Adu Cepat Laju Vaksinasi di Panggung Global
Vaksinasi di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah. Target membangun kekebalan komunal melalui vaksinasi dihadapkan pada paningkatan kasus Covid-19 yang kembali melonjak. Percepatan laju vaksinasi menjadi kunci.
Terbukti ampuh menekan persebaran virus Covid-19, semua negara di dunia pun berlomba untuk meningkatkan laju vaksinasi penduduknya. Sayangnya, tak semua negara memiliki kemampuan dan akses yang sama untuk menyediakan vaksin bagi warganya.
Padahal, bagi negara dengan situasi pandemi yang kian mengganas, seperti Indonesia, menggenjot laju vaksinasi secara dramatis menjadi persoalan hidup dan mati.
Baca juga: Target Satu Juta Vaksinasi Covid-19 Per Hari Tercapai
Adu cepat vaksinasi ini telah dimulai setidaknya sejak akhir tahun lalu ketika vaksin Covid-19 diberi izin untuk digunakan secara darurat. Sejak saat itu, setiap negara pun berlomba untuk segera mengejar target vaksinasi agar segera lepas dari belenggu pandemi yang telah mengekang setahun ke belakang.
Hingga kini, setidaknya lebih dari 818 juta orang di dunia (setara dengan 10,5 persen dari total populasi global) telah divaksinasi lengkap.
Pada dasarnya, laju vaksinasi sebuah negara dipengaruhi beberapa faktor, termasuk soal kemampuan ekonomi, jumlah populasi penduduknya, hingga kondisi geografisnya.
Bagi negara maju dengan pendapatan tinggi dan fasilitas kesehatan yang mumpuni, mengejar target 70 persen penduduk tervaksinasi tampak sebagai hal yang tidak mustahil. Sebagai contoh, tengoklah laju vaksinasi di negara anggota G-7.
Selain Jepang yang masih memiliki persentase penduduk tervaksinasi lengkap di kisaran angka 9 persen, semua anggota perkumpulan negara dengan penghasilan tertinggi di dunia ini telah memvaksinasi setidaknya seperempat populasi penduduknya. Bahkan, Inggris dan Amerika Serikat hampir berhasil memberikan vaksin kepada separuh warga negaranya.
Tingginya persentase penduduk yang telah tervaksinasi ini tak lepas dari kemampuan negara-negara tersebut untuk memberikan dosis setiap hari. Data terakhir menunjukkan, 5 dari 7 negara anggota G-7 berhasil menyuntikkan dosis vaksin kepada warganya lebih banyak dibandangkan dengan rerata dunia.
Hanya Inggris dan AS yang rerata 7 hari penyuntikan dosis per 100 orang penduduk harian yang berada di bawah rerata global (0,54 per 100 orang penduduk).
Di luar negara maju dengan sumber daya yang luar biasa besar, negara kecil dengan populasi penduduk yang sedikit juga ternyata unggul soal vaksinasi. Hingga saat ini, negara dengan persentase populasi tervaksinasi penuh tertinggi masih merupakan negara dengan populasi yang cenderung mini. Beberapa negara ini ialah Malta (61 persen), Bahrain (58 persen), Israel (57 persen), Aruba (55 persen), Mongolia (53 persen), dan Chile (52 persen).
Vaksinasi di Indonesia
Tentu tak adil untuk membandingkan Indonesia dengan negara-negara adidaya dengan sumber daya yang luar biasa besar. Tak adil pula jika laju vaksinasi Indonesia disandingkan dengan negara lain dengan jumlah penduduk yang hanya sekitar sepersepuluh dan luas geografis yang tak sampai seperempat besar Sabang sampai Merauke.
Lantas, bagaimanakah laju vaksinasi Indonesia dibandingkan dengan negara di sekitarnya? Sayangnya, perlu diakui bahwa Indonesia masih tertinggal. Secara jumlah, Indonesia memang terlihat unggul dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: Presiden Jokowi: Target Vaksinasi Covid-19 Naik Dua Kali Lipat pada Agustus
Dengan capaian 13 juta orang, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk tervaksinasi tertinggi di antara negara anggota ASEAN. Bahkan, capaian ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Kamboja di posisi kedua dengan jumlah penduduk tervaksinasi 2,81 juta orang.
Namun, capaian ini belum dapat dikatakan baik. Pasalnya, jumlah tersebut masih jauh dari target vaksinasi untuk menciptakan kekebalan kolektif (herd immunity), yakni 70 persen dari total populasi penduduk. Bahkan, jika diurutkan berdasarkan persentase penduduk tervaksinasi, Indonesia menjadi salah satu negara dengan peringkat tengah dibandingkan dengan negara anggota ASEAN lainnya.
