Rendah, Penyerapan Anggaran Penanggulangan Covid-19 Kota Tegal
Realisasi anggaran penanggulangan Covid-19 di Kota Tegal, Jateng, masih rendah. Satgas Covid-19 setempat diminta segera membeli alat PCR untuk mengoptimalkan proses pelacakan, pengetesan, dan perawatan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Penyerapan anggaran penanganan Covid-19 di Kota Tegal, Jawa Tengah, masih minim. Jumlahnya baru menyentuh Rp 16,5 miliar atau sekitar 28 persen dari total dana sekitar Rp 57 miliar.
Hal itu terungkap dalam rapat kerja Badan Anggaran DPRD Kota Tegal bersama Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Tegal terkait anggaran penanganan Covid-19 di Gedung DPRD Kota Tegal, Selasa (22/6/2021). Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Tegal R Supriyanta mengatakan sudah menyiapkan sekitar Rp 57 miliar untuk penanggulangan Covid-19 di bidang kesehatan dan ekonomi.
”Untuk bidang kesehatan anggarannya Rp 37,7 miliar. Sementara itu, untuk bidang ekonomi dianggarkan sekitar Rp 19,2 miliar. Hingga akhir Juni, anggaran yang terpakai baru sekitar Rp 16,5 miliar atau sekitar 28 persen dari total yang dianggarkan,” kata Supriyanta, Rabu (23/6/2021).
Dari Rp 16,5 miliar itu, sebanyak Rp 9,5 miliar digunakan untuk penanganan di bidang kesehatan, antara lain, mencukupi kebutuhan kekarantinaan pasien, membayar insentif tenaga kesehatan, dan pengadaan obat pasien. Sementara Rp 7 miliar lainnya digunakan untuk penanganan di bidang perekonomian, seperti jaring pengaman sosial, pelatihan tenaga kerja terdampak Covid-19, dan bantuan pengembangan produk UMKM.
Ketua DPRD Kota Tegal Kusnendro mengatakan, penyerapan anggaran sebesar itu masih terbilang rendah. ”Kalau sudah hampir Juli begini, idealnya yang terserap sekitar 50 persen,” ucapnya.
Kusnendro berharap, anggaran yang saat ini belum terserap bisa segera dimanfaatkan, salah satunya untuk membeli alat reaksi berantai polimerase (PCR) yang hingga kini belum terealisasi. Padahal, anggarannya sudah disiapkan sebesar Rp 5,8 miliar.
”Kalau sudah punya alat PCR sendiri, proses 3T (pelacakan, pengetesan, dan perawatan) jadi lebih optimal serta tidak memakan waktu lama. Kalau seperti sekarang ini, kita masih harus menunggu hasil selama 3-5 hari, tergantung ramai atau tidaknya antrean di laboratorium PCR daerah lain,” katanya.
Sekretaris Daerah Kota Tegal Johardi menuturkan, secara umum tidak ada kendala tertentu yang menghambat penyerapan anggaran penanggulangan Covid-19. Satgas Covid-19 berhati-hati saat membelanjakan anggaran.
”Anggaran ini penggunaannya untuk apa saja diawasi dan diperiksa. Kami tidak bisa sembarangan membelanjakan anggaran begitu saja,” tutur Johardi.
Menurut Johardi, Satgas Covid-19 Kota Tegal akan segera merealisasikan rencana pembelian alat PCR. Dalam waktu kurang dari dua bulan, Kota Tegal ditargetkan sudah memiliki alat PCR.
”Saat ini kami masih dalam tahap pemilihan akan menggunakan alat PCR merek apa dan spesifikasinya bagaimana. Yang jelas, kami ingin agar alat yang kami beli itu mutunya bagus tetapi harganya lebih terjangkau,” imbuhnya.
Hingga Rabu, jumlah kasus Covid-19 di Kota Tegal sebanyak 3.821 orang. Dari jumlah tersebut, 825 orang merupakan kasus aktif dan 361 orang meninggal. Kondisi ini membuat Kota Tegal masuk dalam kategori zona oranye atau daerah dengan risiko penularan sedang.