Anak-anak Terduga Teroris Akan Diurus Pemkot Makassar
Anak-anak dari para terduga teroris harus mendapat pendidikan yang baik dan program deradikalisasi. Ini untuk menghindarkan mereka digiring dalam ajaran menyimpang disertai dendam dan dimasukkan dalam kelompok radikal.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menyatakan akan mengurus ratusan anak yang orangtuanya menjadi terduga teroris. Mereka akan diberi pendidikan dan sebagian ditampung di rumah ramah anak. Hal ini untuk memastikan kesejahteraan anak tetap terpenuhi sekaligus menjauhkan anak dari potensi terpapar radikalisme.
Hingga saat ini, sebanyak 57 anggota Jemaah Asharut Daulah (JAD) dinyatakan tersangka dan siap menghadapi proses peradilan. Mereka disebut terkait jaringan teroris dan terlibat dalam kasus bom bunuh diri di Katedral Makassar, akhir Maret lalu.
Umumnya, para tersangka teroris itu memiliki anak. Ada yang masih berusia sekolah, ada pula yang masih anak balita. Beberapa tersangka yang ditangkap adalah pasangan suami-istri.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sulsel Komisaris Besar E Zulpan mengatakan, ada dari anak-anak ini yang ibu-bapaknya ditangkap karena terkait terorisme. Polda Sulsel pun menyatakan mendukung langkah Pemkot Makassar yang akan mengurus anak-anak ini.
”Pemkot punya anggaran untuk membantu sekolah. Kalau kami hanya punya TK Bhayangkari. Namun, kami bisa mendampingi untuk program deradikalisasi,” kata Zulpan, Rabu (2/6/2021).
Menurut Zulpan, pendidikan adalah hal yang penting bagi anak-anak ini, terutama terkait program deradikalisasi. Salah satu yang dikhawatirkan adalah jika anak-anak ini tumbuh dalam ajaran yang menyimpang sehingga nantinya mudah dimasukkan dalam kelompok radikal.
”Pelaku bom bunuh diri di Katedral masih muda dan dia melakukan itu karena dendam akibat gurunya tewas di tangan Densus (Detasemen Khusus) 88 saat penggerebekan. Kami khawatir jika anak-anak terduga teroris ini tidak diberi pendidikan yang baik dan program deradikalisasi, mereka nantinya digiring masuk dalam kelompok atau membentuk kelompok baru,” katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto mengatakan, pihaknya siap mengurus anak-anak terduga teroris ini. Pemkot tak hanya akan menyiapkan tempat tinggal, tetapi juga menangani pendidikan mereka.
”Ada ratusan anak yang orangtuanya diamankan Densus dan siap kami rawat. Mereka akan kami urus, kami tampung, dan akan kami sekolahkan. Anak-anak ini adalah korban. Kami akan berusaha membuat mereka menjalani hidup normal dan menanamkan pelajaran toleransi. Mereka adalah tanggung jawab pemerintah,” katanya.
Ramdhan mengakui, kebanyakan pelaku yang terlibat ajaran menyimpang dan intoleran memiliki pendidikan yang rendah. Hal tersebut, ditambah doktrin, ajaran yang dipenggal-penggal, dan dibingkai pemahaman intoleran, membuat mereka melakukan aksi nekat.
Saat ini, Ramdhan menambahkan, pendidikan dan kesadaran tentang toleransi dan keberagaman menjadi program Pemkot Makassar. Hal ini termasuk nantinya untuk pendidikan anak-anak ini.