Sebagai negara terkaya dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit, wajar jika Singapura sangat unggul dalam hal vaksinasi. Hingga kini, Singapura telah menyuntikkan vaksin secara penuh ke lebih dari 2 juta penduduknya atau setara dengan 34,5 persen dari total populasinya.
Dengan capaian ini, tak heran jika kini Pemerintah Singapura cenderung mengambil kebijakan yang lebih rileks soal Covid-19 dibandingkan dengan negara tetangganya.
Selain Singapura, hanya Kamboja yang memiliki persentase penduduk tervaksinasi lengkap di atas dua digit. Selain itu, bisa dikatakan bahwa persentase penduduk tervaksinasi di negara-negara anggota ASEAN yang lain, termasuk Indonesia, masih sangat rendah.
Meski lebih baik dibandingkan dengan Vietnam (0,2 persen), Filipina (2 persen), Brunei Darussalam (2,9 persen), dan Thailand (3,9 persen), Indonesia ternyata masih tertinggal dari Malaysia dan Laos yang memiliki persentase penduduk tervaksinasi masing-masing 6,5 persen dan 6,1 persen.
Jika dibandingkan dengan negara berpenduduk terbesar di dunia, posisi Indonesia juga tak cukup mentereng, selain India dengan persentase penduduk tervaksinasi yang relatif sama dengan Indonesia di kisaran 4 persen.
Negara dengan jumlah penduduk besar di dunia nyatanya telah mampu memvaksinasi lebih dari 10 persen penduduknya. Beberapa di antaranya termasuk China (15,5 persen), Brasil (11,6 persen), dan Rusia (11,4 persen).
Melihat perbandingan di atas, rasanya sulit untuk mengaku bahwa laju vaksinasi Indonesia sudah baik. Untuk bisa cepat mengatasi ketertinggalan, pemerintah perlu untuk melakukan langkah yang dramatis.
Pasalnya, hingga saat ini kemampuan Indonesia untuk memberikan dosis vaksin kepada masyarakatnya masih jauh dibandingkan negara tetangganya. Dengan rerata tujuh hari jumlah penerima vaksin harian per 100 penduduk di angka 0,21, Indonesia masih tertinggal dari Thailand dengan capaian di angka 0,31 dan Malaysia di kisaran 0,67.
Percepatan vaksinasi
Dengan memburuknya situasi pandemi di Indonesia, urgensi untuk mempercepat vaksinasi pun meningkat. Pasalnya, negara dengan persentase penduduk tervaksinasi yang tinggi terbukti mengalami pelandaian pertambahan kasus positif harian.
Sebagai contoh ialah AS. Sebelum vaksinasi gencar dilakukan, AS sempat mengalami pertumbuhan kasus positif harian hingga lebih dari 350.000 orang. Namun, kini AS mampu menekan angka positif harian di kisaran 500 orang saja.
Sama halnya negara-negara dengan persentase penduduk tervaksinasi yang nyaris mencapai target herd immunity. Di negara seperti Malta, Bahrain, dan Aruba, tak ditemukan lagi pertambahan kasus positif baru ataupun kematian akibat Covid-19. Sedangkan Israel yang sebelumnya sempat mencapai lebih dari 11.000 kasus positif baru per hari kini hanya menemukan 27 kasus positif baru dalam sehari.
Sayangnya, tak semua negara dengan persentase penduduk tervaksinasi tinggi bisa menghindari penambahan kasus positif baru tinggi. Salah satunya ialah Inggris yang memiliki kasus positif harian lebih dari 22.000 meski nyaris separuh penduduknya tervaksinasi.
Namun, hal ini tak jadi soal karena vaksin ampuh untuk mencegah pasien Covid-19 mengalami gejala sedang hingga berat. Buktinya, meski Inggris memiliki pertumbuhan kasus positif baru yang tertinggi di dunia, kasus kematian harian di negara tersebut bisa ditekan hingga 3 orang. Bahkan, selama periode 14 Mei hingga 3 Juni lalu, tak ditemukan kasus kematian akibat Covid-19 sama sekali di negara tersebut.
Tak ayal, menggenjot laju vaksinasi menjadi soal hidup dan mati bagi Indonesia. Kian hari, situasi wabah di Indonesia kian mengkhawatirkan dengan pertumbuhan kasus harian yang naik lebih dari dua kali lipat dalam hitungan hari.
Tak hanya itu, selama beberapa hari berturut-turut Indonesia juga selalu termasuk lima negara di dunia dengan jumlah pertumbuhan kasus positif harian terbanyak di dunia.
Seharusnya, mengganasnya situasi Covid-19 di Indonesia dan fakta bahwa vaksin mampu menekan laju persebaran virus serta mengurangi gejala sedang-berat pasien sudah cukup untuk menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk terus mempercepat laju vaksinasi. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga: Mencermati Resistensi Vaksinasi di Sumatera Barat