Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia di Lima Kabupaten di Kalbar Belum Ideal
Cakupan vaksinasi lansia di sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat berjalan lamban. Pemangku kebijakan hendaknya jemput bola untuk menggenjot cakupan vaksinasi karena lansia termasuk yang rentan terpapar Covid-19.
Oleh
Emanuel Edi Saputra
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 bagi warga lansia di lima kabupaten di Kalimantan Barat belum berjalan ideal. Mekanisme "jemput bola" bagi lansia dan edukasi bagi masyarakat harus dilakukan lebih gencar.
Lima daerah itu meliputi Kabupaten Kayong Utara, Sekadau, Kubu Raya, Melawi, dan Kapuas Hulu. Cakupan vaksinasi bagi penduduk lansia di semua daerah itu masih di bawah 1 persen.
Di Kayong Utara, cakupan vaksinasi pertama 0,31 persen dan cakupan vaksinasi kedua 0,20 persen. Sekadau memiliki cakupan vaksinasi pertama 0,32 persen dan vaksinasi kedua 0,26 persen. Sementara di Kubu Raya cakupan vaksinasi pertama 0,63 persen dan vaksinasi kedua 0,39 persen.
Di Kabupaten Melawi vaksinasi pertama 0,71 persen dan vaksinasi kedua 0,50 persen. Adapun di Kabupaten Kapuas Hulu cakupan vaksinasi pertama 0,83 persen dan vaksinasi kedua 0,64 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson, Senin (31/5/2021), mengatakan, lansia adalah kelompok umur paling berisiko. Sekitar 60 persen kasus fatal atau meninggal bila menderita Covid-19 adalah lansia. ”Tidak ada istilah vaksin kurang. Kementerian Kesehatan menjamin ketersediaan vaksin,” kata Harisson.
Per 30 Mei 2021, secara kumulatif terdapat 10.816 kasus konfirmasi Covid-19. Sebanyak 10.004 orang (92,49 persen) di antaranya sembuh dan 94 orang (0,86 persen) meninggal. Kasus aktif tercatat masih 718 orang (6,63 persen). Di Kalbar, sasaran vaksinasi lansia sebanyak 407.885 orang.
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak, Agus Fitriangga menuturkan, ada beberapa penyebab vaksinasi bagi lansia berjalan lambat. Selain terkendala lokasi, masih ada warga lansia dan keluarganya yang takut divaksin.
Untuk itu, dinas kesehatan dan satgas Covid-19 harus jemput bola untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait hal ini. Koordinasi dengan puskesmas dan rumah sakit serta tokoh-tokoh masyarakat dan agama tetap sangat penting untuk mengedukasi masyarakat.
Langkah proaktif itu setidaknya membuahkan hasil di Kota Pontianak. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidig Handanu mengatakan, penambahan satu lokasi sentra pelayanan vaksinasi dimulai pekan ini. Dibantu warga, lokasinya di daerah Jalan Ismail Marzuki.
Dengan layanan tambahan, masyarakat diharapkan lebih mudah mengakses vaksinasi. Dengan tambahan sentra vaksinasi, jumlah layanan itu mencapai 39 sentra dengan target 2.000-3.000 suntikan per hari.
Sementara itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji menyebutkan, minat masyarakat untuk vaksin di Kalbar cukup tinggi. Namun, kabupaten/kota setelah melakukan suntikan pertama biasanya menyimpan sebagian lagi untuk suntikan kedua.
”Harusnya ketika ada vaksin, suntikkan seluruhnya. Nanti, untuk suntikan kedua, provinsi akan meminta lagi stok dari pusat. Dengan demikian, vaksinasi akan lebih cepat,” ujarnya.