”Lockdown” di Kampung Pertama yang Kenal Covid-19 di Indonesia
Kampung Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, adalah kampung terdekat lokasi karantina puluhan warga Indonesia yang dievakuasi dari Wuhan, China, awal mula merebaknya Covid-19.
Oleh
PANDU WIYOGA
·4 menit baca
Sebanyak 44 warga di Kampung Tua Penagi, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, terkonfirmasi positif Covid-19. Hal itu menjadi peringatan bagi Natuna yang pada tiga minggu setelah Lebaran mengalami kenaikan kasus hingga 100 persen.
Warga di Kampung Penagi adalah masyarakat paling awal yang berkenalan dengan Covid-19 di Indonesia. Awal Februari 2020, Pangkalan Udara Raden Sadjad yang berjarak 1,3 kilometer dari kampung itu dipakai untuk mengarantina 238 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China. Perhatian nasional tersedot ke sana.
Karantina waktu itu membuat 29 keluarga dari total 128 keluarga di Penagi mengungsi karena khawatir tertular wabah yang saat itu belum memiliki nama resmi. Ketakutan menyebar dengan cepat. Beberapa hari kemudian, ribuan warga di kampung-kampung lain juga berebut meninggalkan Pulau Natuna dengan kapal laut.
Tak berselang lama, Pemerintah Kabupaten Natuna meliburkan sekolah tingkat SD dan SMP. Persediaan masker dan cairan pembersih tangan ludes diserbu warga yang panik. Orang-orang mengurung diri dalam rumah. Jalanan lengang dan perkantoran kosong. Suasana menjadi sunyi serta mencekam.
Para pejabat dari Jakarta mencoba meredakan ketakutan warga dengan pernyataan yang kini terdengar konyol. Narasi seperti Indonesia aman dari korona karena iklim tropis, virus sulit masuk karena birokrasinya rumit, atau warganya kebal karena makan nasi kucing bermunculan.
Upaya para pejabat itu berhasil. Ketakutan warga Natuna terhadap wabah hanya bertahan dua minggu. Kewaspadaan mereka menguap bersama kepulangan para WNI yang dikarantina di Lanud Raden Sadjad. Padahal, wabah yang sesungguhnya belum hilang, bahkan semakin parah hingga 16 bulan kemudian.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Natuna Hikmat Aliansyah, Jumat (11/6/2021), mengatakan, terungkapnya kluster penularan di Penagi berawal dari hasil tes antigen reaktif dua warga yang hendak melakukan perjalanan udara. Pelacakan Dinas Kesehatan Natuna menemukan 44 orang dari total 214 warga di Penagi positif Covid-19.
”Semua warga yang positif Covid-19 kini dikarantina di Asrama Haji di Natuna. Warga yang positif Covid-19 itu rentang usianya 3-73 tahun,” kata Hikmat.
Salah satu warga Kampung Penagi, Yohanes Suprianto (42), mengatakan, kampung itu sekarang lockdown untuk menghindari penularan semakin meluas. Aktivitas warga untuk sementara waktu dibatasi dan protokol kesehatan diterapkan lebih ketat.
”Situasinya seperti dulu waktu ada WNI karantina dari Wuhan. Saat ini, warga lebih banyak di dalam rumah, dan kalau keluar rumah harus pakai masker,” ujar Suprianto.
Ia menduga meluasnya penularan Covid-19 di Penagi disebabkan kebiasaan warga yang belakangan sering berkumpul di lokasi yang menyediakan jaringan internet nirkabel alias WiFi gratis. Anak-anak dan orangtua kerap berkumpul di sana untuk mengikuti pembelajaran secara daring.
Suprianto dan keluarganya tidak termasuk warga yang positif Covid-19. Menurut dia, mereka taat mematuhi protokol kesehatan seperti yang diajarkan petugas kesehatan saat lokasi dekat kampung mereka dipakai sebagai tempat karantina WNI dari Wuhan.
”Kami, warga Penagi ini, yang pertama diberi tahu soal protokol kesehatan. Jaga jarak, cuci tangan, pakai masker, harusnya dilakukan terus karena virus ini tidak terlihat dan semua orang bisa tertular,” ucap Suprianto.
Imbas mudik
Data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) menunjukkan, Kepri merupakan provinsi yang mengalami lonjakan kasus tertinggi nomor dua setelah Jawa Tengah. Kasus positif di Kepri melonjak 82 persen pada tiga minggu setelah Lebaran.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional Wiku Adisasmito, Kamis (10/6/2021), menerangkan, ada beberapa kabupaten/kota di Kepri yang mengalami kenaikan kasus secara signifikan. Daerah itu ialah Batam yang kasusnya naik 257 persen, Karimun (116 persen), dan Natuna (100 persen).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mohammad Bisri, lonjakan kasus Covid-19 di Kepri mulai terjadi sejak pertengahan Mei 2021. Lonjakan tersebut disebabkan rendahnya disiplin warga mematuhi protokol kesehatan serta imbas arus mudik Lebaran 2021.
”Tingkat penularan di Kepri sempat turun sebelum Lebaran. Namun, kini penularan naik lagi, bukan hanya karena mudiknya, tetapi juga karena aktivitas silaturahmi selama Lebaran itu,” kata Bisri.
Hingga 10 Juni, total kasus positif Covid-19 di Kepri 19.549 orang atau bertambah 307 orang dari sebelumnya. Batam menjadi daerah dengan kasus terbanyak, yakni 10.511 orang. Adapun total kasus positif di Natuna 511 orang.
Suprianto berharap munculnya kluster penularan di Kampung Penagi dapat mengembalikan kewaspadaan warga terhadap Covid-19. ”Dulu, waktu karantina WNI dari Wuhan, kami terlalu takut. Sekarang, warga terlalu cuek. Semoga setelah ini kami belajar, tidak panik, tetapi tetap wapada,” katanya.