Pembatasan Pergerakan Orang Bakal Menekan Pariwisata Batu
Adanya larangan mudik dan larangan pergerakan orang keluar dari aglomerasi akan menekan angka wisatawan ke Batu.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Adanya kebijakan larangan mudik dan pembatasan pergerakan orang keluar dari aglomerasi pada 6-17 Mei 2021 dinilai bakal menekan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu, Jawa Timur. Sejumlah pelaku wisata di Kota Batu masih menunggu kejelasan aturan tersebut.
Selama ini, 50 persen lebih wisatawan yang berkunjung ke Batu berasal dari luar Malang Raya. Sementara potensi wisatawan di Malang Raya yang berkunjung ke Batu hanya 10-15 persen.
Direktur Taman Rekreasi Selecta Sujud Pribadi, Senin (20/4/2021), mengatakan, persiapan untuk masa libur Lebaran hanya perawatan wahana sampai perawatan tanaman. Pihaknya juga tetap melaksanakan protokol kesehatan.
”Persiapannya seperti biasa. Kalau terlalu berlebihan, saat aglomerasi berjalan, kita nanti yang susah. Wong, kondisi seperti sekarang saja sudah susah. Apalagi saat peak season dibatasi,” ujarnya.
Menurut Sujud, dalam kondisi normal, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Selecta pada masa Lebaran berkisar 8.000-10.000 orang per hari. Dalam situasi pandemi (tanpa pembatasan), jumlah wisatawan biasanya hanya 20 persen dari kondisi normal. Artinya, hanya ada 1.600-2.000 orang per hari.
Dengan estimasi potensi wisatawan dari Malang Raya yang hanya 10-15 persen, jumlah wisatawan pada masa Lebaran nanti diperkirakan hanya 250-350 orang per hari. ”Selama ini wisatawan andalan dari Surabaya. Jumlah wisatawan dari Surabaya mencapai 50 persen lebih dari total wisatawan yang ke Batu,” ucapnya.
Begitu pula mengenai hotel. Sujud yang menjabat Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu mengatakan, sejauh ini calon tamu cenderung menunggu (wait and see). Saat ini mereka lebih memilih melakukan reservasi dekat-dekat hari. Tidak lagi pesan jauh-jauh hari seperti dulu.
”Belum ada tamu melakukan reservasi jarak jauh. Sekarang orang reservasi mendadak. Seperti waktu Tahun Baru lalu, mereka reservasi jauh hari, tetapi kemudian ada PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) sehingga akhirnya banyak yang cancel. Apalagi saat ini ada larangan mudik dan aglomerasi,” tuturnya.
Meski berat, Sujud dan pelaku wisata lainnya bisa memahami kondisi ini. Menurut dia, ini merupakan kebijakan terbaik bagi kita semua agar pandemi segera berlalu.
”Kita menyadari situasi ini berat bagi para wisatawan. Tapi kita sadari ini langkah terbaik dari pemerintah agar pandemi bisa teratasi. Makin cepat tertangani, makin cepat pariwisata pulih. Karena hotel dan pariwisata sangat tergantung dengan pergerakan manusia,” ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Manajer Pemasaran dan Humas Jatim Park Group Titik S Ariyanto mengatakan, pihaknya juga masih bingung atas kondisi yang ada. Menurut rencana, pekan depan pihaknya sudah mulai melakukan promosi untuk masa Lebaran.
Kita menyadari situasi ini berat bagi para wisatawan. Tapi kita sadari ini langkah terbaik dari pemerintah agar pandemi bisa teratasi.
Senin siang, Titik berupaya menemui Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Batu guna menanyakan kepastian soal aturan larangan mudik secara detail dalam rangka menentukan target promosi.
”Karena sampai hari ini masih banyak pesan berantai di media sosial yang isinya beda-beda terkait larangan mudik. Ada yang bilang kalau dalam satu provinsi masih boleh. Ada yang bilang tidak boleh. Ini masih rancu. Kami butuh kepastian untuk memprediksi berapa jumlah pengunjung, marketnya seperti apa,” ucapnya.