Kluster Hajatan di Kabupaten Malang Membengkak Jadi 56 Orang
Warga yang terkonfirmasi positif dari kluster hajatan di Kabupaten Malang bertambah menjadi 56 orang.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Hasil pelacakan terhadap sebuah kluster hajatan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mendapatkan 56 warga positif Covid-19, satu di antaranya meninggal. Jumlah ini melonjak tajam dibanding saat kasus ini mencuat pekan lalu dengan jumlah terkonfirmasi saat itu enam orang.
Hal itu dikemukakan Bupati Malang M Sanusi di sela-sela mendampingi kunjungan kerja Menteri Sosial Tri Rismaharini di Kabupaten Malang, Selasa (29/6/2021). Kluster itu muncul di Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing.
Jumlah 56 kasus tersebut didapati dari 95 orang yang menjalani tes polymerase chain reaction(PCR). Hingga saat ini, pelacakan masih terus dilakukan terhadap orang-orang terdekat. Begitu mereka didapati terkonfirmasi positif, akan langsung diisolasi.
Menurut Sanusi, warga yang dinyatakan positif saat ini masih menjalani isolasi mandiri di dusun setempat sampai negatif. Pemerintah Kabupaten Malang telah menyekat desa yang menjadi lokasi timbulnya kluster.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga yang tinggal di daerah terpencil itu, ada tim relawan, TNI, Polri, dan Palang Merah Indonesia (PMI), yang menyiapkan logistik. Mereka menyuplai makanan untuk warga selama 14 hari penyekatan.
Ketua Relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat PMI Kecamatan Sumbermanjing Wetan Yusak Krismanto mengatakan, ada dapur umum selama penyekatan desa. ”Kami siapkan 464 bungkus sekali kirim. Dalam sehari, kami biasa dua kali kirim sehingga total 928 bungkus sehari,” ucapnya, dihubungi terpisah.
Kluster Dusun Rowotrate berawal dari hajatan perkawinan yang digelar kepala dusun setempat. Menurut informasi, cukup banyak tamu yang diundang. ”Mungkin ada tamu datang yang terpapar,” kata Sanusi, yang untuk sementara ini melarang aktivitas hajatan di wilayahnya.
Sementara itu, ketersediaan tempat tidur (bed) di rumah sakit dan safe house di Kabupaten Malang sampai hari ini sudah mencapai sekitar 90 persen. Dari 624 bed yang ada di 23 rumah sakit, sebanyak 590 sudah terisi.
Menurut Sanusi, dirinya telah meminta pihak rumah sakit menambah ketersediaan 10 persen dari total tempat tidur di rumah sakit (2.300) sehingga ada tambahan sekitar 230 unit lagi untuk cadangan.
”Kemudian ini dibantu oleh Kementerian Sosial 10 tenda lagi yang bisa menampung 150 tempat tidur. Tenda itu akan ditempatkan pada rumah sakit yang menangani Covid-19. Satu rumah sakit satu tenda dengan kapasitas 15 bed,” katanya.
Orang yang datang dan keluar masuk mesti diawasi dan dites swab.
Disinggung soal langkah antisipasi ke depan, terutama untuk menangkis varian baru Covid-19, menurut Sanusi, pihaknya sudah meminta 378 kepala desa di wilayahnya untuk memerkuat penyekatan di desa-desa.
”Orang yang datang dan keluar masuk mesti diawasi dan dites swab. Nanti, prosesnya akan dibantu oleh dinas kesehatan. Dinkes akan menempatkan petugas di masing-masing desa,” ujarnya.
Kabupaten Malang sendiri masih menyandang zona oranye atau risiko penularan sedang. Berdasarkan data Jawa Timur Tanggap Covid-19 per 29 Juni, ada tambahan 27 kasus. Dalam sepekan terakhir, tren penambahan kasus cenderung naik meski angkanya selisih 1-2 orang per hari.
Sebelumnya, sejak 24 Juni, penambahannya sebanyak 18, 22, 23, 23, 25, dan terakhir 27 kasus. Adapun secara total jumlah kasus terkonfirmasi positif di Kabupaten Malang sebanyak 3.749, dengan kasus aktif 65, sembuh 3.429 kasus, dan meninggal 255 kasus.