Kasus Melonjak di Banyumas, Disiplin Protokol Kesehatan Perlu Ditingkatkan
Kasus Covid-19 di Banyumas terus melonjak. Disiplin protokol kesehatan perlu ditingkatkan, apalagi ancaman masuknya virus varian India atau Delta sudah tersebar luas di Jateng.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kabupaten Banyumas terus melonjak. Dalam dua pekan pertama Juni, jumlah kematian sebanyak 36 orang, jumlah ini dinilai lebih tinggi dibandingkan jumlah kematian sepanjang Mei yang sebanyak 46 orang.
Ahli Epidemiologi Lapangan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Yudhi Wibowo, mengimbau masyarakat untuk disiplin melakukan protokol kesehatan apalagi ancaman virus varian Delta telah banyak memapar wilayah Jawa Tengah, terutama di wilayah pantura.
”Protokol kesehatan harus diperketat. Untuk menghadapi varian yang mudah menular ini seharusnya memakai double masker. Di dalam pakai masker bedah, di luar pakai masker kain minimal dua lapis,” kata Yudhi saat ditemui di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (16/6/2021).
Yudhi mengatakan, dengan masyarakat mematuhi protokol kesehatan berarti juga membantu pemerintah dalam mengantisipasi pencegahan penularan Covid-19 yang trennya terus melonjak. Memang bisa dimaklumi masyarakat mungkin sudah jenuh karena pandemi hampir dua tahun.
”Tetap tidak boleh menyerah. Kontribusi masyarakat, ya, mematuhi protokol kesehatan. Pemerintah, kan, tidak lagi melarang orang keluar untuk bekerja. Silakan bekerja, patuhi prokes,” paparnya.
Pencegahan
Yudhi bersama Tim Fakultas Kedokteran Unsoed memberikan sosialisasi peningkatan pengetahuan dan praktik pencegahan serta penanggulangan Covid-19 di Kelurahan Rejasari, Kecamatan Purwokerto Barat. Sejumlah orang yang hadir diberi pemahaman akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 belum usai.
Tetap tidak boleh menyerah. Kontribusi masyarakat, ya, mematuhi protokol kesehatan. Pemerintah, kan, tidak lagi melarang orang keluar untuk bekerja. Silakan bekerja, patuhi prokes (Yudhi Wibowo)
Kepada pemerintah, lanjut Yudhi, upaya untuk menekan penularan Covid-19 adalah dengan memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro serta memperluas pengetesan dan pelacakan terhadap mereka yang kontak erat dengan pasien Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto menyampaikan, hingga pertengahan Juni ini telah ada kasus kematian akibat Covid-19 sebanyak 36 orang. Pada Mei lalu, total kematian 46 orang. ”Melihat indikator kematian, jelas Banyumas ada peningkatan yang luar biasa. Mei, selama satu bulan cuma 46, sekarang baru setengah bulan sudah 36 kasus,” ujarnya.
Sadiyanto menyampaikan, pemerintah kabupaten juga mengantisipasi masuknya varian baru Delta atau varian dari India ke wilayah Banyumas. Sebanyak 18 sampel telah dikirimkan ke laboratorium di UGM. Sebanyak 5 sampel telah keluar dan dinyatakan negatif varian delta. Lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan.
Ciri-cirinya orang yang terpapar virus Delta tersebut adalah dari hasil tes PCR. Jumlah virus yang ada di tubuh orang yang positif nilainya di bawah 25. ”Hanya perburukannya sangat cepat. Kalau terkena virus India, penurunannya sangat cepat dan kemudian meninggal, bahkan ada yang cuma dua hari,” paparnya.
Sadiyanto melanjutkan, ciri lainnya adalah mereka yang terkena virus ini tidak sendirian atau pasti ada kluster. ”Tetangga atau keluarganya pasti ada yang tertular karena salah satu cirinya adalah penularannya sangat masif. Kemudian, biasanya anak-anak, kan, tidak kena, ini anak-anak bisa terkena dan sangat cepat.”
Bupati Banyumas Achmad Husein kepada wartawan menyampaikan, pemerintah berencana melakukan pengetatan sejumlah kegiatan, antara lain hajatan, syukuran, akad nikah, dan pemantauan pemakaian masker dengan razia masker di jalan-jalan.
Berdasarkan data, di Banyumas hingga kini ada 11.885 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 11.000 orang sembuh dan 446 orang meninggal. Lainnya masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri.