Pemerintah menggunakan pendekatan kultural dengan melibatkan ulama dalam mendorong warga untuk melaksanakan protokol kesehatan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Upaya ini diharapkan efektif menekan penularan Covid-19.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA/ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Lonjakan kasus Covid-19 masih terjadi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). Penerapan protokol kesehatan digalakkan, salah satunya dengan melibatkan ulama dalam sosialisasi kepada warga.
Lonjakan kasus di Bangkalan, kabupaten paling barat di Pulau Madura, terjadi sejak Sabtu. Empat hari terakhir, tercatat 225 kasus baru, 14 di antaranya meninggal. Pada Rabu, warga Bangkalan yang dirawat terkait Covid-19 berjumlah 266 orang, tertinggi di antara 38 kabupaten/kota di Jatim.
Kondisi ini membuat Kota Surabaya, yang terhubung dengan Bangkalan melalui Jembatan Suramadu dan penyeberangan Ujung Kamal, menerapkan kebijakan agresif. Lalu lintas disekat dan setiap pengendara dari Madura harus menjalani tes antigen.
Lonjakan kasus di Bangkalan berpotensi meningkat seiring potensi peningkatan mobilitas warga pada libur sekolah Juni dan libur Idul Adha, 20 Juli 2021. Untuk mengantisipasi hal itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menitipkan pesan kepada para ulama agar meminta warga meredam keinginan mudik pada Idul Adha.
Warga Madura memiliki tradisi toron atau turun mudik saat hari raya. Bahkan, warga yang mudik saat Idul Adha biasanya lebih banyak daripada saat Lebaran.
”Masyarakat perlu diingatkan dan diajak menekan potensi peningkatan kasus,” kata Khofifah.
Selain itu, ia berharap masyarakat bersedia menjalani tes reaksi berantai polimerase (PCR) di fasilitas yang ada atau di mobil PCR di Bangkalan. Perluasan cakupan tes usap PCR akan memberi gambaran yang lebih mendekati kenyataan tentang situasi pandemi di Bangkalan.
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jatim Muhammad Qoderi menyatakan dukungan atas upaya menggencarkan penerapan protokol kesehatan. Sekitar 50.000 masker dibagikan kepada warga Bangkalan melalui Pengurus Cabang NU Bangkalan.
”Ulama dan tokoh masyarakat didorong memberi contoh dan sosialisasi lebih mendalam tentang bahaya Covid-19 untuk membangkitkan kesadaran masyarakat,” kata Qoderi.
Ketua Pengurus Cabang NU Bangkalan KH Makki Nasir juga berjanji akan terus menggencarkan protokol kesehatan dan mendorong masyarakat bersedia dites. Keengganan dan penolakan terhadap kewajiban tes antigen oleh sebagian warga lebih karena ketidaktahuan.
Ulama dan tokoh masyarakat didorong memberi contoh dan sosialisasi lebih mendalam tentang bahaya Covid-19 untuk membangkitkan kesadaran masyarakat. (Muhammad Qoderi)
Menurut Makki, kalangan ulama di Bangkalan siap membantu aparatur negara untuk turut meredakan pandemi Covid-19. ”Kuncinya sosialisasi dari pemerintah dengan pernyataan efektif sehingga seperti pepatah di Madura tak patang panglo atau tidak saling menyalahkan,” katanya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai, pelibatan ulama untuk menggalakkan protokol kesehatan dan dorongan pengetesan, pelacakan, dan penanganan amat tepat.
”Ulama menjadi panutan setelah orangtua. Seharusnya sosialisasi di setiap pengajian, masjid, dan pertemuan warga dilakukan sejak dulu,” katanya.
”Untuk Madura, hindari penekanan atau kekerasan karena karakter warganya tangguh. Semakin ditekan justru memicu perlawanan,” ujar Surokim.
Setelah didukung pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, melaksanakan tes, pelacakan, dan perawatan atau 3T secara lebih meluas. Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, dengan bantuan dari Kementerian Kesehatan, kapasitas pemeriksaan tes PCR meningkat.
”PCR sekarang mencukupi. Dalam sehari bisa 500 pemeriksaan dari sebelumnya hanya 100 pemeriksaan,” katanya.
Hingga kemarin, tercatat 9.584 kasus Covid-19 kumulatif di Kudus, dengan rincian 1.946 kasus aktif, 6.854 sembuh, dan 784 meninggal. Sejumlah 437 orang masih dirawat di fasilitas kesehatan, 1.052 menjalani isolasi mandiri, dan 468 lainnya menjalani isolasi terpusat.