Sebanyak dua orang yang pernah berkontak erat dengan Bupati Tegal Umi Azizah dinyatakan positif Covid-19. Umi dijadwalkan kembali menjalani tes usap PCR pekan depan untuk mengevaluasi kondisi kesehatannya.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Sebanyak 24 orang yang berkontak erat dengan Bupati Tegal Umi Azizah diminta menjalani tes usap reaksi berantai polimerase (PCR). Dari tes tersebut diketahui, dua orang yang pernah berkontak erat dengan Umi juga dinyatakan positif Covid-19.
Melalui keterangan tertulisnya, Umi menjelaskan bahwa dirinya dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan tes usap PCR yang dijalaninya, Minggu (30/5/2021). Menurut Umi, dirinya sudah merasa tidak enak badan pada Rabu, 26 Mei. Sejak saat itu, ia berinisiatif mengisolasi diri di rumah dinasnya.
Hingga Minggu, Umi merasa kondisinya belum membaik. Ia pun memutuskan untuk menjalani tes usap PCR. Melalui tes tersebut Umi diketahui terpapar Covid-19. Kendati tergolong bergejala ringan, Umi meminta agar dirinya diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeselo untuk mencegah penularan dan supaya dirinya bisa fokus meningkatkan kekebalan tubuh.
”Alhamdulillah, kondisi saya sekarang sudah jauh lebih baik. (Saya) mohon doanya saja,” kata Umi dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/5/2021).
Setelah mendapat informasi bahwa Umi positif Covid-19, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal langsung mendata orang-orang yang berinteraksi dengan Umi dalam beberapa hari terakhir. Dari pendataan itu diketahui, sebanyak 24 orang berkontak erat dengan Umi.
Kontak erat Umi yang terdiri dari ajudan, sopir, dan orang-orang yang tinggal di rumah dinasnya itu akhirnya dites usap pada Senin pagi hingga petang. Sampel usap mereka dikirimkan ke RSUD dr Soeselo untuk diuji.
”Dari sejumlah (sampel) yang dikirim, ada sembilan sampel yang sudah selesai diperiksa. Hasilnya, satu sampel diketahui positif Covid-19 dan satu sampel invalid (tidak sempurna),” kata Direktur RSUD dr Soeselo Guntur M Taqwin, Selasa.
Guntur mengatakan, hasil tes sementara itu sudah dilaporkan ke dinas kesehatan setempat untuk ditindaklanjuti. Adapun sisa sampel yang masih diperiksa akan diketahui hasilnya pada Selasa malam atau Rabu (2/6/2021).
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal sekaligus Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Sarmanah Adi Muraeny menuturkan, pihaknya akan melakukan pengetesan ulang kepada satu orang yang sampelnya dinyatakan tidak sempurna. Adapun pengetesan juga akan dilakukan terhadap orang-orang yang berinteraksi dengan satu orang kontak erat bupati yang dinyatakan positif.
”Sebelumnya, sudah ada satu kontak erat bupati yang positif Covid-19, yakni ajudannya. Ajudan menjalani tes usap PCR bersamaan dengan bupati pada Minggu petang. Hasilnya juga sama-sama keluar Minggu malam,” ucap Sarmanah.
Ia menambahkan, pihaknya belum mengetahui dari mana Umi terpapar Covid-19. Kendati demikian, ia mengakui bahwa aktivitas Umi sebagai bupati tergolong padat.
Hingga Selasa, kondisi Umi terus membaik. Menurut rencana, Umi akan kembali menjalani tes usap PCR sepekan mendatang. Jika sudah dinyatakan negatif Covid-19, Umi akan diizinkan pulang dan beraktivitas seperti semula.
Sementara itu, roda pemerintahan di Kabupaten Tegal tetap berjalan kendati Umi masih diisolasi. Menurut Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie, Umi tetap bekerja secara daring dari kamar isolasi.
”Tugas bupati yang tidak bisa dilakukan secara virtual kami jalankan bersama-sama. Kami berbagi tugas, sebagian dikerjakan Sekretaris Daerah dan sebagian lagi saya kerjakan,” ucap Ardie.
Ardie mengingatkan masyarakat untuk selalu memakai masker, menjaga kebersihan tangan, dan menghindari kerumunan. Sebab, penularan Covid-19 di wilayah Kabupaten Tegal belum terkendali. Bahkan, dalam dua pekan terakhir, tren kasusnya masih tinggi.
Hingga Senin, jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal mencapai 7.006 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 634 merupakan kasus aktif yang terdiri dari 512 isolasi mandiri dan 122 orang dirawat. Kondisi ini membuat Kabupaten Tegal dikategorikan sebagai zona oranye atau daerah dengan risiko penularan sedang.