Risiko Kasus Tinggi, Pemeriksaan Covid-19 di Papua Malah Mengendur
Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah daerah berpotensi menyebar ke daerah lain, termasuk Provinsi Papua. Namun, pemeriksaan Covid-19 di provinsi itu justru menurun.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Risiko penularan Covid-19 makin meningkat menyusul lonjakan kasus yang terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air. Kondisi itu berpotensi menyebar pula ke daerah lain, termasuk Provinsi Papua. Namun, pemeriksaan Covid-19 di provinsi itu justru menurun.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Papua Antonius Oktavian, saat ditemui di Jayapura, Selasa (15/6/2021), mengatakan, pemeriksaan sampel usap di laboratorium instansinya saat ini menurun drastis. Laboratorium Balitbangkes Papua menerima sampel usap dari Kota Jayapura dan 23 kabupaten lainnya di provinsi tersebut.
Tahun lalu, petugas laboratorium Balitbangkes Papua dapat memeriksa 600-800 sampel per hari. ”Awal tahun ini, kami masih memeriksa minimal 100 sampel per hari. Kini, pemeriksaan Covid-19 hanya 30-50 sampel usap per hari dari Jayapura,” ujar Antonius.
Ia mengatakan, seharusnya pemeriksaan Covid-19 di Papua dioptimalkan karena kasus Covid-19 di sejumlah daerah di luar Papua terus meningkat. Selain itu, kasus baru Covid-19 di Papua juga terus bertambah.
Berdasarkan data terakhir dari Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Papua, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Papua mencapai 22.663. Dari jumlah itu, 21.667 orang sembuh, 543 orang dirawat, dan 453 orang meninggal.
Sementara, rasio jumlah kasus positif Covid-19 atau positivity rate di Papua mencapai 18,82 persen. Angka tersebut jauh melampaui standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni maksimal 5 persen.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Papua Donald Aronggear menegaskan, surveilans dan pemeriksaan yang masif dapat berdampak pada pengobatan pasien secara lebih dini. Jika tak dilakukan, hal itu berpotensi fatalitas pada pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari mengakui, saat ini pemeriksaan Covid-19 hanya terfokus di kelurahan yang masuk zona merah (risiko penularan tinggi). Pelaksanaan vaksinasi juga baru mencapai 20 persen dari target sekitar 240.000 orang.
”Saat ini kami masih fokus melaksanakan pemeriksaan Covid-19 di Kelurahan Hedam yang berstatus zona merah. Warga yang positif Covid-19 hanya menjalani isolasi mandiri karena tidak ada lagi tempat isolasi secara terpusat,” kata Sri.
Vaksinasi
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum mengatakan, vaksinasi Covid-19 di sejumlah kabupaten tidak berjalan sama sekali beberapa hari terakhir ini. Hal ini disebabkan belum adanya komitmen dari kepala daerah setempat untuk menyukseskan vaksinasi dan masalah gangguan keamanan.
Padahal, Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan semua kepala daerah untuk mengoptimalkan pelaksanaan vaksinasi.
Dari pantauan Dinkes Papua hingga Sabtu (12/6/2021), terdapat sejumlah kabupaten yang tidak melaksanakan vaksinasi Covid-19, meliputi Waropen, Supiori, Mamberamo Raya, Sarmi, Puncak, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Yalimo, Tolikara, Mamberamo Tengah, Intan Jaya, Deiyai, dan Dogiyai.
”Kami sungguh menyayangkan pelaksanaan vaksinasi di sejumlah daerah terkendala. Padahal, Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan kepada semua kepala daerah agar mengoptimalkan pelaksanaan vaksinasi,” tutur Aaron.
Diketahui cakupan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Papua pada tahap pertama hingga Senin kemarin mencapai 27,32 persen, sedangkan cakupan tahap kedua baru 18,51 persen.
Sebanyak 14.688 tenaga kesehatan telah mendapatkan vaksin tahap pertama dan 13.299 tenaga kesehatan pada tahap kedua. Target vaksinasi untuk tenaga kesehatan di Papua sebanyak 19.529 orang.
Untuk kategori petugas publik, 133.665 orang mendapatkan vaksin tahap pertama dan 87.605 orang pada tahap kedua. Target vaksinasi petugas publik 289.919 orang.
Untuk kategori warga lanjut usia (lansia), sebanyak 5.255 orang telah mendapatkan vaksin tahap pertama dan 3.148 orang pada tahap kedua. Target vaksinasi warga lansia sebanyak 252.800 orang.