Mencegah Penularan Tak Terkendali, Kepri Gunakan Lagi Fasilitas Karantina Terpadu
Pemerintah di Kepulauan Riau kembali menempatkan pasien Covid-19 tanpa gejala di tempat karantina khusus. Karantina mandiri dinilai tidak lagi efektif menekan penularan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Semua kabupaten/kota di Kepulauan Riau kembali menempatkan pasien Covid-19 tanpa gejala di tempat karantina khusus. Karantina mandiri dinilai kurang efektif menekan penularan, mengingat kasus positif terus melonjak tinggi selama beberapa bulan terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mohammad Bisri, Minggu (30/5/2021), mengatakan, penularan Covid-19 di provinsi itu sudah dalam titik yang mengkhawatirkan. Satu minggu terakhir, pasien positif bertambah lebih dari 400 orang per hari. Hingga 29 Mei, jumlah kasus aktif mencapai 2.722 orang.
”Karantina terpadu memang butuh biaya yang tidak sedikit. Namun, para kepala daerah di Kepri sudah sepakat bahwa fasilitas karantina terpadu perlu kembali dihidupkan agar penularan bisa segera dikendalikan,” kata Bisri.
Pada 27 Mei, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kepri, Tjetjep Yudiana, meminta setiap kabupaten/kota segera menyiapkan lokasi karantina terpadu. Fasilitas tersebut sangat dibutuhkan karena tidak semua warga memiliki tempat tinggal yang ideal untuk menjalani karantina mandiri.
”Dalam hal ini, peran ketua RT/RW sangat penting untuk menentukan apakah seorang pasien bisa menjalani karantina mandiri atau harus dibawa ke lokasi karantina terpadu,” ucap Tjetjep.
Sejak 29 Mei, pemerintah daerah di tujuh kabupaten/kota di Kepri telah memindahkan lebih dari 600 pasien tanpa gejala ke lokasi karantina terpadu masing-masing. Khusus di Batam, 232 pasien tanpa gejala telah dipindahkan ke gedung asrama haji yang digunakan sebagai tempat karantina terpadu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, gedung karantina terpadu di asrama haji bisa menampung hingga 800 pasien. ”Selama masih ada ruangan yang tersisa, menurut rencana, semua pasien tanpa gejala (688 orang) di kota ini akan dikarantina di lokasi tersebut,” ujarnya.
Didi menambahkan, saat ini ada 15 petugas kesehatan yang ditugaskan untuk melayani kebutuhan pasien di lokasi tersebut. Selanjutnya, 25 petugas kesehatan tambahan akan menyusul.
Hingga 29 Mei, jumlah kumulatif kasus positif di Kepri mencapai 16.377 orang, 2.722 kasus di antaranya masih aktif. Adapun rasio keterpakaian tempat tidur di 35 rumah sakit rujukan Covid-19 mencapai 36,17 persen atau 492 tempat tidur dari total 1.139 yang tersedia.
Lewat pernyataan tertulis, Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengingatkan pemerintah kabupaten/kota agar mempercepat vaksinasi. Ia menargetkan, minimal 50 persen warga dari total jumlah penduduk atau sekitar 1,1 juta jiwa sudah harus divaksinasi pada akhir Juni. Saat ini, jumlah warga yang telah divaksinasi baru sekitar 140.000 orang.