Penularan dalam Keluarga Picu Penambahan Kasus Covid-19 di Klaten
Penambahan kasus Covid-19 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, didominasi penularan di dalam keluarga. Pasien tanpa gejala yang menjalani isolasi mandiri diawasi ketat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KLATEN, KOMPAS — Penularan di lingkungan keluarga menjadi salah satu pemicu peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, beberapa waktu terakhir. Masyarakat diminta terus menaati protokol kesehatan demi menekan perluasan penularan.
Pada Sabtu (5/6/2021), Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Klaten melaporkan penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 107 orang. Dengan penambahan itu, secara kumulatif, kasus positif Covid-19 di daerah tersebut berjumlah 9.157 orang.
Penambahan kasus itu terhitung cukup tinggi. Sebab, dua hari sebelumnya, peningkatan kasus harian hanya berjumlah 25 orang dan 27 orang. Penambahan kasus harian yang tinggi juga sempat terjadi pada Senin (31/5/2021) dengan jumlah 88 orang dan Selasa (1/6/2021) dengan jumlah 84 orang.
”Penambahan kasus ini memang didominasi penularan dalam keluarga. Awalnya dari kegiatan di masyarakat. Lalu, penularan menjadi semakin luas di dalam keluarga,” kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Sekretariat Daerah Klaten, Ronny Roekmito, Minggu (6/6/2021).
Saat ini salah satu daerah yang kondisi penularannya sedang menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Klaten ialah Desa Tijayan, Kecamatan Manisrenggo. Penularan terjadi pada tiga RT di desa tersebut, yakni RT 018, 019, dan 020 di RW 007. Hingga Minggu siang ditemukan 34 kasus positif Covid-19.
Penularan di daerah itu berawal dari salah seorang warga RT 018 yang bepergian ke Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Setelah bepergian, warga itu sakit, tetapi enggan memeriksakan diri ke rumah sakit. Padahal, ia juga menjadi pemimpin shalat Idul Fitri dan mengikuti halalbihalal.
Beberapa waktu setelahnya, sakit yang dialami warga itu kian parah. Ia pun dibawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut. Setelah itu, ia diketahui terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga pemerintah setempat melakukan penelusuran kontak erat.
”Dia (warga) sakit dan tidak tahu bahwa itu Covid-19. Kemudian, dia berinteraksi dengan masyarakat dan menyebar. Ternyata benar Covid-19,” ujar Ronny.
Sebanyak 33 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di desa tersebut menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Sebanyak 33 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di desa tersebut menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Adapun tiga warga lainnya dirawat di rumah sakit akibat penyakit penyerta.
Ketua Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kecamatan Manisrenggo Raharjo Budi Setiyono mengemukakan, penelusuran kontak erat masih berlangsung. Dari kasus awal, terdapat sekitar 100 orang kontak erat. Penambahan kasus masih mungkin terjadi mengingat ada beberapa hasil uji sampel usap yang belum keluar.
”Sebanyak 100 orang itu dari penelusuran di satu kecamatan. Ini karena pasien positif juga berinteraksi dengan warga lainnya. Bahkan, kami juga melakukan tes usap di pasar setempat. Kami tidak ingin kecolongan,” kata Raharjo.
Dia mengatakan, pihaknya sempat menerapkan karantina wilayah akibat meluasnya penularan di tiga RT itu. Karantina wilayah diberlakukan untuk menjamin warga agar benar-benar isolasi mandiri dengan taat. Namun, karantina wilayah hanya berlangsung selama satu pekan sejak 28 Mei 2021.
”Warga sudah taat menjalani isolasi mandiri. Tetapi, kami tetap melakukan pengawasan,” kata Raharjo.
Warga yang menjalani isolasi mandiri dipastikan memperoleh suplai makanan siap santap setiap hari. Tujuannya agar warga tetap berada di rumah dan tidak bepergian. Pemerintah Kecamatan Gantiwarno mendirikan dapur umum guna memenuhi kebutuhan warga.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan Klaten Tri Nyantosani mengemukakan, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 masih mencukupi. Pada Minggu siang keterisian tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19 mencapai 60,4 persen dari 296 unit yang tersedia. Adapun dalam sepekan ini angka keterisian fluktuatif, berkisar 52 persen-64 persen.
Sementara itu, keterisian tempat tidur ruang rawat intensif mencapai 28,95 persen dari 76 unit. Pada Senin keterisian ruang rawat intensif sempat mencapai 72,73 persen. Namun, persentasenya berangsur turun dari hari ke hari.
”Kapasitas tempat tidur rumah sakit relatif aman. Mudah-mudahan semakin melandai penambahan kasusnya,” kata Nyantosani, lewat pesan singkat.