KKB kembali menebar teror di Kabupaten Puncak, Papua. Kelompok ini menembak mati seorang warga bernama Habel Halenti di Kampung Kibogolome, Distrik Ilaga, Kamis (3/6/2021).
Oleh
Fabio Maria Lopes Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata kembali menebar teror di Kabupaten Puncak, Papua. Kelompok ini menembak mati seorang warga bernama Habel Halenti di Kampung Kibogolome, Distrik Ilaga, Kamis (3/6/2021).
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri saat dikonfirmasi di Jayapura membenarkan informasi tersebut. Kejadian ini bermula ketika korban bersama dua rekannya mengendarai mobil dari Kampung Kibogolome menuju Kampung Eronggobak, Distrik Omukia, untuk membeli ternak babi pada pukul 12.30 WIT.
Dalam perjalanan pulang dari Eronggobak ke Kibogolome, tiba-tiba dua anggota KKB mengadang mobil yang ditumpangi korban. Kedua pelaku menodong korban dengan satu pucuk senjata laras panjang dan satu pucuk senjata laras pendek.
”Salah satu pelaku kemudian menembak Habel di bagian leher hingga meninggal di tempat, sementara kedua rekannya selamat setelah melarikan diri dengan mobil,” tutur Mathius. Dia menambahkan, korban sehari-hari berprofesi sebagai tukang bangunan di Ilaga. Korban berasal dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
Ia menuturkan, tim gabungan TNI dan Polri berhasil mengevakuasi jenazah Habel dari lokasi kejadian ke Puskesmas Ilaga sekitar pukul 14.00 WIT. ”Evakuasi jenazah Habel sempat terkendala karena terjadi kontak tembak di lokasi kejadian selama 15 menit,” ujar Mathius.
Wakil Ketua Eksternal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Amiruddin Al Rahab menyatakan, selain mengejar dan menangkap anggota KKB, diperlukan juga upaya memutus pasokan amunisi dan senjata. ”Ini pekerjaan penting. Senjata tanpa amunisi tak ada gunanya,” katanya.
Ia menegaskan, saat ini perlu dikendalikan peredaran amunisi dan senjata untuk mengurangi kekerasan. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya masalah pelanggaran hak asasi manusia di Papua.
Amiruddin mengungkapkan, KKB mendapatkan senjatanya, antara lain, dari sisa senjata tua peninggalan era Belanda. Selain itu, yang sering terjadi, mereka merampas senjata milik aparat keamanan. Mereka juga mendapatkan senjata di pasar gelap.
”Ini perlu diselidiki mendalam, siapa pihak pemasoknya. Belakangan mencuat ke permukaan, ada oknum yang jual senjata dan amunisi ke kelompok bersenjata,” kata Amiruddin.
Dari catatan Kompas dan data Polda Papua, dari Januari hingga Juni 2021, KKB telah melakukan 21 serangan di Intan Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, dan Puncak. Akibat serangan-serangan itu, sembilan aparat keamanan dan tujuh warga sipil meninggal. Selain itu, 10 aparat keamanan dan dua warga terluka.