Kluster Pesantren Muncul Lagi di Kuningan, 32 Santri Terpapar
Kluster penyebaran Covid-19 kembali terjadi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kali ini, sebanyak 32 santri pondok pesantren putri di daerah Ciawigebang positif Covid-19.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Kluster penyebaran Covid-19 kembali muncul di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sebanyak 32 santri pondok pesantren putri di daerah Ciawigebang terpapar virus tersebut. Jumlahnya masih bisa bertambah karena pelacakan dan tes masih berlangsung.
Kepala Dinas Kesehatan Kuningan Susi Lusiyanti mengatakan, dari 40 santri yang menjalani tes usap cepat antigen, 32 di antaranya positif Covid-19. ”Setelah tracing (pelacakan), tes swab PCR (metode reaksi berantai polimerase) dilakukan kepada 120 santri kemarin. Hasilnya keluar 1-2 hari lagi,” katanya, di Kuningan, Kamis (3/6/2021).
Temuan penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren itu berawal dari seorang santri yang mengeluh kehilangan penciuman pada akhir pekan lalu. Dari hasil tes usap, santri itu positif Covid-19. Puskesmas setempat pun langsung melacak kontak erat kasus dan menggelar tes usap kepada seluruh santri, lebih dari 120 orang.
Selain itu, Susi mengatakan, pihaknya juga mendirikan pos kesehatan di pesantren untuk memantau perkembangan kasus sekaligus memastikan isolasi berlangsung di sana. Santri yang tertular dipisahkan dengan santri lainnya dan seluruh kegiatan ponpes dihentikan sementara.
”Semuanya stabil. Tidak ada peningkatan suhu dan gejala Covid-19. Lockdown (penguncian wilayah) berjalan, tidak orang ada yang masuk dan keluar pondok,” kata Susi.
Susi belum bisa memastikan sumber penularan di ponpes tersebut. Sebab, sebagian santri telah lama tinggal di pesantren, sedangkan beberapa lainnya baru datang dari daerah, seperti Bekasi, Jakarta, dan Palembang. ”Ini sudah (penyebaran) transmisi lokal,” ucapnya.
Meskipun pembelajaran tatap muka belum dibuka, lanjut Susi, beberapa ponpes di Kuningan telah memulai kegiatan belajar-mengajar. Pihaknya sudah meminta pihak ponpes mewajibkan santri membawa hasil tes negatif Covid-19.
Protokol kesehatan juga harus dijalankan dan orangtua santri tidak berkunjung ke pesantren. ”Pesantren di Ciawigebang ini sudah menerapkan anjuran tersebut,” ujarnya.
Kluster penyebaran Covid-19 di Kuningan bukan kali ini saja terjadi. Pertengahan November 2020, sebanyak 146 santri dan 4 guru di Pondok Pesantren Al-Mutawally terpapar Covid-19. Temuan kluster itu bermula saat Dinkes Kuningan menggelar tes uji cepat sebagai upaya deteksi dini.
Sebelumnya, kluster penyebaran Covid-19 juga ditemukan di Ponpes Husnul Khotimah, September 2020. Sebanyak 550 orang terkonfirmasi positif. Kluster ini merupakan salah satu penyumbang kasus Covid-19 terbesar di Kuningan.
Selain pesantren, kluster penyebaran Covid-19 juga terjadi di Balai Desa Setianegara. Sebanyak 10 aparat desa terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus ini berawal dari seorang aparat yang sakit dan dinyatakan positif Covid-19. ”Ini transmisi lokal. Sumbernya tidak bisa dipastikan karena mereka tidak ke mana-mana (luar kota),” lanjut Susi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Indra Bayu Permana mengatakan, penyemprotan disinfektan telah dilakukan di area Balai Desa Setianegara dan sekitarnya. Balai desa juga ditutup untuk sementara dan aparat yang terkonfirmasi Covid-19 menjalani isolasi mandiri.
Hingga kini, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kuningan mencapai 6.241 orang. Sebanyak 144 orang di antaranya meninggal dan 508 orang masih menjalani isolasi. Bulan lalu, kasus Covid-19 tercatat 5.200 orang. Artinya, dalam sebulan terakhir, terjadi peningkatan 1.041 kasus atau 34 kasus positif setiap harinya.