Bertemu Megawati, Ganjar Pranowo Minta Tak Dikaitkan dengan Hal Lain
Ganjar tiba di Jakarta pada Jumat dan kemudian bertemu dengan Megawati untuk menyerahkan lukisan, sedangkan pada Sabtu ada acara PDI-P di Semarang dan Ganjar tidak diundang. Pengamat menilai Ganjar sedang diingatkan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pertemuannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, akhir pekan lalu, untuk halalbihalal sekaligus menyerahkan lukisan. Ia meminta kedatangannya ke Jakarta tidak dikaitkan dengan persoalan lain.
Ganjar tiba di Jakarta pada Jumat (21/5/2021) dan kemudian bertemu dengan Megawati untuk bersilaturahmi serta menyerahkan lukisan. Pada lukisan itu, tampak Presiden kelima Indonesia itu tengah berdiri di belakang anak-anak. Lukisan berjudul ”Ibu Megawati Bersama Anak-Anak Indonesia” itu merupakan karya Djoko Susilo. Di Jakarta, Ganjar juga bersepeda pada Minggu (23/5).
Adapun pada Sabtu (22/5) di Kota Semarang justru digelar pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di kantor Dewan Pimpinan Daerah PDI-P Jateng atau Panti Marhaen, yang dihadiri Ketua DPP PDI-P Puan Maharani. Ganjar tidak diundang pada acara tersebut.
”(Bertemu Megawati) silaturahmi. Halalbihalal. Sama nganterin lukisan tentang keceriaan anak-anak. Bu Mega bilang, ’Saya ingin lihat masa depan anak-anak khususnya perempuan, yang menatap Indonesia, dengan mata berbinar-binar, dengan senyum lebar’. Jadilah lukisan itu. Terus saya antar sekaligus halalbihalal. Ngono thok, rak sah dikaitke karo liyane (Itu saja, tak usah dikaitkan lainnya),” kata Ganjar di Semarang, Senin (24/5/2021).
Pada Senin, dalam beberapa kesempatan, Ganjar enggan mengomentari perihal ia yang tak diundang ke acara PDI-P di Panti Marhaen, juga terkait anggapan dirinya terlalu berambisi maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. ”Aku ki wong Jowo (saya ini orang Jawa). Kader. Oh, tidak (ada acara lain akhir pekan lalu), tidak punya acara,” kata Ganjar.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu sekaligus Ketua DPD PDI-P Jateng Bambang Wuryanto mengatakan, semua kepala daerah di Jateng dari PDI-P diundang kecuali gubernur. Ia juga menuturkan, elektabilitas Ganjar saat ini hanya terdongkrak dari pemberitaan dan media sosial (medsos). (Kompas.id, Minggu 23/5)
Terkait dirinya yang dianggap terlalu aktif bermedia sosial, Ganjar menjawab, ”Saya tuh bermedsos sudah sejak DPR, kok,” tuturnya.
Sebelumnya, saat memberi pengarahan kepada para kader di Panti Marhaen, Sabtu, Puan Maharani mengatakan PDI-P Jateng berkali-kali menjadi penentu kemenangan di pemilihan legislatif (pileg) ataupun Pilpres. Puan kemudian memberi pandangannya terkait sosok, seperti apa yang dibutuhkan ke depan.
”Pemimpin itu, menurut saya, ke depan (yakni) yang memang ada di lapangan, bukan hanya di sosmed (media sosial). Pemimpin yang memang dilihat sama teman-temannya, sama orang-orangnya, yang mendukungnya di lapangan. Medsos dan media perlu, tetapi bukan itu saja, memang nyata kerjanya di lapangan,” ujar Puan.
Sedang diingatkan
Dosen Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang, Cahyo Seftyono, menilai, apa yang terjadi di Semarang, akhir pekan lalu, hanya sinyal dari partai untuk mengingatkan Ganjar tertib di dalam partai. Selama ini, PDI-P adalah partai yang tertib rekomendasi. Pemberian rekomendasi benar-benar berdasarkan hierarki.
”Memang banyak analisis. Pertama, ada upaya untuk menyingkirkan Mas Ganjar dan itu yang paling ramai dipercaya oleh orang-orang. Kedua, ingin menertibkan saja karena bagaimanapun PDI-P identik dengan Bu Mega dan keluarganya. Pengalaman bersama Pak Jokowi ingin diperbaiki karena selama ini seolah-olah melebihi Bu Mega lewat beberapa keputusan strategis,” kata Cahyo.
Pada Pemilihan Kepala Daerah 2020, misalnya, putra dan menantu Jokowi maju padahal PDI-P sendiri memiliki kader. Hal tersebut, kata Cahyo, di luar koridor partai. Untuk itu, hal tersebut coba diperbaiki partai agar tidak terulang.
Cahyo menuturkan, Ganjar Pranowo adalah kader PDI-P yang paling stabil di 3 hingga 5 besar pada sejumlah survei elektabilitas calon presiden 2024. Ia meyakini, setiap partai, termasuk PDI-P ingin calonnya menang pada pilpres. Meski situasi tetap bisa berubah, Ganjar tetap paling berpotensi diusung. Sebab, partai pasti terus memantau survei.
”Dalam perkembangannya memang ada dinamika internal. Namun, saya melihat dari PDI-P sendiri sebenarnya tidak ada masalah. Partai hanya memberi sinyal karena Mas Ganjar terlihat mulai sangat aktif di media sosial sehingga DPD PDI-P Jateng menyentil agak keras. Jadi, sedang diingatkan,” kata Cahyo.