Keterisian Rumah Sakit akibat Lonjakan Kasus Covid-19 di Kota Bandung Masih Tinggi
Keputusan karantina wilayah diserahkan ke setiap perangkat kewilayahan dengan melihat peningkatan kasus Covid-19 di daerahnya. Tempat isolasi mandiri juga dibutuhkan untuk perawatan pasien tanpa gejala dan ringan.
Oleh
machradin wahyudi ritonga
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Keterisian rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat, masih tinggi dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan signifikan. Penyediaan tempat isolasi mandiri hingga karantina menjadi opsi untuk menghadapi peningkatan persebaran Covid-19.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna di Bandung, Rabu (9/6/2021), menyatakan, tingkat keterisian rumah sakit (BOR) rumah sakit di Kota Bandung mencapai 78 persen atau hanya berkurang 1 persen dibanding hari sebelumnya. Keterisian ini masih lebih tinggi dari standar BOR dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di angka 60 persen.
”Orang yang bergejala saat ini agak naik dari biasanya. Sekarang perlu ada atensi yang lebih tinggi. Rumah sakit diimbau dan telah direspons untuk penambahan tempat tidur. Tapi kami juga meminta (pasien) yang bergejala ringan tidak masuk ruang perawatan,” ujarnya.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi ruang perawatan penuh. Ema pun meminta satuan tugas penanganan Covid-19 di kewilayahan untuk menyediakan tempat isolasi mandiri. Tempat tersebut nantinya akan menjadi ruang isolasi bagi warga yang terpapar Covid-19 tanpa gejala ataupun gejala ringan.
Dari 30 kecamatan di Kota Bandung, isolasi mandiri ini telah tersedia di 19 kecamatan. Ema menyatakan, pihaknya akan mendorong 11 kecamatan sisanya untuk turut menyediakan isolasi mandiri sehingga ruang di rumah sakit bisa digunakan untuk pasien dengan gejala yang lebih berat.
”Yang bergejala ringan tidak masuk ruang perawatan, karena saya pikir dari kacamata medis itu bisa masuk dengan cara isolasi mandiri. Kalau gejala sedang dan berat, itu wajib (masuk perawatan),” ujarnya.
Selain tempat isolasi mandiri, Ema pun mengimbau petugas kewilayahan untuk tetap memantau kasus Covid-19 di daerah masing-masing. Opsi karantina mandiri bahkan bisa dipilih jika terjadi peningkatan kasus signifikan sesuai dengan ajuan dari setiap pimpinan wilayah.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung, hingga Rabu, 20.354 warga Kota Bandung terkonfirmasi Covid-19 atau bertambah 143 kasus dibanding sehari sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 822 orang di antaranya masih dalam perawatan atau isolasi. Sebanyak 359 jiwa tercatat meninggal dunia. Sementara itu, 19.173 warga dinyatakan sembuh.
”Saya menegaskan camat dan lurah jangan ragu melakukan karantina kalau terjadi eskalasi kasus Covid-19. Lockdown ini sebetulnya dalam rangka menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara menyatakan, pihaknya tetap memantau perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bandung. ”Untuk tren peningkatan kasus Covid-19 masih kumpulkan data sambil menunggu laporan total,” ujarnya.
Ahyani menambahkan, Pemkot Bandung akan meningkatkan pengawasan penerapan protokol kesehatan di tingkat paling kecil dan sejalan dengan PPKM Mikro. Selain itu pengetesan, pelacakan, dan perawatan terus dioptimalkan.
”Benteng pertahanan pertama itu adalah disiplin 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas). Pemisahan melalui isolasi dan karantina juga terus dilakukan,” ujarnya.