Presiden Jokowi Sebut Bandara Soedirman di Purbalingga Bisa Jadi Contoh
Presiden Jokowi menilai Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, produktif. Sebab, saat ini sudah bisa beroperasi meski terminal penumpang yang digunakan masih darurat.
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
PURBALINGGA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menilai bandara bisa langsung beroperasi kendati masih menggunakan terminal darurat. Bandar Udara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah, dinilai bisa menjadi contoh untuk bandara-bandara lain yang saat ini dalam pembangunan.
Presiden Joko Widodo menilai Bandara Jenderal Besar Soedirman produktif. Sebab, saat ini sudah bisa beroperasi kendati terminal penumpang yang digunakan masih darurat.
”Ini akan lebih produktif ketimbang harus menunggu terminal selesai baru digunakan. Saya kira cara ini bisa digunakan di airport-airport lain yang dalam proses pembangunan,” tutur Presiden Joko Widodo seusai meninjau perkembangan pembangunan Bandara Soedirman, Jumat (11/6/2021) pagi.
Dalam peninjauan tersebut, tampak terminal sementara masih dibatasi dengan sekat-sekat. Meski demikian, semua operasi bisa dijalankan.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam penjelasannya kepada Presiden menyebutkan fokus pembangunan di bagian awal adalah pembangunan sisi utara. Landas pacu (runway), landas hubung (taxiway), apron, dan serta fasilitas lain sudah rampung dibangun.
Saat ini landas pacu sepanjang 1.600 meter dengan lebar 30 meter sudah terbangun. Landas pacu ini bisa didarati jenis pesawat propeller turboprop. Uji coba penerbangan sudah dilakukan pada Januari 2021. Adapun penerbangan komersial perdana dimulai 3 Juni 2021.
Saat ini maskapai yang terbang dari dan ke Bandara Soedirman adalah Citilink. Penerbangan yang dilayani adalah jalur Jakarta (Halim Perdanakusuma/HLP)-Purbalingga (PWL) serta Surabaya (SUB)-Purbalingga (PWL) pergi-pulang. Penerbangan dilakukan pada Kamis dan Sabtu.
Adapun di sisi darat, lanjut Awaluddin, terminal yang digunakan adalah terminal sementara. Sementara terminal permanen akan dibangun mulai triwulan I-2022 dan dijadwalkan triwulan I-2023 sudah bisa dioperasikan.
”Terminal tahap pertama akan mencapai kapasitas 200.000 pergerakan penumpang dengan luasan 1.300 meter persegi,” tutur Awaluddin.
Presiden, yang meninjau jalur kedatangan, ruang tunggu, sampai kantor kesehatan pelabuhan, berharap bandara ini bisa berkontribusi menumbuhkan ekonomi di Purbalingga dan sekitarnya. Harapan ini dinilai beralasan karena penumpang penerbangan di jalur Purbalingga lebih dari 70 persen.
”Kami berharap bandara ini akan memberi kontribusi menumbuhkan ekonomi tidak hanya di Purbalingga, tapi juga Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, dan Wonosobo, juga daerah sekitarnya termasuk Kebumen,” tutur Presiden.
Bandara, kata Presiden, akan memperbaiki mobilitas orang, barang, dan logistik. Hal ini akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Jateng bagian selatan.
Bandara Soedirman dibangun sepanjang tahun 2019-2021. Kini, bandara dikelola PT Angkasa Pura II.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, seusai menyaksikan penerbangan komersial perdana 3 Juni lalu, mengatakan, langkah-langkah untuk meramaikan lalu lintas penerbangan perlu didorong. Untuk itu, bisa dibuat paket-paket pariwisata dan dikembangkan wisata olahraga, seperti maraton, balap sepeda, dan arung jeram.