Tingkat Keterisian Rumah Sakit di Jabar Semakin Tinggi
Keterisian tempat tidur rumah sakit di Jawa Barat meningkat konsisten selama sepekan terakhir. Persiapan SDM kesehatan, ruang perawatan, dan isolasi di kewilayahan dipersiapkan untuk mewaspadai lonjakan kasus.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Keterisian rumah sakit di Jawa Barat pascalibur Lebaran meningkat. Penambahan petugas hingga arahan untuk memaksimalkan ruang isolasi di setiap wilayah dilakukan untuk mengurangi beban rumah sakit dalam menangani pasien Covid-19.
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat Daud Achmad, di Bandung, Senin (7/6/2021), menyatakan, dalam sepekan terakhir, peningkatan keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) rumah sakit terjadi konsisten. Hingga Minggu (6/6/2021), BOR rumah sakit di Jawa Barat menyentuh 49 persen dari 12.845 tempat tidur.
”Seminggu lalu BOR di Jabar itu 39 persen dan sekarang telah menyentuh 49 persen. Artinya, setiap hari ada peningkatan 1-2 persen. Karena itu, masalah kesiapan rumah sakit di daerah harus dipecahkan bersama,” ujarnya.
Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah kesiapan sumber daya manusia bidang kesehatan. Daud menuturkan, penambahan perawat dengan kerja sama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) juga bisa dilakukan berdasarkan laporan kebutuhan dari rumah sakit.
Sebagai contoh, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung, mendapatkan tambahan 37 perawat dan 40 unit ruang perawatan Covid-19. Daud menuturkan, penambahan tersebut dilakukan karena 150 ruangan perawatan Covid-19 di rumah sakit provinsi ini sering kali penuh.
Di samping kesiapan rumah sakit, aparat kewilayahan juga diminta menyiapkan ruang isolasi mandiri bagi warga terpapar Covid-19. Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menyatakan, ruang isolasi ini diharapkan bisa diisi pasien Covid-19 tanpa gejala hingga gejala ringan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban keterisian rumah sakit.
”Semua kecamatan diharapkan mengoptimalkan isolasi mandiri sehingga gejala ringan bisa diisolasi di sana kecuali yang memiliki komorbid. Kalau kondisinya mengkhawatirkan langsung dibawa ke rumah sakit. Rumah sakit juga diminta mempersiapkan penambahan tempat tidur,” paparnya.
Penambahan kasus dalam pekan terakhir (31 Mei-6 Juni 2021) mencapai 7.128 orang. Data Pikobar menunjukkan, dari jumlah tersebut, rata-rata penambahan kasus harian dalam sepekan terakhir mencapai 1.018 orang
Permintaan ini, lanjut Ema, dilakukan karena BOR Kota Bandung sudah mencapai 79 persen. Meski mengklaim masih terkendali, dia tetap meminta semua pihak untuk mewaspadai lonjakan kasus pascalibur Lebaran.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), Senin pukul 20.30, jumlah kasus positif Covid-19 di Jabar telah menyentuh angka 319.761 orang atau naik 869 kasus ketimbang hari sebelumnya. Sebanyak 20.255 orang di antaranya masih dalam perawatan atau isolasi.
Bahkan, penambahan kasus dalam pekan terakhir (31 Mei-6 Juni 2021) mencapai 7.128 orang. Data Pikobar menunjukkan, dari jumlah tersebut, rata-rata penambahan kasus harian dalam sepekan terakhir mencapai 1.018 orang.
ASN terpapar
Meningkatnya paparan Covid-19 ini juga terlihat dari pelacakan sebaran kasus Covid-19 di wilayah Gedung Sate. Daud memaparkan, 40 orang aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Setda Jabar terkonfirmasi positif Covid-19 pascalibur Lebaran tahun ini.
”Awalnya 31 orang positif. Kemudian kami melakukan tracing (pelacakan) ke 104 orang dan dalam prosesnya bertambah 9 orang positif,” ujarnya.
Daud menuturkan, dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kluster keluarga. Dari 40 orang yang positif ini, ujarnya, ada empat orang memiliki alamat yang sama.
”Tempat tinggal para ASN yang positif ini tidak semua dari Kota Bandung. Ada yang Cimahi, kemudian Bandung Barat. Untuk di daerah sudah kami informasikan dan setiap daerah menindaklanjuti,” paparnya.