Kluster Hajatan dan Gereja Muncul di Wonosobo, Karantina Mikro Diterapkan
Kluster gereja dan hajatan muncul di Wonosobo, Jawa Tengah. Di Purwokerto, kluster karyawan bengkel pun muncul. Penerapan protokol kesehatan mutlak dilakukan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
WONOSOBO, KOMPAS — Kluster dari hajatan dan ibadah di gereja muncul di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Sebanyak 50 orang terkonfirmasi positif berdasarkan tes cepat antigen dan akan ditindaklanjuti dengan tes usap PCR. Karantina wilayah secara terbatas atau micro-lockdown pun diterapkan untuk mencegah penyebaran masif.
”Di Desa Kecis, sebagian (pasien) berasal dari kluster gereja. Sedang kita coba lakukan tracing (pelacakan). Ada beberapa yang positif Covid-19 dan sedang diarahkan ke lockdown skala mikro,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo saat dihubungi, Senin (7/6/2021).
One mengatakan, pekan lalu terdapat enam orang terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala demam, flu, dan pilek. Hal itu setelah kegiatan hajatan pernikahan di Desa Kecis dan Gedung Don Bosco, Kecamatan Selomerto.
Setelah dilakukan pelacakan terhadap warga di sana, ditemukan 28 orang positif Covid-19 berdasarkan tes cepat antigen. Mereka tersebar di 21 rumah. ”Saat ini, warga yang terkonfirmasi positif melakukan isolasi mandiri dengan penjagaan satgas RT/RW,” ujar One.
One menambahkan, pihaknya juga melakukan pelacakan terhadap 81 orang yang telah melakukan kontak erat dengan 28 orang tersebut. ”Kami juga memperkuat tes cepat antigen dan PCR serta mengatur kegiatan masyarakat. Di sana itu daerah merah (risiko penularan tinggi) dan tidak boleh menerima tamu dari luar daerah,” katanya.
Selain di Kecis, lanjut One, terdapat pula 22 orang yang terkonfirmasi Covid-19 di Desa Bogoran, Kecamatan Sapuran. Mereka terpapar dari aktivitas ibadah di gereja.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, pihaknya telah menyiapkan sejumlah lokasi untuk karantina atau isolasi terpusat, seperti di balai latihan kerja, SKB Wonosobo. ”Di sana total bisa menampung 300 orang,” katanya.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo Jaelan menambahkan, hingga kini ada lima wilayah yang menjalani micro-lockdown. Kelima wilayah itu meliputi satu dusun di Kecamatan Kalikajar, satu dusun di Kecamatan Sapuran, serta tiga RT di Kecamatan Selomerto.
Penularan di Kalikajar merupakan kluster gereja dari kegiatan sosial, sementara di Sapuran merupakan kluster takziah yang masih ada kaitan dengan Kalikajar. Adapun di Selomerto adalah kluster hajatan. ”Ini bukan terkait libur Lebaran, tetapi karena kegiatan sosial di mana mereka berkerumun, tidak jaga jarak, dan tak pakai masker,” ungkap Jaelan.
Berdasarkan data https://corona.wonosobokab.go.id/, hingga hari ini di Wonosobo terdapat 5.896 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 5.301 orang dinyatakan sembuh, 309 orang meninggal, dan lainnya dirawat atau menjalani isolasi mandiri.
Secara terpisah, Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, kluster karyawan bengkel juga mulai terdeteksi di Purwokerto. Dari 24 orang yang menjalani tes usap PCR di salah satu bengkel di Jalan Gerilya, terdapat 21 orang yang positif Covid-19.
Husein meminta masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran meluas. ”Banyumas sekarang masuk zona oranye (risiko sedang). Jumlah kematian akibat Covid-19 tetap terkendali,” ujarnya.