Kasus Covid-19 di Munas Kadin Terdeteksi, Pemerintah Dituntut Siaga
Sejumlah temuan kasus positif Covid-19 terdeteksi dalam gelaran Munas Kadin di Kendari, Sulawesi Tenggara. Pemerintah daerah pun diharapkan segera mengambil langkah penanganan agar kasus tak meluas.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS & AGNES THEODORA
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Sejumlah temuan kasus positif Covid-19 terdeteksi dalam gelaran Musyawarah Nasional Kamar Dagang dan Industri di Kendari, Sulawesi Tenggara. Selain pengurus, tim pendukung kegiatan ini juga diketahui terpapar Covid-19. Gelaran ini diharapkan tidak menjadi episentrum baru penyebaran virus di wilayah yang jumlah kasusnya terus bertambah.
Data yang dihimpun Kompas, sejumlah peserta dan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) diketahui positif Covid-19. Tidak hanya itu, sejumlah anggota tim paduan suara pembukaan musyawarah nasional (munas) yang dihadiri Presiden Joko Widodo itu juga terpapar Covid-19.
Ketua panitia pengarah Benny Soetrisno membenarkan, dari hasil tes usap yang keluar Rabu ini, ada peserta munas yang terkena Covid-19. Namun, ia belum bisa mengonfirmasi jumlahnya. ”Ada yang (terkena) sebelum sampai Kendari, ada yang sesudah sampai Kendari. Kami sudah lakukan tes PCR kemarin untuk ikut acara pembukaan hari ini, besok juga begitu,” katanya, Rabu (30/6/2021).
Dihubungi terpisah, La Ode Rahmat Apiti, koordinator panitia lokal Munas Kadin, di Kendari, menuturkan, sejauh ini ada satu pengurus Kadin Jakarta yang diketahui positif Covid-19 dari hasil tes cepat antigen pada Selasa (29/6/2021). Selain seorang pengurus, tiga anggota tim paduan suara juga diketahui positif Covid-19 dari hasil tes yang sama.
”Seperti protokol yang kami jalankan, semua orang yang datang harus melalui tes kembali setibanya di Kendari. Saat ini sedang dalam isolasi di lokasi yang disiapkan,” kata Rahmat.
Temuan kasus positif Covid-19 ini, tuturnya, merupakan hasil dari protokol ketat yang diupayakan panitia. Sejak awal, semua pihak yang terlibat dan berinteraksi langsung dalam gelaran ini harus melalui tes setiap hari. Meski demikian, tes yang diikuti adalah tes cepat antigen.
”Semuanya kami tes, termasuk yang kemarin sudah dites, tadi pagi tes lagi sebelum ikuti pembukaan. Nanti sebelum masuk hotel akan dites lagi. Protokol ketat kami lipat gandakan dari yang disyaratkan,” ucapnya.
Hal itu terus dilakukan, menurut Rahmat, karena penyelenggara sadar akan potensi penyebaran Covid-19 dalam gelaran ini. Panitia juga tidak menginginkan adanya potensi kluster penyebaran baru, baik sebelum maupun setelah penyelenggaraan munas.
Tidak hanya di Kendari, sejumlah peserta Munas Kadin juga diketahui positif Covid-19 saat transit perjalanan di Makassar, Sulawesi Selatan. Ridwan Bobihu, delegasi Gorontalo, dalam video yang diterima Kompas, menuturkan, ia mengetahui dirinya terpapar Covid-19 saat berada di Makassar. Saat ini ia menjalani isolasi mandiri di Makassar.
”Saya adalah pemilih dari Gorontalo dan ada juga empat orang lainnya yang dirawat di Makassar. Saya berharap gelaran Munas Kadin ditunda sementara,” katanya.
Sementara itu, jumlah kasus positif di Kendari pada Rabu bertambah 31 kasus. Total kasus kumulatif mencapai 5.159 kasus dengan 421 orang masih dalam perawatan. Sebanyak 65 orang tercatat meninggal.
Penyebaran virus di luar lokasi kegiatan bisa saja terjadi.
Jumlah kasus di Kendari terus bertambah setiap harinya. Lonjakan kasus terjadi sejak awal Juni, yang mencapai lebih dari 100 kali lipat. Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir juga terkonfirmasi positif Covid-19 sejak pekan lalu.
Epidemiolog Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, La Ode M Sety, mengkhawatirkan ledakan kasus Covid-19 akan terjadi di Kendari dan Sultra secara umum dalam dua pekan ke depan. Sebab, saat ini orang berdatangan dari berbagai penjuru dan berkumpul di Kendari.
Meski gelaran Munas Kadin memiliki protokol ketat, Sety menambahkan, penyebaran virus di luar lokasi kegiatan bisa saja terjadi. Belum lagi dengan tim pendukung, mulai dari penyedia makanan hingga hal kecil lainnya.
”Oleh karena itu, sebelum terlambat, agar pemerintah daerah segera mengambil langkah penanganan. Mulai dari sosialisasi ke masyarakat, pembatasan di pintu masuk, serta penelusuran kasus yang lebih giat. Kita sama-sama tidak ingin kasus melonjak, yang membuat fasilitas kesehatan kolaps dan menambah korban jiwa seperti di daerah lainnya,” kata Sety.
Selain membuka Munas Kadin, Presiden sebelumnya melihat pelaksanaan vaksinasi massal di halaman Kantor Gubernur Sultra, lalu dilanjutkan dengan pengarahan terhadap forkopimda provinsi dan forkopimda kabupaten/kota se-Sultra. Setelah tuntas, Presiden lalu bertolak ke Jakarta.
Munas VIII Kadin diikuti ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Acara ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu siang. Pembukaan berlangsung di pelataran Masjid Al-Alam Kendari.
Dalam sambutannya pada pembukaan Munas Kadin, Presiden berharap pemerintah daerah bahu-membahu menangani penyebaran Covid-19 di daerah. Sebab, penanganan pandemi merupakan kunci pemulihan ekonomi. Tidak hanya itu, upaya vaksinasi juga diharapkan ditingkatkan dengan segera.
”Kita memang harus mengejar target untuk bulan Juli 1 juta (vaksinasi) per hari dan nanti bulan Agustus menjadi 2 juta per hari. Semua kabupaten harus memberikan dukungan dengan jumlah yang sebanyak-banyaknya sehingga target itu bisa kita lampaui karena kita memang harus mengejar angka-angka yang sudah kita kalkulasi,” ucap Presiden.
Dalam acara vaksinasi tersebut, 1.400 warga masyarakat umum dan pelaku UMKM menjadi peserta. Tidak hanya di Kantor Gubernur Sultra, vaksinasi massal juga dilaksanakan di sejumlah kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara dengan target harian 14.000 orang.