpusat
Kota Kediri masuk dalam daftar daerah yang menerapkan PPKM darurat. Seperti daerah lain, angka kasus di sini meningkat. Pemkot Kediri pun berinisiatif mencari lokasi isolasi terpusat.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KEDIRI, KOMPAS — Kota Kediri, Jawa Timur, menjadi salah satu daerah yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang berlangsung 3-20 Juli. Pemerintah setempat juga tengah mencari lokasi untuk fasilitas isolasi terpusat.
Seperti daerah lainnya, angka kasus Covid-19 di Kota Kediri saat ini juga meningkat dibanding dengan sebelumnya. Meski demikian, jika dilihat dari kasus harian, tren penambahannya fluktuatif dalam sepekan terakhir. Penambahan kasus positif baru tertinggi tercatat pada 30 Juni, yakni 20 orang. Adapun penambahan terendah pada 25 Juni sebanyak 5 orang, sedangkan pada 1 Juli ada 16 orang.
Soal PPKM darurat, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan, pihaknya akan mengikuti aturan yang diterapkan oleh pusat. Itu, antara lain, membatasi jumlah pekerja dengan pekerja sektor nonesensial bekerja dari rumah (WFH), sedangkan mal dan departement store ditutup. Adapun pasar tradisional dibatasi 50 persen dan waktu operasi hanya sampai pukul 20.00.
”Untuk pelayanan publik, memang tidak WFH, masih bekerja maksimal 50 persen. Namun, karena sebagian di tempat kami ada yang terpapar, nanti masuknya disesuaikan,” kata Abu Bakar saat dihubungi dari Malang, Kamis (1/7/2021) malam.
Menurut Abu Bakar, soal detail apa saja yang akan dilakukan dirapatkan pada Jumat (2/7) pagi. Malam ini, pihaknya masih akan mengikuti rapat dengan pemerintah provinsi terkait dengan PPKM darurat. Dirinya pun meminta masyarakat bisa mematuhi aturan yang ada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Adapun terkait dengan kebutuhan fasilitas isolasi terpusat, Abu Bakar menjelaskan, hal itu dilatari banyaknya masyarakat yang rumahnya tidak layak untuk isolasi mandiri. Dengan isolasi terpusat, kemungkinan penularan lebih besar bisa dihindari.
”Waktu masa mudik Lebaran, kami sudah siapkan lokasi isolasi di GOR (gedung olahraga) dan Lapangan Kilisuci. Tapi, karena lihat penambahan seperti ini, kami juga sediakan tempat isolasi terpusat, bukan mandiri,” katanya.
Secara keseluruhan, berdasarkan data Jawa Timur Tanggap Covid-19 per 1 Juli, angka kasus di Kota Kediri sebanyak 1.573. Dari jumlah itu, 125 di antaranya aktif, 1.293 sembuh, dan 155 meninggal. Angka tingkat kematian pun masih cukup tinggi meski bukan tertinggi di Jatim, yakni 9,85 persen.
Apa yang terjadi di Kota Kediri hampir sama dengan tetangganya, Kabupaten Kediri. Pada 1 Juni ada 21 tambahan kasus positif di Kabupaten Kediri. Angka ini berkurang sedikit dari sehari sebelumnya, yakni sebanyak 23 kasus.
Adapun total kasus positif di Kabupaten Kediri sebanyak 5.259. Dari jumlah itu, 134 aktif, 4.605 sembuh, dan 520 meminggal. Tingkat kematian di Kabupaten Kediri sedikit lebih besar dari Kota Kediri, yakni 9,89 persen.
Mereka salah persepsi, menganggap bahwa setelah divaksin akan kebal.
Secara terpisah, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko meminta masyarakat meningkatkan kedisiplinan selama PPKM darurat. Menurut Dewanti, kepatuhan masyarakat kian kendur, apalagi setelah ada vaksin. Mereka salah persepsi, menganggap bahwa setelah divaksin akan kebal.
Menurut Dewanti, pihaknya sejak beberapa hari lalu telah menggelar rapat bersama sejumlah pihak terkait guna persiapan PPKM darurat. PPKM darurat hampir sama dengan PPKM tahap pertama.
”Karena darurat, kedisiplinan diperketat. Hulunya yang betul-betul dipersiapkan, tingkat RT, RW, semua masyarakat bisa saling terlibat memberi pemahaman dan memutus mata rantai penyebaran,” kata Dewanti.
Batu masih berstatus zona oranye atau risiko penularan sedang. Hari ini terjadi penambahan kasus baru sebanyak 8 orang sehingga jumlah total kasus positif mencapai 1.635. Dari jumlah tersebut, 63 aktif, 1.422 sembuh, dan 149 meninggal.