Lebih Kurang 59.000 Warga Kabupaten Bandung Terdampak Banjir Citarum
Banjir luapan Sungai Citarum kembali melanda sejumlah daerah di Kabupaten Bandung. Lebih dari 8.000 rumah terendam.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Setidaknya 59.000 orang terdampak banjir luapan Sungai Citarum di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/5/2021). Genangan air berangsur surut, tapi warga yang tinggal di sekitar 8.800 rumah itu tetap khawatir ada banjir susulan.
Warga terdampak banjir hingga 1,5 meter itu tinggal di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Margahayu, dan Bojongsoang. Banjir yang membawa sampah plastik dan kayu itu juga menghambat arus lalu lintas di Jalan Raya Dayeuhkolot.
Selama tahun 2021, tiga banjir Citarum melanda sebagian Kabupaten Bandung. Banjir terjadi awal Januari, akhir Maret, dan awal April. Di semua kejadian, ribuan rumah di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang selalu terendam banjir.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Hadi Rahmat menjelaskan, banjir dipicu hujan yang turun di sejumlah wilayah Bandung Raya, Senin malam hingga Selasa dini hari.
”Kami masih berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Bandung untuk evakuasi korban di lokasi banjir. Kami juga berharap masyarakat bekerja sama mengeluarkan sampah yang menyumbat saluran air,” ujarnya.
Agus (28), warga RW 014 Desa Dayeuhkolot, menuturkan, air mulai naik saat hujan deras turun sejak Senin (24/5/2021) pukul 20.00. Khawatir air sungai bakal melimpas, dia bersama istri dan anaknya mengungsi ke lantai dua rumahnya menjelang malam. Selasa sekitar pukul 01.00, banjir sudah mencapai 1,5 meter.
Selasa siang, Agus menuturkan, ketinggian banjir di sekitar rumahnya pun berkurang hingga menjadi 50 sentimeter. ”Tetapi kami tetap khawatir terjadi banjir susulan kalau hujan deras datang lagi,” ujarnya.
Rasito (44), warga RW 014 lainnya, sudah menduga banjir pasti terjadi. Alasannya, hujan di Bandung Raya pada Senin malam itu berlangsung lama.
”Sudah lebih dari 20 tahun saya tinggal di sini. Jadi, kalau sudah ada hujan deras di wilayah hulu, seperti Kota Bandung dan Majalaya, kami selalu bersiap,” ujarnya.