Tol Semarang-Demak Multifungsi, Urai Kemacetan dan Atasi Rob
Presiden Joko Widodo meninjau perkembangan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, Jumat (11/6/2021) sore. Jalan tol ini nantinya multifungsi, yakni mengatasi kemacetan dan mengatasi banjir rob.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
DEMAK, KOMPAS — Jalan Tol Semarang-Demak diharapkan mampu mengurai kemacetan lalu lintas. Selain mendorong konektivitas, jalan tol ini disiapkan juga untuk menanggulangi banjir rob yang selalu melanda Semarang.
Presiden Joko Widodo meninjau perkembangan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak di Desa Sidogemah, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jumat (11/6/2021) sore. Dalam peninjauan, Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Presiden mengharapkan arus lalu lintas pada jalur Jalan Kaligawe di Semarang yang menuju ke arah Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang, bisa terurai dengan adanya tol ini. Jalur itu disebut Presiden sudah berpuluh tahun macet. Sebab, kendaraan besar melewati jalur ini pula.
Selain itu, Jalan Kaligawe kerap terendam banjir rob bersama beberapa wilayah lain di Semarang. Genangan air akibat rob ini bisa mengakibatkan pengguna jalan tidak bisa melintas. Karena itu, Tol Semarang-Demak juga disiapkan untuk mengatasi banjir rob.
”Tol ini multifungsi, selain meningkatkan konektivitas, juga akan menanggulangi banjir rob dengan fungsi kolam retensi dan tanggul laut,” kata Presiden.
Tak hanya itu, lanjutnya, akan ada pengembangan area yang sebelumnya terendam. Area ini ke depannya kering supaya bisa digunakan untuk kawasan industri dan pendukungnya. Harapannya, akan tumbuh pusat-pusat industri baru.
”Ini harus bisa segera diselesaikan supaya bisa mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa,” kata Presiden.
Sabuk mangrove
Secara terpisah, Pengajar Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengakui tol mempercepat mobilitas. Warga memiliki pilihan untuk menggunakan kendaraan pribadi dan menggunakan jalur darat.
Namun, mengenai penanggulangan rob, dia mengingatkan supaya sabuk mangrove tetap dipertahankan. Sebab, hutan mangrove adalah salah satu yang menjaga daratan dari abrasi dan gelombang.
Di sisi lain, pembangunan konektivitas diharapkan tidak melulu mengutamakan jalan tol. Kendati lebih mudah mencari investor, pembangunan jalan tol terus menggerus lahan persawahan di Jawa yang sudah semakin sedikit. Justru, jalur transportasi rakyat yang lebih diperlukan adalah kereta api. Kereta api bisa mengangkut barang dan manusia jauh lebih banyak dan efektif.
”Lahan subur akan semakin habis diganti aspal jalan tol. Daya dukung semakin berkurang, sementara semua selalu perlu makan,” kata Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini.
Koridor pantura
Tol Semarang-Demak adalah bagian dari tol Jawa koridor pantai utara (pantura) Jawa. Koridor ini akan menghubungkan Semarang, Demak, Rembang, Tuban, dan Gresik. Saat ini, sudah terhubung dan dioperasikan ruas Gresik-Surabaya.
Panjang Tol Semarang-Demak 27 kilometer. Pembangunan tol ini terdiri atas dua seksi. Seksi pertama ialah Kaligawe-Sayung sepanjang 10.69 kilometer yang dibangun atas dukungan pemerintah. Adapun seksi dua Sayung-Demak sepanjang 16,31 km, dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Seksi II menjadi tanggung jawab Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak.
Pembangunan tol dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya-PT Pembangunan Perumahan (KSO) dan konsultan supervisi PT Virama Karya dengan nilai Rp 15,3 triliun. Konstruksi seksi 1 direncanakan rampung pada akhir 2022 dan seksi 2 pada Juni 2022.
Sepanjang Januari hingga Mei 2021, proyek pembangunan tersebut menyerap 2.604 pekerja padat karya dengan anggaran senilai Rp 1.436.013.572.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, seperti disampaikan dalam keterangan yang diterima Kompas pada 4 April lalu, meyakinkan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol akan tetap memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan dan keberlanjutan. Karena itu, dalam pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, Kementerian PUPR bekerja sama dengan pemerintah daerah menyiapkan program relokasi lahan mangrove di sekitar pembangunan Seksi 1 Tol Semarang-Demak, yakni ruas Kaligawe-Sayung.
Kawasan mangrove yang direlokasi terdapat di tiga lokasi. Adapun luas kawasan tersebut sekitar 46 hektar.